Selasa, 28 Desember 2010

Anyaman Rasa : Demenan Karo Kanjeng Gusti

Ditulis oleh Edi Siswoyo
29 Agustus 2010

Diunggah oleh Adi_ARC


Ooooo...

Surem-surem urem-urem dwiwangkoro kingkin

Lir manguswo kang layoooon..


Rikala, nafas matahari belum mengendus Bumi, Bibirnya masih jauh terbenam diufuk belum sampai mencium dan saling pagut dengan bibir Bumi...Duhh Dunya...Dunya...Tak akan lari Tukang Nasi Uduk dikejar...?

Beeeee....
UpStaku (Update Statusku) pagi ini "Demenan Karo Kanjeng Gusti...a.k.a Pacaran Ma Tuhan..." sepi komen dan jempol dari facebooker, sekliwat, menit yang sama Upsta dari Upstapatih yang lain yang isinya begini "Masih dingin males banget bangunn...coba ada yang nemenin..." facebooker langsung berduyun-duyun njempol dan ngomen penuh dg kata2 birahi...

Nah, beginiloh pada kalian facebooker yang ga' ngerti, apa sih Pacaran Ambek Tuhan.

Kalo sampeyan sayang sama Yang Maha Penyayang, Mestinya sampean menjadi Pelahap, Pembabat, Eksekutor kehendak Tuhan.

Tuhan tidak mungkin langsung nyoh bersedekah untuk sampeyan, kalo sampeyan tidak jadi Manungso (Iman Dumunung Marang Kang Kuoso),.

Kalo sudah jadi manusia Beriman masa sih Tuhan ndak' gubyuk memberi kasih sayang-Nya untuk sampeyan...?

Tuhan mengekspresikan kasih sayang, cinta, welas asih-Nya dengan cara-Nya, Membelai, mengusap, mencium sampeyan dengan cara-Nya.

Maka, dikirimkanlah wakil-Nya untuk sampeyan-sampeyan kabeh, ya Pacar sampeyan itu...Makanya Berdoalah "Ya Allah Kanjeng Gusti kang dumadhi...Semoga Pacarku ini benar-benar yang Kau pilih dan Terbaik untuku..."

Problemnya, sampeyan kebablasan, keasyikan, Ngawiji mencium, mengusap, membelai, wakilnya, akhirnya sampeyan lupa dan lebih sayang ke wakilnya...

Loh iya...kamu jadi males sedekah lagi sama Tuhan, karena pacarmu di dunia keberatan, keberatan kalo kamu beribadah sebelum telpon2an, keberatan kalo kamu punya duit untuk ngamal tapi ga' punya duit pas diajak nonton, atau sampeyannya sendiri yang lebih suka menghabiskan duit dan waktu sampeyan untuk wakilnya (sang pacar).

Akhirnya sampeyan stop sedekah&beribadah, Padahal Tuhan kan Maha Pencemburu juga.

Gak usah kelimpungan nyari argumen, membuka perbendaharaan hadits atau ayat, untuk mendebat saya, karena berani mbacot Tuhan Maha Pencemburu, "Apakah,Sampean Tahu Dosa yang lebih besar ketimbang menyekutukan Tuhan dengan Harta, Uang, Manusia, dll."

Hayoooo...Demenan Karo Kanjeng Gusti

TAFSIR :
Kita harus merasa yakin dan menyerahkan semua kasih sayang dan yang kita sayangi kepada yang tak pernah lelah mengurus, dan memberi kasih sayang.

Ketakutan, kewas-wasan itu ada karena kita tak berkasih penuh dengan Tuhan, ketika anda menyerahkan apapun yang anda kasihi semata-mata untuk Tuhan, maka Tuhan akan otomatis menjaga apapun yang anda kasihi.

“Karena anda meletakan cinta Tuhan di atas apapun, termasuk cinta ke anak-anak, ke pacar, ke orang tua, ke duit, ke mobil, ke apa aja..maka Tuhan akan jaga apapun yang anda cintai, kepada siapapun Tuhan yang anda yakini..."

"karena jika anda yakin hanya ada satu kekuatan yang Maha Dominan, anda tak harus keras berfikir untuk menyewa Bodyguard untuk menjaga apa-apa yang anda cintai dan miliki.”(*)

# Edi Siswoyo tinggal disini : http://www.facebook.com/edi.siswoyo #

Senin, 27 Desember 2010

7 Hari 7 Mimpi_Mimpi VI : Kahyanganku kahyanganmu

Ditulis oleh Edi Siswoyo
28 Desember 2010

Diunggah oleh Edi Siswoyo

Sulaman suka duka
Jika seraya berduka
Apa yang hendak didukakan
Detik-detik kata-kata duka

Hemm…telah usai jalinan
Indah pula menikmati jalinan kasih
Tanpa perjumpaan penuh birahi
Tanpa pertemuan berarti

Tali-temali kesedihanmu
Gilalah hancur…hancurmu..
Pada pemakaman cinta terakhirmu
Kesejatian tak menitisi ruh-mu

Serapah amukmu
Sabar sabah keawang-awang
Mumbul, sundul kahyangan
Kahyangan suci, Kahyanganku kahyanganmu

Kahyanganku, kau wakil Tuhan yang menciumku
Kahyanganmu, kau lupa terlalu lelap birahimu
Sulaman neraka anyaman surga samar
Sulaman duka anyaman suka sama

Kahyangku pada sebuah ranjang
Tempat kita berdua akan mati
Kasih…aku menemuimu
Dalam nyawa, kahyangan keabadian

Kahyanganku kahyanganmu adalah kematian

Minggu, 26 Desember 2010

Balada Wayang Episode 4 : Ponokawan I


Ditulis oleh Edi Siswoyo
25 Desember 2010

Diunggah oleh Edi Siswoyo

"Al-Ardhi Gonjang-Ganjing, As-samawath kelap-kelop...sudah lalu perang berakhir, saudara serumpunkita yang sering iseng...kini iseng mencukur timnas kita 3 : 0 tanpa balas, bukan sekedar skor bal-balan, tapi...?"

Nah, tadinya tadi saya mau nulis tentang hasil pertandingan bal-bal-an antara Indonesia VS Malaysia, saya mau ulas tuntas tadinya, saya mau ungkapkan kekecewaan saya yang menggelora-gelora, mau nulis Jiancukk...,yang puuuaaanjang banget untuk pelempar mercon dan Tukang pencari kodok dengan sinar laser, kalo bisa semua tulisanya akan saya tulis jiancuk...jiancuk...jiancuk, lah wong kecewa plus anyel plus..plus...plus....

Tapi, setelah klepas-klepus sebatang rokok, dan menyeruput habis secangkir kopi, kemarahan dan kekesalan saya pun reda, dan saya urung menulis tentang Timnas kita yang keok.

Lebih baik nulis ini :

***
"Ponokawan"

It's all about Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong.

Bahwasanya kita adalah Petruk, kita adalah Gareng, dan Kita adalah Bagong.

Saat, kita menjadi manusia yang sangat relaks, santai menghadapi semua masalah, mengalir easy going saat itu pula Petruk ada dalam diri kita.

Dan, Gareng itu tak jauh-jauh ya..kita sendiri saat anda mulai menanyakan semuanya, memperkarakan banyak hal, dan tak mau latah dan searus dengan selera manusia kebanyakan, saat itu pula Gareng ada dalam diri kita.

Lalu, Bagong yang kita tau nyatane memang kita sendiri juga, kalau kita selalu membantah, selalu ngeyel, selalu menyangkali semuanya dengan kepolosan dan keluguan, saat itu pula anda sedang kepanjingan/dipencloki Bagong.

Petruk in Al-takkalam'ullughotil Arobiyah-nya is Fatruk yang artinya meninggalkan semuanya, menanggalkan keras kepala, dan ketakaburan, segalanya suk ping ri war ping nan alias mlebu kuping kiwo metu kuping kanan.

Bagong atau Bagho yang artinya demen mengeyel atau membantah, tapi yang harus diinget, Gareng selalu membantah dengan hati, hanya membantah pada sesuatu yang berdasar kebenaran, dengan keluguanya yang spontan, tak pernah Bagong asal membantah.

Gareng atau Ghoiron yang artinya berbeda, tak latah dan mengikuti arus umum, saat semuanya berkata A maka gareng akan berkata B, selalu bertanya, dan melihat semua hal-hal dari sudut pandang yang berbeda, tapi Gareng tak pernah bertanya semata-mata karena kecurigaan, tidak menanyakan sesuatu dengan Negatif thinking, Gareng bertanya dengan keluhuran budi,kesucian dan kebeningan hati, Gareng tak selalu sekedar menertawakan sesuatu, tanpa pertimbangan yang matang.

Sekali waktu Mas Awik Suharyanto teman SMA saya, pernah protes karena saya menuliskan Ponokawan, bukan Punokawan, ini yang saya sebut disalah kaprahkan Pono artinya menerangi/memahami, kawan ya kawan, ya kanca, ya rencang, Ponokawan artinya menerangi/memahami kita sebagai majikan.

Makanya jangan kaget, jika panjenengan kadang ke-Petrukan-, Ke-Gareng-epanjinganan, atau Ke-Bagong-an, saya fikir itu lebih baik daripada KeGayus-Gayusan .

Kita bukan sedang kepanjingan Ponokawan atau sedang dititisi Ponokawan, tapi memang naluri alamiah kejiwaan kita harus memilih untuk mendominankan Bagong, atau Petruk, atau Gareng, dalam keseharian kita, sedangkan Semar menjadi moderator atau remnya.

Memunculkan Bagong saat harus menjadi aktifis HAM, atau menjadi intelektual yang nyebelin, nganyeli seperti Gareng.

Atawa, memumbulkan/menonjolkan Petruk maka kamu akan jadi asosialis, Sabodo teuing, yang selalu gitu aja kok repot...

Moderasikan dirimu dengan Semar, Campurkan ramuan Pekerti Gareng, Petruk, dan Bagong dalam Gelas Semar, Semar filter moderasi munculnya sisi Ponokawan dalam dirimu...

Jadi, Semarkan dirimu...(*)

#Selamat malam, Dalang kenthir Edi Siswoyo tinggal di http://www.facebook.com/edi.siswoyo #

Jumat, 24 Desember 2010

7 Hari 7 Mimpi_Mimpi V : Ar-Rahmaan-ku

Ditulis oleh Edi Siswoyo
25 Desember 2010

Diunggah oleh Edi Siswoyo

Dentang-dentang genta katedral
Ruhnya menggaung, pelan mengalir didanau hatiku
Menyelam kedalamanya, menyelamatkan kealpa'anya
Ar-Rahmaan-ku, ciumlah aku

Mutiara firman-Mu nan suci tiada tara
Mengucur memenuhi pialaku nan kotor
Cawan-cawan tersenyum dahagaku pun hilang
Ar-Rahmaan-ku, Basuhlah aku

Aku selalu salah Tuhan menerka kasih-Mu
Menangkap semua belas kasih-Mu dengan kata,Kurang...
Mengambil semua nikmat yang besar
Sedangkan kasih yang benar-benar besar lupa kusyukuri

Ar-Rahmaan-ku,ampunilah aku

Kini didepan altar sederhana-Mu
Kusembahkan semua kerapuhanku
Kau nan suci, Nabimu nan kudus
Ar-Rahmaan-ku, Sucikanlah aku

Yaa Rahmaanku, oborku telah mati
Kini biarkanlah jejak kami membara
Mata hati kami buta
Ar-Rahmaan-ku, bimbinglah aku

***

Balada Wayang Ponokawan_Episode 3 : Naturalisasi Menjelang Perang Baratayudha


Ditulis oleh Edi Siswoyo
24 Desember 2010

Diunggah oleh Edi Siswoyo


Melongok keberhasilan Negeri jejiran/tetangga N.K.R.I yang menaturalisasikan beberapa pemain londo kedalam Skuad Garuda Merah Putih, dan akhirnya bisa mengganyang Negeri Jiran Malaysia dengan Skor telak 5 - 1, Menghantam Laos dengan skor telak pula 6 - 0, menghentikan langkah musuh bebuyutan thailand dengan skor tipis 1 - 0, dan dengan agregat 2 - 0 memupus harapan philipina untuk maju ke semifinal.

Euphorianya kemenangan timnas merah putih benar-benar sampai ke Negeri Astina, setelah selama beberapa tahun terakhir tim sepak bola NKRI miskin prestasi dan selalu saja kandas kalo ketemu thailand, mendadak setelah kemenangan demi kemenangan kemarin,emblem-emblem yang berbau timnas laku dan laris manis, Pak soleh yang biasa berjualan macam-macam merchandise timnas untung besar, dan tukang sablon kebanjiran order kaus timnas.

Sekurang-kurangnya tukang becak, kuli bangunan, anak-anak menteri sampai anak tukang parkir memakai kaus timnas, dari selebritis sampai cerpenis kena demam timnas, kang Asep yang selama ini selalu bilang goblok pada setiap pelatih timnas dan selalu habis-habisan, bukan mendukung tapi mencemooh timnas pun sekarang tak malu lagi memakai kaus timnas merah putih, kalo dulu ada pemain timnas yang ia cuekin pas mau beli rokok diwarungnya sekarang di warungnya malah dipajang poster timnas yang lagi pada nyengir dan dibawahnya ditulisi "untuk pemain timnas beli apapun disini GRATIS".

Ternyata dengan sepakbola, Nasionalisme bisa diukur dan sepakbola menjadi semacam ramuan/pupuk untuk rasa Nasionaisme yang selama ini semakin layu, karena para pemimpin yang bisanya cuman bikin patah hati, mempertandus tanah/lahan Nasionalisme dengan kelakuan homo, culas, dan curangnya,pertanyaan saya Gayus yang tidak punya perasaan terhadap Bangsa dan Negara ndukung timnas ndak ya...?

***
Dikampung Mugomakmur

Kampung tempat bercokolnya Lurah Petruk, terpaksa mengadakan Kenduri dadakan, ya namanya dadakan akhirnya tak ada tumpeng lengkap lauk pauknya,ya...jelasnya minim makananlah tak seperti lazimnya kenduri, cuma ada beberapa piring rempeyek dan gandasturi yang gosip-gosipnya akan segera dipatenkan.

Setelah para hadirin semua berkumpul petruk memulai ceramahnya, petruk yang nampakya ikut merasakan euphoria kemenangan Timnas Indonesia dari tadi tak berhenti cengengesan, maklum petruk mengidolakan bintang baru timnas yang agak mirip-mirip saudaranya gareng oktavianus maniani/Okto maniani.

"Sedulur-sedulur kabeh...saya mewakili staff pemerintahan dukuh mugomakmur mengucapkan selamat untuk Timnas Indoneia yang masuk babak final..."ujar petruk sambil cengar-cengir.

"Ko gak cium tangan truk...kaya ketua PSSI Nurdin Halid yang langsung nyosor tangan presiden...pas nonton bareng" sela gareng.

"Petruk sudah membaca situasi pasti ceramahnya akan banjir interupsi dari hadirin, terutama dari sodaranya Gareng, pasti itu...pasti..."ucap petruk dalam hati sembari mentelengi gareng yang pringas-pringis.

"Ko menteleng om petruk...lah iya toh...mosok Negeri yang katanya berasaskan demokrasi kapitalis mengenal budaya cium tangan...kan budaya cium tangan utawi nyenyembah umumnya berasal dan ada di Negeri yang berasaskan Monarki/kerajaan... ko Presiden Republik masih mau disembah... padahal dia lagi getol-getolnya mencoba melarang satu asas yang dianggap berlawanan dengan Jakarta yang demokratis..."sela salah seorang hadirin yang duduk paling ujung, yang belakangan diketahui penjual koran yang setiap hari update masalah pemerintahan NKRA Negeri Kerajaan Republik Astina dan Negeri sebelah.

"Pasti...pasti...sampeyan lagi..sampeyan lagi..lurahnya siapa sih ko yang ceramah jadi sampeyan..."Ucap petruk setengah menghardik.

Penjual koran ini memang dikenal paling kritis, disetiap acara kenduri dia yang sering membuat petruk kesel karena selalu lebih pinter.

Hadirin akhirnya khidmat lagi mendengarkan ceramah petruk, sementara gareng menutup mulutnya menahan tawa, gareng selalu merasa terhibur kalau saudaranya sudah marah-marah.

"Beginiloh sedulur-sedulur sedoyo...melihat Negeri sebelah yang sukses masuk final Piala AFF2010 karena menaturalisasi beberapa pemain londo, rencananya saya mau usul ke Ndoro Yudhistira, Bhima, dan Arjuna untuk menaturalisasi beberapa pendekar linuwih untuk menjaga lini depan supaya bisa tampil menyerang pada saat palagan baratayudha nanti...sedulur yang punya usul kira-kira siapa saja pendekar...yang pas pantes untuk dinaturalisasi menambah kekuatan Skuad Pandawa, nanti akan saya catet dan saya usulkan ke Ndoro saya..."papar petruk

Hanya ada beberapa hadirin yang bertepuk tangan, mendengar kelanjutan pidato petruk yang sudah rada berapi-api, meski Petruk bukan tak mendapat gelar Macan Podium kaya Bung karno, tapi petruk kalo udah dipanas-panasi ikut panas juga.

"Saya usul Jaka sembung, dan Jaka Gledek..."sela seorang hadirin yang datang rada telat seraya mengacungkan jarinya.

"Gong...tulis..."suruh petruk pada bagong yang kala itu diberi tugas untuk menotulenkan hasil Kenduri.

"Anu Pak Lurah Si pitung ame si jiih, terus Si Jampang, Si Gobang...siape lagi ya..udah entu aje"sambung Tukang kerak telor yang kebetulan lagi keliling jualan dan ikut kenduri.

"Panji Tengkorak, Si Buta dari gua Hantu, Wiro Sableng bagus tuh...satu lagi Prabu Angling Dharma..."tambah seorang pemuda yang perawakanya mirip aktor Vino G. Bastian, anak dari Novelis terkenal Bastian Tito pereka tokoh pendekar kapak maut 212 Wiro Sableng yang diusulkanya.

Sementara Bagong sibuk nulis hasil aanwijzing rapat.

"Yang ini ga usah ditulis...gong..."cegah petruk melihat tukang koran yang sedari tadi ngacung-ngacung tapi tak diberi kesempatan oleh petruk untuk bicara, takut dibilang tidak demokratis akhirnya petruk memonggohkan Si Tukang koran untuk bicara.

"Naturalisasi itu gampang...gak repot...tapi yang bikin repot adalah apa kita akan tetap merasa bangga sebagai warga negara, kalau-kalau kita menang dan lagu kebangsaan berkumandang mereka tidak bisa ikut menyanyikan lagu kebangsaan negaranya yang baru...itu kalo menang kalo kalah tambah malu, udah banyak naturalisasi ko masih kalah...?apa iya kita akan tetap bangga sementara potensi - potensi besar negeri sendiri tidak dapat dibaca, diambil, dan dimanfaatkan, hanya sebagai penonton dan bermain dilapangan dipojok dusun...semakin banyak naturalisasi maka akan semakin banyak manusia & potensi besar lokal yang sulit ikut sumbang sih...urun pakaryo untuk negara, dan meregenerasi atlit-atlit/pendekar-pendekar yang sudah hampir pensiun"tungkas tukang koran yang tampak depanya mirip mantan Presiden RI Bapak Ceplas-Ceplos Nasional "Gus Dur".

"Satu lagi saya mau usul Mbok Tuyul saja...yang dinaturalisasi...karena cuma dia yang saya fikir sudah memenuhi syarat-syarat perundang-undangan pantas untuk dinaturalisasi..karena sebelum Pak lurah lahir dia sudah ada di Astina datang dari Negeri sebelah...Pasti mereka tau seluk beluk Astina, watak, dan kelemahan kurawa karena mereka sering operasi di kawasan kerajaan Astina...gitu aja kok repot....!!!"tukang koran yang sekarang benar-benar mirip Alm. KH Abdulrahman Wahid dengan menambahkan celotehan khas Gus Dur mengakhiri pembicaraanya.

Petruk yang sudah kadung nafsu, hampir saja mengacak-acak piring-piring rempeyek dan gandas turi yang ada didepannya, saat di bangkit dan kakinya jelalatan, tak tertahankan emosinya.

Gareng terkekeh-kekeh melihat hiburan gratis dari saudarnya.

"Sabar truk...sabar..." ucap gareng sambil nggandili pundak dan tangan petruk yang mencoba meraih bakiaknya.

Kemarahan petruk tak reda sampai sesorot sinar kekuningan mak jleg...murub berpendar dibadan si tukang koran, dan asap putih mengepul memenuhi tubuhnya pula.

Para Hadirin, petruk, bagong dan gareng kaget bukan main eh...kepalang.

Setelah kukus-kukus (asap-asap) yang rada pekat mirip wedus gembel itu sirna terbawa angin, barulah nampak sosok...wujud asli si tukang koran yang ternyata adalah Romo mereka sendiri Romo Semar Badranaya, ya Astrajingga, ya Sang Hyang Wenang...

Hadirin kabur porak poranda, tapi ada juga yang iseng sambil meraih piring -piring rempeyek dan gandasturi, ada yang dimasukan ke peci, ke sarung, ada juga yang membawa sekalian Sak piring-piringe.

Petruk memahami keadaan itu karena petruk tau istri mereka pasti bakal ngambek kalo tau suami mereka pulang dengan tangan kosong selepas kenduri.

"Sekian lanjut tidur lagi...Selamat berlibur sedulur-sedulur kabeh..."

Rabu, 22 Desember 2010

Balada Wayang Ponokawan_Episode 2 : Heboh.... SengkuniLeaks

Ditulis oleh Edi Siswoyo
22 Desember 2010

Diunggah oleh adi_arc


N.K.R.A (Negera Kerajaan Republik Astina), kali ini benar-benar dibikin heboh seheboh-hebohnya...Bagaimana tidak setelah mas-mas tukang becak, abang supir, yang suka nongkrong di warkop dipojok terminal sono heboh ngomongin situs yang nama depanya percis kaya situs WikiPedia punya Kang Jimmy Wales, Ya situs yang bikin porak-poranda rahasia Negara adik kuasa itu WikiLeaks namanya.

Konon data kabel, memo-memo penting antar pemimpin dunia,& dokumen-dokumen rahasia dibuka mlongo bisa dinikmati khalayak secara bebas. Sekarang keadian serupa juga menimpa Negara Ngastina Pura, situs serupa dengan dua wiki diatas, tapi yang ini namanya selebaran SengkuniLeaks, juga benar-benar membuat Prabu Duryudana kebakaran bulu-bulunya, karenya banyak sekali borok-borok kurawa yang diungkap di situs itu.

Kalau si Julian Assange yang empunya WikiLeaks susah banget dicari keberadaan tepatnya, kali ini kurawa cs tidak terlalu sulit untuk mencokok siapa duratmaka dibalik situs meresahkan itu, tak lain dan tak bukan adalah Pakleknya sendiri adik dari Ibunda Gendari yaitu Patih Sengkuni atau Tri Gantalpatih, ya...Gandalaputra, ya...Suwalaputra (Anak'e Prabu Suwala)

Bagong yang kebetulan lagi Reresik halaman nyeletuk..."Setahu saya Gusti Gandalaputra itu jangankan bikin situs nyeleneh di internet lah wong mau sms aja masih bingung...kalo laptop ga punya...tapi kalo kipas punya dia..ya buat ngipas-ngipasi suasana hatinya sampeyan biar mungsuhi pandawa dan gak konsen mikirin Negeri..."Sambil nyengkiwing pengki dan sapu lidinya Bagong ngeluyur.

***
Masih di kedai kopi di Terminal Kampung Jenggotan

Berita hebohnya SengkuniLeaks walau cuma lewat selebaran-selebaran daun pisang dan daun lontar yang ditebarkan dijalan-jalan raya Kampung Jenggotan, jadi goro-goro, Bahkan akun Twitter Petruk kebanjiran pertanyaan menyoal SengkuniLeaks yang turut gumbruh membawa nama Romo Semar seputar keturut campuranya dengan masalah pandawa crew, padahal para ksatria pandawa memang selalu membutuhkan campur tangan Semar untuk menghadapi masalahnya.

Wal hasil...sekarang bukan hanya dikedai kopi di pojok terminal kampung jenggotan, disawah, dirumah sakit, di instansi pemerintahan N.K.R.A, semua ngomongin SengkuniLeaks.

***
Petruk merasa turut bertanggung jawab karena nama ponokawan ikut pula dibawa-bawa pada selebaran terakhir yang petruk temukan di warung sembako pas lagi mau beli terasi, padahal mereka (ponokawan) hanya seorang abdi yang terus mengabdi dan memahami ndoro-nya

"Malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih..." Sudah bersusah payah seluruh kekuatan intelijen Astina atau biasa disebut C.I.A (Central Intelegent Astina) tetap saja mereka belum bisa menemukan tempat nyumpelnya Patih sengkuni, "Truk mungkin gak yah Si Gandamana eh..Si Gandalaputra itu bersembunyi di negara tetangga kita yang baru..."?tanya gareng

"Ke nyaygyakarto maksudmu reng...tidak mungkin aku tau semua seluk beluk daerah situ...aku sosok sejati yang mbaurekso Ngworo kepada masyarakat situ sebelum gunung merapi meletus...aku kenal banget ama sultanya yang sekarang lagi di tambahin susahnya oleh jakarta karena monarkinya" sangkal petruk.

"Pede banget toh koe truk...disitu tuh yang maburekso jenenge Nyai Petruk, ya Mbah Petruk, dan Den Mas Anwar, anak dari Pangeran Samber Nyawa penguasa Gunung Lawu, bukan petruk koe..."Gareng membantah.

"Emang sing irunge lancip dowo koe tok...pemimpin sekarang juga hidungnya lancip tapi sayang hidung mereka tak peka terhadap penderitaan, mereka hanya peka pada duittt...duiiittt...dan duiitt..."tambah gareng.

Sedang seru-serunya berbantah-bantahan, seperti mendapat wangsit sabdo palon, Gareng&Petruk melihat anak muda dengan karung buluk dan gancu, pawakanya agak pendek dan hitam, gemuk perutnya monyong kedepan mirip seperti Bagong kalau saja badanya putihan,dia memunguti semua selebaran SengkuniLeaks yang berserakan dijalan.

***
Si pemuda itu mengaku bahwa dirinyalah penyebar selebaran SengkuniLeaks, makanya dia berkewajiban membereskan semua yang sudah dilakukan, menata kembali apa yang sudah ia kacaukan.

Setelah Ngapuro dengan petruk dan gareng pemuda yang belakangan diketahui bernama Edi Siswoyo itu akhirnya menjelaskan bahwa dirinya tak sengaja mempublikaskan SengkuniLeaks lebih awal (Cikal bakal WikiLeaks versi Astina), pemuda itu adalah salah satu pemuda yang mencintai budaya daerah, terutama cerita wayang, dan semacamnya, Nah... kebetulan Pemuda yang tampangnya mirip Bagong punya Buku lengkap Ceritera Mahabarata karangan R.A Kosasih.

"Malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih..." sedang asyik-asyik mempelajari Bukunya, pacarnya datang kerumah dia merasa cemburu karena cintanya jadi nomor dua setelah Buku Mahabarata itu, akhirnya Buku itu dilepaskan satu persatu dari halamanya dan ia tebar-tebarkan dijalan, sialnya pada setiap lembar buku itu sudah ditulis dan disetempel muka Patih Sengkuni dan Nama SengkuniLeaks.

Kemudian ia pun menjelaskan kenapa dia memilih nama Patih Sengkuni, dia beralasan kalau tokoh sengkuni adalah tokoh wayang yang paling ngenek-ngeneki, mukanya aja cengengesan, satu lagi dia tak kehabisan akal untuk berbuat curang, bahkan Gelar Patihnya saja dia dapatkan dengan curang.

***
Kisahnya begini, Kala itu Astina sedang menginvasi kerajaan Raksasa Pringgandani dipimpin oleh Patih Gandamana Pemilik Aji Blabak Pangantolan dan Bandung Bondowoso, Pada perang itu Patih Gandamana terjebak, terperosok kedalam luweng (sumur buatan), bukanya ditulung malah diurug sekalian oleh sengkuni, akhirnya sengkuni pulang ke Astina dan melapor bahwa Patih Gandamana sudah mati, dan akhirnya dia diangkat jadi penggantinya,"keren ga oomm..." penutup penjelasan pemuda itu.

Daripada memaka gambar yang lain kita harus berpura-pura, kita ogah memakai gambar patih sengkuni karena kelicikan dan kecuranganya, lebih baik pakai gabar sengkuni tapi perbuatanya tulus seperti prabu arjuna, dibanding memakai gambar prabu arjuna tetapi perilakunya seperti sengkuni, ya toh omm....?, tapi gareng dan petruk tak bergeming, sudah kadung kesel kayanya.

Gareng dan Petruk saling lirik, kemudian gareng nyengkiwing tangan kanan pemuda itu, dan petruk tangan kirinya, untuk dihadapkan dengan Romo Semar, karena mereka menganggap Pemuda ini terlalu banyak omong dan tahu masalah jeroan Negara Adi kuasa NKRA/Negara Kerajaan Republik Astina, yang sebenarnya belum pernah ia lihat, tapi melalui Buku ia melihat setiap ruangnya, dan kisah - kisah Ndoro-ndoro mereka yang sendiri saja belum tahu.

Alih-alih mengamuk atau meronta-ronta, Pemuda ini malah mengambil posisi kaki sila melayang dan telapak tanganya dirapatkan membentuk tumpeng didepan dadanya, sedang tangan gareng dan Petruk jadi tumpuanya.

Walaupun tambah berat, akhirnya gareng dan petruk tau kalo ternyata pemuda ini ahli bertapa.

Senin, 20 Desember 2010

7 Hari 7 Mimpi_Mimpi IV : Perang besar

Padahal aku hanya ingin mengira-ngira
Kira -kira kera-kera itu kapan mati
Kira-kira kera-kera itu kapan pergi
Kali ini kita kira kera itu engkau, dia dan kita

Tapi kera itu dia…dia..dia…kata si afghan
Tapi kera itu siapa kau..kau..kau…
Engkau ahli puasa senen kemis & ahli tapa brata
Sedang daku ahli berserapah jiaaancuukk…

Masihkah tuan ingat saat langit hitam
Lalu tuan mengajariku cara berperang dan menangis
Bagaimana cara menghunus dan menracabala panahku
Atau saat kau bodohi kami, bahwa kami semua akan mati

Setetes kesumat, sepercik dendam, dan seriak ombak alasan
Mengantarkan guruku yang bujang ke pintu neraka
Wahai Maharesi putrasatria, masih menetes darahmu
Kuusap kau bagai mawar yang tak urung menguncup

Sesaat menjelang sandyakalamu
Bantalmu tak berenda emas, tilammu tak dipintal sutra
Bahwa kesatria hanya akan mati secara kesatria
Bukan sebagai Mahaguru, Maharesi, atau putra raja

Kira-kira, kera-kera, kekasih dan para kesatria
Akan mengitarimu, menyaksikan nafasmu terlepas bersama senyumu
Kami yang bodoh telah berhasil kau ajari cara untuk berperang dan menangis
Kami yang sekarang pintar memerangimu dan menangisimu

Perang besar, untuk jiwamu yang besar
Kini tinggal cangkang jasadmu
Tuntas pedang kami menghunus
Tatas panah kami menracabala tubuhmu
Kini banjir darahmu, bercampur dengan banjir airmataku

Pada Perang besar, pada jiwamu yang besar, aku berkaca

Rabu, 15 Desember 2010

7 Hari 7 Mimpi III : Syuro, hatiku pada Surau-Mu

Ditulis oleh Edi Siswoyo
Diunggah oleh Edi Siswoyo


Syuro, hatiku pada Surau-Mu


Malam tanggal satu syuro
Malam, tanggalkan taring kesombonganmu
Malam, tanggalkan jubah keangkuhanmu
Malam, tinggalkan tanggal tanggalkaaaann…kebodohanmu

Kau nan takkabur terkabur bak kapur-kapur
Sabdamu mengembara, ealah…mengelepar-gelepar
Hari-hari bisu, lalu rindang pujianmu mengawang
Lalu, kekagumanmu pada-Nya tak dapat kau elah-elahkan

Mari kita berkilah
Untuk hijriyah lalu, yang sudah jadi kemarin
Untuk kesedihan lalu, yang sudah jadi air mata kemarin
Mari kita berkilah, mengilah-ilah matinya pekertimu

Malam satu syuro, pada selincak sesaji
Aku bersaksi demi syahadat mulia pada Ahmad dan Gusti Allah
Setumpung keyakinan kami, aku menyembah pada kemuliaan-Mu
Sedang Kau berada di hati kami, menjadi satu dzikir dan satu-Mu

Kekasih…Bila Kau akan mengakhiri ucapanku
Bukalah mata makrifat dan tutuplah mata nyalang ini
Kau…Yang Hayat guna-gunalah kesepi senyapanan kalbu
Karena, nyanyi-Mu yang tanpa suaralah yang mengusir sedihku

Telah selesai ku ikuti hati yang sebatang kara
Telah kuantar pulang jiwa yang mengembara
Telah kubujuk nahkoda, untuk menyucikan halauan gelapnya
Telah kuisi mangkuk si pengemis dengan anggur-Mu, untuk penawar kelaparanya

Kini seonggok hati, sebongkah jiwa
Telah menempuh jalanya sendiri
Kini nahkoda yang bingung, dan pengemis yang lapar
Telah mengembangkan layar dan senyum tak sepi

Aku…aku…memilih jalan ku sendiri
Menyusuri...Syuro, hatiku pada Surau-Mu
Bersama parau suaraku…
Walau…walau…syuro parau suaraku, surau-Mu sepi…

Sabtu, 11 Desember 2010

7 Hari 7 Mimpi_Mimpi II : Dzikir Cinta untuk-Mu

Ditulis oleh Edi Siswoyo
Diunggah oleh Edi Siswoyo

Laailla haillah, Dzikir Cinta Untuk-Mu
Dzikir rindu, penyingkir nafsu
Sembahyang cinta, pengikis angkara
Tahajud raga, cipta, rasa, jiwa dan raga

Semesta isi bumi bergerak mengarak-arak
Meminum arak pada dusta, nista kelalaianmu
Sap satu dua tiga langit membuka bak menyibak
Tersibak menyimak manusia-manusia dan rindumu

Agama dilukis, dinyanyikan, ditarikan, jadi pupuk iman
Imanlah penghalau si tuli dari ketulianya akan Tuhan
Imanlah penarik lidah si bisu dari kebisuanya akan Asma-Nya
Imanlah lentera si buta menerangkan kebutaanya akan Tuhan

Rekadaya dunia menipu indra
Rindu-rindu kecil akan nafsu
Menjadi bencana besar pada dirimu dan dunia
Jatuh korban beribu nyawa menamparmu

Jika suatu saat kau faham sampaikanlah ini
Tuhan hanya menyatu pada jiwa yang memberontak dengan tanda tanya besarnya
Jiwa yang sombong, tak akan mencicipi nikmatnya Manunggaling Kawulo Gusti
Sukma yang angkara, tak akan mengerti tertib dalam kerajaan-Nya

Sembah Cipta, sembah rasa, sembah jiwa dan sembah raga
Sembadah Tuhan, sembah sembahyang cinta dan dzikir rindu
Tabah menambah, menimba, hamba buruk dimata-Mu
Ilmu Cipta, ilmu rasa, ilmu jiwa, dan ilmu raga

Laa illahaillah, Dzikir Cintaku untuk-Mu

Jumat, 10 Desember 2010

Ni Kembang Mayang

Ni kembang mayang kinocap, tresno hanyacap jiwo
Woh-wohane roso, owah-owahaneng manungso
Duk gumluduk neng dodo-mu dodo-ku kangen-mu
Dek gumledek neng wantorone ati-ku

Ni kembang mayang
Janji neng pundhakmu, tansah tumungkulo janjimu
Jan...nadyan pundhakmu mumbul-mumbul sasongaran
Tansah ngaran arang-arang, moro marang atimu
Sasongaranmu ming gang gung sak paran-paran

Lir kadyo punika kang mas
Mas-masane, sak anane, sak remuke
Lir kumoyo gemuyumu tumrapmu nekomu angas neng kang mas
Nekah tumekah tekomu sak remuke

Surak tumabrak mawurahan
Elalah..tekomu tan kawoco netro
Aku nunut nut wurimu, nedhak nindhak ngaten
Roncengke loroku kang rincing ringsik pangrungon

Mboten enten pamanggih kang tinumpas runtiku
Nadyan aku wis ngocap sejatiku, atiku tan nrimo
Sun pamit mowo loroku, sun indhit tan tangismu
Kilo mangolo cokro, samudroriwih lir koyo remukeng atiku

Munggal malang sliramu Ni kembang mayang
Lir sari katresnanku tan moh cumekel astaneng atimu
Katresnanku sedo ningglang gumuruh samudro
Mukso tan mekso, dep kasidep lir halimuneng ombak kang tinumbak

Ni Kembang Mayang, jingglang wulan iku sinoroteng netramu
Mripih mawurahke bet runtiku iku sumilireng bayumu
Tumindhaku midak-midak kanthi jejeg iku tapakeng sitimu
Woohh..ejowantahke, aku tan biso urip tanpo sedyamu

CINTA DUNIA MAYA (Katresnan Tanpo Tondho)

Sliromu tansah narendro nadian kalingan petheng
Tan wusing wujud lan pengadegmu, tansah tak mat-mat'ke
Wingit kathonmu, tanpo doyo sajroning wingit'e
Rum wangi tumapasmu, tiwikromo petheng...

Ampuro, sliromu tansah maparaken luh samar-samar kersomu
Duuu...Kawulo tan saparing ngratrining wingitmu
Ngawutake netro pethengmu, tan nyingkur nadian mung go'awake dewek
Wujudmu petheng dedhet, lir koyo to samar'e pemujimu

Dumadhineng athi-mu, nonggak tinunggak
Kalyan, Ginambar sak jroning pangimpenku
Mih tak buka, aku sing tansah tan ngoco neng petheng-mu
Mih tak tutup, sak lawas'e tresnomu tansah nyoto

Ujar-ujarmu sang soyo wingit, sunika tansah tumapas sumbarmu
Narendradimu...Diageng, lan wicaksonomu tan kawoco sonsong pakertimu
Neng sliromu sak kliwatan netro, rekodoyo jiwo, kalingan waspo lan wektu
Lir purasun samudraning tresnomu, podo tibo, tinibho waspomu

Tresno samar'eng dunyo, katresnan tanpo tondho
Tresno tan cindero, tresno rekodoyo indriyo, mung roso
Tresno samar'eng dunyo, wuyung, gumuyung samar
Guyu'mu, lahak hak-hak'eng samar, anget, angetabing samar

Kalian wuyung kang tumrap alungguh sajroning wengi
Kalian wuyung kang samar, sasongaran kalingan kelir'eng wengiku lan wengimu
Sliromu tansah dadi pangewoewane loroku
Sliromu kang nggregethi nadian ngalingi pangrungonku

Tan netro bathinmu lan tan krungu rosomu
Nadian tresno iki mang mangun tah risik samar'eng dunyo
Nadian wuyung iki lir gunung hanyacap acapmu
Neng maksih tumrap gumludhug katresnanku jroning jiwo

Tresno samar'eng dunyo, katresnan tanpo tondho
Tresno tan cindero, tresno rekodoyo indriyo, mung roso
Tresno samar'eng dunyo, wuyung, gumuyung samarmu
Guyu'mu, lahak hak-hak'eng samar, anget, rumangkul samarmu

Byar padhang ayuneng kalbumu, jroning layang, jroning ujar, lan jroning ati-mu...
Wenten gumludhug nyacap samarmu, wenten pamuji pangusaping samarmu
Tresno samar'eng dunyo, tresno tanpo tondo
Tresno tan cindero, tresno rekodoyo indriyo, mung roso

Mahas padhang yingglang tresnomu diajengku
Udan iki sakliwatan diajeng, tan benthen wangwungmu lan wangwungku
Ureg mangreg iki saklebatan diajeng, tan benthen sinareng bintangmu lan kuminthang-ku
Neng sak kilan adohmu, aku wenten ati-mu, sliramu wenten atiku

Tresno samar'eng dunyo, katresnan tanpo tondho

Senin, 06 Desember 2010

Menjelang sore di Istora


Beribu lilin menyala...
Menjelang sore di Istora

Di selasar istora
Dua mata kami saling memandang
Pada engkau rintik hujan nan membercak di kursi berkode 45
Enggan jatuh, seperti tak puas walau sudah membasuh basahkanya

Diselasar istora, dua lapan november noceng
Berpuluh ribu lilin menyala dari pagi hingga siang
Diantara hujan deras, kilat menjilat, dan kumitir angin
Berpuluh ribu lilin harapan terus menyala

Berharap setelah hujan reda
Berdoa sabar tak reda
Berpasrah pada undian nasib lalu menggantung kaitkan harapan yang seupil
Pada secarik kertas ujian tertulis calon pegawai negeri sipil

Yah semoga kali ini bisa masuk..?
Doa-doa dan harapan itu keluar dari setiap mulut dan ada pada setiap hati
Semoga masih ada pelangi setelah hujan nanti
Semoga pohon kesabaran akan berbuah nanti

Terduduk lesu mba sita, dan siti, memandang checklist daftar ujian
Terdampar haru mas haryo dan si karyo,meremah rambut, memagut janggut
Meski tak yakin tapi ku tau pasti....
Pertanyaan kapan? bak kawat berduri...

Kapan kami kerja...?
Kapan kami berkarya...?
Kapan kami dapat, balas budi orang tua...?
Kapan...Kapan..Kapan...kami sudah tidak kuliah...kami mau kerja...?

Berkatalah seorang penjual kopi merangkap tukang sapu, di istora
Nak yakinlah pada harapan-mu...Nak berjanjilah demi titel-mu...
Aku pun pernah bosan, Aku pun pernah muak...
Tapi aku yakin pada Tuhan, Juga aku yakin pada harapan

Bahwasanya...Sesungguhnya
Dia hanya Dia..Yang Maha Tahu
Dia hanya Dia..Yang Maha Mengerti
Apa yang terbaik bagimu...

Meski hari berat masih panjang
Walau waktu yang merisaukan...masih membentang
Bersumpahlah...gelar sarjana-mu tak akan engkau gadaikan pada keputus asaan
Bersumpahlah...Strata satu, dua-mu tak kan terus kau simpan dilemari kemalasan

Percayalah...Negeri ini semakin sibuk
Sedang sibuk berpura-pura dan berbasa-basi
Sedang berbenah genah ini dan itu
Jadi yakinlah Negeri ini butuh para ahli dan pengotak-atik

Untuk mengurus dan mendandani wajah pertiwi
Yang semakin carut marut semrawut
Untuk menyisir dan mengayak isi Negeri
Yang semakin dipenuhi coro-coro, dan curut

Dan selalu ingatlah Ibu dan Bapakmu
Bahagia jika anaknya bisa mencekik leher keputusasaan
Berani menampar memukul keculasan dan kemalasan
Berdirilah berkaca dan bergeraklah, melebihi mereka yang selalu tersenyum dari keterbatasanya

***
Sayang-sayang sudah susah payah kuliah lama-lama masa mau nyerah, ayo bangun putra-putri Negeri, bangun Negeri, jangan pedulikan para penjilat, biarkanlah Allah saja yang mengutuk dan menghukum, mereka para kumpeni dari negeri sendiri, yang membuat semakin tambah susah mencari pekerjaan selepas lulus kuliah.



GANYANG GAYUS....!!!!!!!!!!

Jumat, 03 Desember 2010

CINTA DUNIA MAYA

Wahai kau yang agung dibalik kegelapan
Tak penting sosokmu pun wujudmu yang sedang kupelajari
Kau nan nampak keramat, tak berdaya dengan keghaibanmu
Wahai kau yang wibawa, tiwikrama kegelapan

Maaf, kau belum menerangkan maksud yang belum jelas
Aku pun tak mampu memaknai ghaibmu
Kau yang nampak pekat, tak terungkap bahkan untuk diriku sendiri saja
Wujudmu petheng dedhet, seperti maya harapanmu

Kesungguhan hatimu tegak menonggak
Pada di hadapan pintu dunia mimpiku
Jika kubuka, tak mungkin ku berkaca pada gelapmu
Jika kututup, selamanya cinta ini tetap tak nyata

Kata-katamu semakin aneh, aku tak mampu menangkap artinya
Kau bersahaja...Mulia, dan bijaksana seandainya mampu kufahami sedikit kearifanmu
Tapi kau hanya sekilas pandang, sekelebat kalbu, dan tersembunyi ruang dan waktu
Meski kau dan aku saling terpukau, saling jatuh, tapi ini ajaib dan gaib

Cinta dunia maya, cinta tanpa tanda
Cinta tanpa cindera, Cinta hanya indera, hanya rasa
Cinta dunia maya, rindu, kecupan maya
Senyum, keriangan maya, hangat, pelukan maya

Pada kerinduan yang malam ini hampir sirna ditutup tabir malamku dan malamu
Kau masih jelita meski kau buta, tuli, begitupun mata bathin dan telingan kalbumu
Meski lahirnya cinta ini ganji dari rahim dunia maya, kerinduan ini mustahil
Tapi jasmani rohani ini diretas atas namamu, Hayat dan tersirat tiwikramamu

Cinta dunia maya, cinta tanpa tanda
Cinta tanpa cindera, Cinta hanya indera, hanya rasa
Cinta dunia maya, rindu, kecupan maya
Senyum, keriangan maya, hangat, pelukan maya

Kau secarik jiwa nan selalu jelita, dalam pesan, dalam kata, dan dalam hatimu...
Ya ciumanmu birahi maya, Ya sanjungmu belaian maya
Cinta dunia maya, cinta tanpa tanda
Cinta tanpa cindera, Cinta hanya indera, hanya rasa

Imanilah cinta ini wahai kekasih
Yakinilah bahwa setelah hujan pun reda, pelangiku dan pelangimu adalah pelangi yang sama
Yakinilah setelah badai pun berlalu, bintangku dan bintangmu adalah bintang yang sama
Sesungguhnya kita sangat dekat, aku dihatimu dan kau dihatiku

Cinta dunia maya, cinta tanpa tanda

Kamis, 02 Desember 2010

Bersumpahlah Demi Vodka Bu...Vodka Untuk Ibu...

Ditulis Oleh Edi Siswoyo
Diunggah Oleh Edi Siswoyo

Tinggal segelas, Vodka Untuk Ibu...Bersulang untuk kepalamu wahai Bapaku...

Beberapa menit yang lalu, tangan saya masih mencoba manggamit daun pintu kamar, untuk kemudian saya jatuh tersungkur dan berserapah "sakiiiitttt....anjiiiinnggg..." entah pada siapa serapah itu saya tujukan, yang pasti saat saya mencoba bangkit daun pintu itu menghamtam kepala saya, ternyata daun pintu yang tersinggung, saya mengulum senyum dan mengganti serapah saya"Toipah...Toipah...aku tresno karo koweee..."

Beberapa menit yang lalu, beberapa teman semasa sekolah memegangi tangan saya, sambil membisikan "Yaa Robbigfir Mustafaa...Baligh Maa qooshidanan..." saya diam sesaat dari tangisan saya, bukan sedang bertiwikrama, saya sedang menghimpun tenaga untuk kemudian menghardik mereka "Pergiiii....."

Hormat dari ananda untukmu Ibu...
Ibuku, yang dari beberapa menit yang lalu seraya menangis menyiramkan air kebadan saya meluap bak kemarahanya, air itu tidak berarti apa-apa bagi saya, tapi air matanya benar-benar membasuh fikiran dan akalku.

"Bangsat...Bangsat..." itu saja yang keluar dari mulut ini, padahal pada hati ini berteriak-teriak "Maaf bu...Maaf..."

Maaf dari kakak untuk adindaku...
Adindaku, yang dari bberapa menit yang lalu, seraya tangis dan kekesalanya nampak tak asyik membersihkan muntahanku yang berceceran dilantai, diseluruh badanku,mencoba menearik nak melepaskan baju dari badanku...Taukah dik kau sedang menarik setan yang bercokol difikiran dan nur ani saya.

Tapi subhanallah "Bodoh...Bodoh..." itu saja serapah yang mulut ini katakan, padahal pada hati saya menghardik-hardik "Sayang...Sayang..."

Saya adalah Einsten yang bodoh, penemu yang amti dari hasil temuanya, tak mengerti apa yang saya genggam pada tangan kiri dan kanan saya, sampai saya memukul-mukul kepala saya berkali-kali, dengan tangan kanan saya yang baru saya sadari ternyata sedang memegang pecahan botol, yang tadi saya pakai untuk mengancam Bapak saya, yang sekarang sosoknya sudah tidak saya temukan dari pandangan mata saya yang kabur, Bapaku kabur, hatiku kabur, sebentar lagi aku hancur

Adiku...kakakmu terbangun...tolong ambilkan lagi segelas vodka untuk merayakan kehancuran kakandamu
Adiku nan gemilang...ini lho kakakmu terbangun...jangan antas berlari, macam gadis dalam foto itu, yang sudah kuremah-remah, dia..dia..dulu meremah-meremah hatiku
Adiku...heeyyy...kakakmu terbangun...ambilah palu yang besar disudut hatimu, lalu hancurkan belenggu-belenggu ditangan dan otak kakak

Ibunda...Ini bu..anakmu nan bajingan itu...selepas bertukar gelas vodka pada kepalaku dan kepala Bapak,kini hilang ingatan
Ibunda...Ini anakmu nan bajingan itu...kutuklah Bu...Agar...agar...ehh..apaa...eee..tangismu tak terus menghancurkan anakmu Bu...
Kutuklah Bu...Kutuklah via tangismu

Sesalilah Bu...kenapa dulu kau tak membangun hijab tinggi untuk menutupi Ciu, Vodka, Mensen, Tuak, dan Arak Cap Anu tua dari mata anak-anakmu
Sesalilah Bu...kenapa ayah tak meminum vodka-nya sesudah aku terlelap, agar aku tak mendengar Bapak mencaci maki Ibu, seseudah dia mabuk
Sesalilah Bu...kenapa dulu ibu bilang itu minuman jamu,en saat aku iseng menanyakan "Kenapa Bapak selalu meminum minuman itu"
Sesalilah Bu...kenapa aku harus mendengar Ibu menangis selalu, manakala uang belanja yang tak seberapa dipakai untuk minuman gila ini...sesaliah Bu...

Bersumpahlah pada Vodka Tuhan untuk Bapak

Bersumpahlah pada Vodka Bu...Ibu tak akan menyimpan botolnya untuk menyemai bunga-bungamu ini
Bersumpahlah pada Vodka Bu...rumah kita tertutup untuk zombie-zombie yang berjalan gontai sempoyongan itu
Bersumpahlah pada Vodka Bu...asingkanlah nama-nama ciu, vodka, tuak, dan arak genderang telinga anak dan cucumu
Bersumpahlah demi Vodka Bu...Ibu tak akan menina-bobokan anak saya nanti dengan airmata yang jatuh didadanya...

Jika dayoh nan sempoyongan itu, aku akan memberiakan nyanyian ini untuknya

"eh...dayoh'e mambu...eh pakan'no asu, eh...dayoh'e mati eh..buang'no kali..
eh...dayoh'e mambu..."

Minggu, 28 November 2010

Hanoman Duta

Pada kauuuooowww….secarik jiwa
Kau nan hampa di hamparan lara
Kau nan derita gulita tanpa wujud di ujung taman
Kau adik dikau jualah yang menyeret-nyeret harapan


Kau berselancarlah, berpesiarlah, kau berpeee…anulah
Sesuka maumu….asal jangan, asal yang ituuu…ndak’ jatuh dari matamu
Rangkai-rangkai saja perca-perca itulah, ya itu tawa canda
Kelak, kau tak perlu mengelak


Kelak, anak-anakmu kan mengerti dan percaya kisahmu
Perca-perca kisah tentang kasih, tentang he’ehmu
Kau nan tak lelah mengais-ngais kasih menimbunya disepetak otakmu
Kau nan tak lelah menceritakan bunga di Negeri yang busuk,harapanmu


Usai sudah kakinya menginjak-injak lapang dukamu
Usai sudah mereka dansa-dansi di lantai tangismu
Hampir usai suaranya berkidung berlagu di ruang dukamu
Puaskanlah puaskan nafsu kalian pada perawan kesabaranmu


Oh iya… simpan simpan dalam dipan ya?
Oh iya… pungut pungut dalam lumut ya?
Itu sih…perca-perca cinta agar mereka percaya
Agar anak-anak kita lihat, di Negeri munyuk ini masih ada Hanoman duta


Ada…? ada…?
Hanoman duta, penjemput suka cita kita
Hanoman duta, pembasmi anak-anak iblis
Hanoman duta, pembasmi tikus-tikus, dan curut-curut


Ada yah… InsyaAllah ada
Adalah… Puji Tuhan ada
Adalah… Puji Gusti ada
Adalah… Puji Hyang Widhi ada

Sabtu, 27 November 2010

AKU KOCAR-KACIR

Ditulis oleh Edi Siswoyo
Diunggah oleh Edi Siswoyo

Hedeuh...Hedeuh...Hedeuh...kasus...kasus...banyak banget kasus...macem-macem,yang bencanalah, rekening jenderalah yang konon katanya bunting, bank bermasalah-lah,(kasusnya ga ada endingnya gan...) kalo artis jangan ditanya, video pornodisebar-sebar, adegan kekerasan dijadikan aset, perceraian dan saling buka aib' jadi makanan sehari-hari di infotaiment,aib' tidak dijaga komalah digembar-gemborkan...

Saya ndak' mau mengupas secara tajam setajam silet, semua kebodohan dan keculasan diatas, saya mau membahas pertemuan saya dengan mas yogi purnomo temen saya,pertemuan ini spesial dan asyik makanya saya tulis, walaupun tak sespesial pertemuanya Bima dan Tuhan dalam lakon Dewa Ruci, dimana Tuhan meretas tubuh Bima,sama seperti zaman wali konsep "Manunggaling Kawulo Gusti" Syekh siti djenar yang disalah artikan, Bahwa bukan itu pengakuan jasadi manusia sebagai Tuhan, melainkan Tuhan itu ada dalam hati kita masing-masing, barang siapa menjaga hatinya itu berarti dia menjaga Tuhan.

tak seperti biasanya muka mas yogi lesuuuu....bgttt, lah biasanya tiap ketemu memang ga' seperti ini maca'mania,biasanya ceria dansa-dansi, bercanda-bercandi, asyik banget kalo sudah kumat..., maklum Yogi Purnomo kan nama diKTP, tapi kalo malem sudah manglih rupo ya dipanggil yeni atouw bunga.

Menilik gelagat beliau yang kaya gini saya jadi orang pertama yang penasaran plus kecewa, ga dapet hiburan gratis kalo kaya gini...,akhirnya saya bertanya "Mba Yenniii...kenapa siihh..ko manyun gitu..?"

Tidak dijawab yang bersangkutan malah melirik saya dengan sorot mata yang tajam nan sarat makna, sayangnya saya tidak mampu menangkap mengungkap maknanya, kemudian dia bertungkas"sakiiiiittt...mas sakiiiitt..." sambil meremas bajunya seolah sedang meremah hatinya pula.

"lah iya sakit kenapa...?cerita toooh..."jawab saya sambil menggamit pundaknya, sungguh tak kusangka dan kuduga tangan saya malah ditepis dengan gemulainya"jangan mas..lepaskan..lepaskaaann..."teriakanya dengan kelembutanya.

"hedeuh...hedeuh...hedeuh...trus saya harus gimana yenni yang cantik.."
rayu saya "wooooiiiii....jangan panggil yenniiii...nama saya yogi camkan itu" jawabnya dengan garang khas yogi purnomo bener.., saya sampai kaget pisang goreng yang nyaris masuk mulut, saya lempar jauh-jauh, padahal saya lebih suka gaya kegadis-gadisanya,menurut saya itu lebih baik daripada gaya kegayus-gayusan,.

Setelah beberapa menit berselang dan sedikit rayuan gombal, rayuan tipe imajiner ini yang tidak sadar paling kita sukai(berpura-pura tidak suka padahal suka),akhirnya mas yogi yo mbak yenni yo mbak bunga bercerita bahwa semua asetnya ludes,"Aku kocar-kacir mas...icik-icik, make up,highheels, ludes...des...des...kemarin saya dikejar SATPOL-PP, udah kepepet maju kena mundur kena kaya film warkop DKI...terpaksa banting kanan nyemplung kekali..." ujarnya.

"Oalah...hahahaha... gitu toh saya fikir lagi mikirin saudara-saudara kita di wasior, mentawai, dan merapi kaya Pak Beye...hedeuh...hedeuh...yenniii...yenii..."lagi asyik haha hihi...,mas yogi langsung mabil ancang-ancang gaya Tukul arwana, dan menghardik saya"PUAS..PUAS...!!!sudah dibilang nama saya yogi...bukan yennii...YOGI..YOGI..Yengki, Oscar, Golf, India sami sareng Y.O.G.I"

Ya begitulah benda-benda seperti icik-icik dan sebagainya menjadi sangat berharga bahkan keramat untuk orang-orang seperti mas yogi,dalam istilah jawa disebut "pengajen" sapu pengais seperak rupiah dari kekonyolan dan caci maki, demi untuk bertahan hidup benda-benda sepele dianggap sebagai senjata ampuh, seperti Pak tani dan cangkulnya, Tukang gorengan dengan penggorenganya, Tukang daging dengan pisaunya, Tukang ojeg dengan motornya, bahkan pengutil dan tanganya, itu semuanya adalah 2 hal yang tidak dapat dipisahkan, bersinergi dan tak dapat dipecahkan.

Marilah kita hargai benda dan makhluk hidup sesepele apapun, yang kadang kita tidak sadar dari benda itulah kita bisa mendapatkan 3 piring nasi, seporsi spagheti, 2 bungkus nasipecel, 1 botol air mineral, dan bahkan menghantarkan diri kita anak kita, cucu kita, samapi memakai baju toga strata 1 (S1), Terima kasih.

Cerita diatas adala imajiner belaka, mohon maaf apabila nama atau kejadian yang sama.

Rabu, 24 November 2010

Wahai Ukhti…Kekasihku…Ketahuilah...

Ditulis oleh Edi Siswoyo
Diunggah oleh Edi Siswoyo


Kala ucapan ungkapan kerinduanmu mewujud sedu tangis
Ketahuilah wahai ukhti…aku pun menangis untuk rindumu yang tak kufahami
Jika suatu saat tangan ini akan menyapu mengusap duka lara
Ketahuilah wahai ukhti…hanya tangan ini saja yang kan mengusap dukamu nan lara

Kala tak ada sesuatupun yang mampu mengganti ruang hati nan merindu
Ketahuilah wahai ukhti…ayat-ayat cintamu kugurat-guratkan pada hayatnya hatiku
Jika suatu saat kau menjadi tidak mengerti harus kesiapa kau tuturkan gundahmu
Ketahuilah wahai ukhti…hanya pada lembar-lembar hatiku jualah yang mampu menerima Alif sampai Ya keresahanmu.

Kala angin utara pun tak mau menerima pesan sedih pedihmu
Ketahuilah wahai ukhti…pada lautan hatiku saja sedihmu kan kutampung
Jika suatu saat kau tak faham sangat pada siapa kau bumi dimana kau berpijak dan memandang
Ketahuilah wahai ukhti…kepadakulah kau akan kembali memeluk dalam, erat, dan hangat

Wahai ukhti…kekasihku…ketahuilah…
Aku tak tahu-menahu kapan hatimu kan berucap “Aku bahagia…”
Yang ku mengerti bahwa kau pun tak rela lembaran hatiku ini terisi selainmu
Karena, ucapan hatimu adalah palung nan paling kebenaran bukan mulutmu

Wahai ukhti…kekasihku…ketahuilah…
Suatu saat aku tak hanya akan meminjam hatimu, aku pun akan memilikinya
Jikalaw taman gelap tak gemerlap, berpendarlah sinarmu disana
Artikan apa…?tanyakan bagaimana? aku yang hanya hidup dari cintamu jua

Wahai ukhti…kekasihku…ketahuilah…
Suatu saat aku akan menikahimu, menikahi jiwa, raga, aqidah dan akhlakmu
Kala itu kaulah gerangan yang akan melucuti pekertiku pula mengikuti aku imammu
Kala itu ijab qobhul yang sesungguhnya terjadi, tut wuri pada fardhu-Nya dalam sighot taklik

Wahai ukhti…kekasihku…ketahuilah…
Setelah semua kepedihan yang membuat kita tak berdaya berlalu
Kau lah satu-satunya jiwa yang tak berhenti bertasbih…”Aku hidup untuk suamiku, imamku…”
Kau lah satu-satunya Mihrab Suci yang menghalangi halauan mataku dari selainmu

Wahai dikau kekasihku… dunyaa waa alakhiraat-ku, kesucian yang teramat berharga
Wahai dikau istriku… ibu keduaku, jangan menangis lagi, kaulah akhir hidupku nan kembara
Wahai ukhti…kekasihku… Wahai ukhti…kekasihku…
Jagalah Marwahku pun dirimu, karena mawar itu hanya akan tumbuh, mekar, layu, dan mewangi karena kita saja…

Wahai dikau ukhti, kekasihku, istriku, aku akan berdebar berbinar berkaca dan mengaca saat kau bertungkas “Yaa…abhi…debaran jantungku…bunga mawarku…teruslah hidup untukku…Jagalah aku…Jadilah imamku…”.

Sabtu, 20 November 2010

Si Gila ini...?

Ditulis oleh Edi siswoyo
Diunggah oleh Edi siswoyo

Pada dua jiwa yang malam ini saling memeluk
Menghanyut leburkan dua perasaan, diantara keduanya
Tak mengindahkan nyanyian malam, karena kidung nan merdu itu, ada diantara keduanya
Tak menginginkan kehampaan, karena kehamparan kasih itu, ada diantara keduanya

Pada dua jiwa yang berseteru, beberapa waktu lagi hari kan kemarin
Beberapa waktu lagi bahaknya akan jadi bahak kemarin
Beberapa waktu lagi tangisnya akan jadi tangis kemarin
Beberapa waktu lagi sukanya akan jadi suka kemarin

Beberapa waktu lagi dukanya akan jadi duka kemarin
Beberapa waktu lagi serapahmu akan jadi penyesalan kemarin
Beberapa waktu lagi pekertimu akan jadi kebahagiaan kemarin
Kita membangun hari ini, untuk penyesalan atas dosa kita kemarin
Kita membangun hari ini, untuk kebahagiaan atas kebajikan kita kemarin

Demi negeri sejati, Al-baldatun fiil Akhirat...
Restui jiwa kami yang kering pada restu-Mu
Agar aku dan kekasihku tetap saling berpeluk disamping-Mu
Agar aku dan kekasihnya tertidur diantara sungai-Mu

Gila atau apa...Wahai kekasihku? yang terus menggali pekerti
Melucuti semua keinginan ragawi pada sumur duniawi yang membuat kita senantiasa haus
Menari di kuburan yang subur akan wanginya bunga-bunga kasih
Gila atau apa...kaun yang meminjam hatiku?tapi tak pernah memilikinya

Kekasih jiwaku yang saling gila dan digilakan
Semoga cinta dan keraguan tak saling bersinggung pada hatimu
Kekasih jiwaku yang saling hilang dan dihilangkan
Semoga tangan-tangan cinta yang bercahaya, senantiasa membederangkan

Wahai kekasihku yang mendambakan pengungkapan dalam duka pun nestapa
Kebenaran hati ini mutlak bak sinar pagi yang menelanjangi mata kita
Atau akan kupanggul salib cinta ini menghadapmu
Agar alam menyaksikan, bumi merestui, dan kau kekasihku yang hanya hidup pada rindangnya kalbuku, akan berlari mencari-cariku, dengan langkah-langkah kehilanganya, seperti sungai yang mencari-cari lautan.

Kerinduan yang selalu kusampaikan via angin malam
Seusai bayangmu menghilang, membalik kearah sang bintang
Kuangankan angin belaka pulalah yang akan mengusap tangismu
Perasaanku belaka, kerinduanku belaka, dan bibir malam yang hayat seperti ruhnya
kan jadi saksi bahwa :

Senyumu nan merona, tak kau ambil sendiri, akulah si gila, si penyungging senyumu
Tatapanmu nan khidmat, tak kau ramu sendiri, akulah si titik kecil tumpuan tatapmu
Tidurmu nan lelap, tak pada tilamu sendiri,akulah kidung pengantar tidurmu
Kini katakan padaku, bagaimana kau dapat memisahkan dirimu dari diriku?
Si Gila ini...?

Jumat, 19 November 2010

Customer Service


Ditulis oleh Edi Siswoyo
Diunggah oleh Edi Siswoyo

Asaalaamuallaikum,Salam sejahtera, Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan Sahabat-sahabatku semua sahabat dalam akidah & akhlak, dan sahabat nan bak laron mencari terang dalam sebatang obor lilin harapan, sedulur-sedulurku semua termasuk sedulur papat limo pancer semoga dalam kesehatan dan ketenangan yang tak terhingga bak danau biru dimalam yang mawulan dan gemintang.

Kali ini saya ingin berbagi sedikit tentang yahhh...sebuah hal jamak,tentang nilai keegoisan manusia,yang kadang tanpa sadar penginya diusap terus. Bagaimana kita menjadi Customer Service untuk Tuhan, dan sesama manusia, Bagaimana kita akan melayani dan dilayani Tuhan & manusia dengan ikhlas dan rendah hati,ini mungkin hanya analogi kecil,sahabat-sahabat bebas beranalog sesuai kemampuan pemikiran masing-masing, yawis...delengna bae yuhhh langsung kayangapa...kacaritane.

Eh...ketemu lagi Bapak-bapak yaa..., ibu-ibu, ade-adek,semua iyaaa..yang ada disini..."tolong ya...minta bantuan ya...bantunya gini,bim sala bim..dadi apa prookk...prookk...prookk...gitu ya bareng-bareng ya..., saya mengambil celotehan khas ngapak Master Tarno (Sama kaya saya heuheuheu...maklumlah satu species dan ras Ngapaker's PORTUGAL/Purwokerto - Tegal, Nyilih ya pak tarno...heuheuheu...

Dalam setiap penampilanya Classic Magician Ngapak, Alumnus acara pencarian bakat magician salah satu setasiun televisi swasta, yang satu ini selalu minta bantuan pada hadirin, padahal tanpa minta bantuan dari hadirin pun saya bisa asumsikan Sang Master bisa melakukan atraksi sulapnya, tanpa kendala.

Biasanya hadirin akan tertawa "geerrrrr....berjama'ah", kalau Sang Master sudah mengeluarkan celotehan yang satu itu, dan itulah titik jual atau trademarknya Master Tarno selain dengan dialek khas ngapaknya, tapi yang saya tangkap selain "haha...hihi..." adalah, bahwa ada nilai pekerti luhur tentang kerendahan hati, disela-sela banyolan Sang Master, bahwasanya semua tindak-tanduk kita,tak selalu berhasil bila tanpa bantuan dari orang lain, sebagai kodrati kita manusia (makhluk sosial), termasuk campur tangan Tuhan.

Memang keyakinan manusia berbeda-beda dalam melakukan tindakan.

Pertama, ada segolongan manusia yang sangat yakin bahwa semua hal yang dilakukanya akan selalu berhasil tanpa campur tangan siapapun.

Kedua, ada juga manusia yang tak pernah habis rasa ketidakpercaya dirianya, dan setiap melakukan tindakan apapun pribadi seperti ini selalu membutuhkan bantuan, paling tidak dia membutuhkan pendamping/mentor dalam setiap tindakan.

Ketiga, adalah manusia yang memang sadar betul akan kemampuanya, sehingga dia mampu mengestimasikan resiko terkecil dan terbesarnya, gagal dan berhasilnya, tetapi dia tetap rendah diri dan memohon bantuan baik kepada sesama manusia ataupun Tuhan.

Nah... enyong lebih cenderung suka pribadi yang ketiga, hitam ataupun putih dari apa yang dilakukan adalah sebuah resiko yang harus kita hadapi, Toh...dari kegagalan kita Tuhan memberikan kita hadiah kesempatan.

Tapi hendaknya kita sebagai manusia tidak perlu congkak/takkabur dengan keberhasilan yang sudah kita raih, dan kita juga tidak boleh selalu bergantung dengan orang lain,kita harus yakin dengan diri kita sendiri, dan tidak melupakan kita adalah makhluk yang terbatas dan dari keterbatasan itulah kita harus belajar untuk memahami kurang dan lebihnya kita, dan saling mengaca.

Terlepas bahwa selalu ada 2 unsur kehidupan, 2 hal yang bertentangan tapi itulah soko guru kehidupan, ada hitam dan putih, ada hujan dan panas, ada pelayan dan ada yang dilayani.

Kita tak mungkin selamanya jadi Customer service/pelayan, dan kita juga tidak bisa menjadi pribadi yang harus selalu dilayani...dilayani...dilayani, dimanjakan...dimanjakan...dimanjakan, apa jadinya kalo yang model kaya gini hidup di hutan belantara sendirian pada siapakah dia akan memohon pertolongan, kecuali pada Tuhan dan dirinya sendiri.

Dengan tidak melupakan Tuhan marilah kita lakukan semuanya dengan ikhlas, melayani dengan iklas dan menerima pelayanan dengan ikhlas,dan selalu yakinlah bahwa ketenangan hidup hanya akan kita dapat apabila kita mulai jujur pada diri kita sendiri.

Terima kasih Bapak-bapak, ibu-ibu,adek-adek ya....iyaaaa...terima kasih yaaa...

Kamis, 18 November 2010

Guru Oh...Guru...


Ditulis oleh Edi siswoyo
Diunggah oleh Edi siswoyo

"Sepanjang kita masih terus begini...
Tak kan pernah ada damai bersenandung"


Dalam waktu yang amat singkat sekali saya benar-benar sangat ditampar oleh sepenggal lirik lagu "Ku cari jalan terbaik" karya Alm. Abang Panche Pondaagh.

Lirik singkat itu benar-benar mak pecuncu... tanpa kulonuwun menjadi guru untuk saya. Meski saya tahu ini wajar bahwa pada saat-saat tertentu kadang Tuhan meminjam raga siapapun untuk menjelma menjadi sosok guru untuk kita.

Kita tak pernah tahu kadang Tukang Pulung, Tukang bubur, Tukang cukur, bahkan copet atau jambret, dari sinden sampai presiden, bahkan seorang anak punk yang sering kita olok-olok jorok-jorok pun bisa menjelma menjadi sosok guru untuk kita.

Bahkan anak kecil yang masih polos tomo dan pemikiranya masih belum matang, memaksa kita untuk berkata "ya" dan "He'eh", kadang benar-benar menampar kita dengan sekelumit kata-katanya yang kadang sdikit nyleneh bisa merubah cara hidup kita dan bagaimana kita memandang masalah dari sudut yang berbeda.

Nah, siang kemarin setelah mangan awan (awan ko dimakan...?) alias makan siang bin lunch, saya mampir disebuah kedai pengisian ulang pulsa/voucher reload langganan,saya beri nama kedai ini "S3" bukan karena yang empunya lulus cumlaude S3, tapi karena setiap saya datang pasti langsung dikasih Senyum, Salam, & Sapa.

Tapi, siang itu saya bukan cuma sekedar S3 dan ngisi pulsa yang saya dapet, tapi, saya mendapat bonus kejadian yang asyik sekali, tentu bukan cipika-cipiki dari anaknya si engkoh yang cantik-cantik,karena si engkoh hari ini sedang jaga sendirian, dengan santai dan mengusap-usap kacamatanya, yang empunya kedai sedang asyik berseloroh berdendang :

"Sepanjang kita masih terus begini...
Tak kan pernah ada damai bersenandung"


Dalam waktu yang cukup singakt itu lirik lagu itu seperti langsung meretas ke sedulur papat lima pancer saya (hati nurani), fikiran saya benar langsung memfolderkan dan menerjemahkan lirik diatas, bener-bener dibolak-bali utek saya,.

Bagaimana tidak, saya langsung mengimplementasikan lirik itu kepada diri sendiri, sepanjang saya masih hitung-hitungan dalam mencintai seseorang, cemburuanlah, curigaanlah, aku cinta kamu karena A-Z, kamu tuh ini dan itu, saya yakin hubungan itu akan terasa monoton dan menjemukan.

Kemudian, saya mengimplementasikan lirik diatas dengan nasib Negeri kita, selama penguasanya masih gitu-gitu aja(mementingkan politik pencitraan), tidak jujur, tebang pilih dalam penanganan & penegakan hukum, dan setengah hati dalam memperjuangkan bangsa, dan niscaya Negeri kita ini akan mengalami stagnan,atau bahkan kemunduran, dan akan monoton sulit untuk bisa bergerak maju sedikit pun.

***
Setahun yang lalu saya mengalami brokenheart atouw dalam bahasa portugal tempat saya berasal disebut ati bodol, jamaklah saya jadi sering curhat dengan Pak Slamet security ditempat saya bekerja, alih-alih pengin curhat lagi eh ternyata Pak slamet yang kadang-kadang tidak selamet ternyata off/libur, akhirnya saya termenung saja di gardu pos satpam.

Sedang tidak asyik merenung meratapi nasibeng badan pada waktu itu, Mang Sutisna a.k.a Entis (pemulung & tunawisma yang biasa beroperasi dikomplek perkantoran saya)langsung ngagetin dan bikin buyar kekhusyukan saya.

Sambil terkekeh-kekeh seperti tahu ikhwal kesedihan saya, dia langsung bertanya "kenapa kamu sedih...?putus cinta...heeh Allah mengambil itu untuk mengganti," lawong saya yang ga punya rumah, keluarga, dan kurang segalanya tetap berbahagia ko kamu yang satu derajat lebih mulia dari saya sedih terus...?

Oke yes...lagu yang cocok untuk kamu kayanya "Suratan" karya Bang Haji Oma Irama.
Teeerrrrrlllllaaalllluuuu...menirukan gaya Bang Haji...

Dengan rasa sedikit lega saya mendengarkan Mang Entis berdendang, dan saya sampai sekarang masih mengingat beberapa liriknya yang benar-benar membuat otak saya terkuak :

"Apa pun bentuk musibah yang terjadi di dunia
Tidak akan didatangkan
Tanpa suatu alasan
Tentang musibah yang datang mungkin hanyalah cobaan
Atau mungkin peringatan
Semoga bukan hukuman
Namun apa pun juga alasan
Bersabarlah dan tingkatkan iman

Tetapkanlah langkah, lapangkanlah dada
Mantapkanlah arah di dalam aqidah"


Menilik semua pemaparan diatas kadang keyakinan tidak selalu datang dari motivator ulung, tapi siapapun dapat Tuhan jadikan kunci untuk membukakan tabir hati kita yang tertutup rapat,siapa sangka seorang pemulung bisa bener-bener merogoh nurani kita, dan membuat seperti sedang menyaksikan orang suci sedang meruwat kita.

Sama seperti halnya cinta guru pun datang tanpa diduga-duga, siapapun bisa menjadi guru kita, Tuhan kadang menitis semaunya Dia,untuk memberikan kita peringatan, untuk melucuti pekerti kita dan memaksa kita untuk...BERKACA.

Guru tak berhenti dan ada pada saat kita bersekolah saja, tapi Allah akan terus mengirimkan guru untuk kita, dengan caraNya yang kadang tidak kita fahami,Gurupun akan berguru pada guru yang hayat yang akan kita temuai diwaktu-waktu yang tidak dapat kita pastikan,.

Guru Oh...Guru..

Rabu, 17 November 2010

Kalau Tikus Bisa Ngomong


Ditulis oleh Edi siswoyo
Diunggah oleh Edi siswoyo

Selamat malam ibu-ibu dan Bapak-bapak serta adiku-adiku, tante-tanteku sekalian,tante onah, tante mischa dan tante girang juga boleh, kalaouw tidak girang nanti istilah itu bakal berganti tante murung,"tapi ya emang dari rumah itu murung...karena kurang perhatian..jadilah tante-tante murung ini keluar dan bergirang-girang ria..."

Yoweslah ko jadi nglantur...OK Yes...!!!! kali ini saya ingin coba menulis tentang saudara kita sesama makhluk Tuhan, yaitu seekor mamalia yang termasuk dalamsuku muridae, yang pasti ada disetiap belahan dunia, terutama yang punya nama latin Rattus norvegicus / tikus got.

Mereka punya banyak jenis ada mencit, tikus rumah (Rattus rattus), tikus got (Rattus norvegicus), tikus sawah (Rattus argentiventer), wirok (Bandicota sp.), sebagai perumpamaan mereka ada disetiap belahan dunia, begitu pula dinegeri kita ini, selain yang saya sebutin diatas ada satu lagi jenis tikus yang sangat populer, nanti saya kenalkan, saya lagi nunggu dia datang sebentar lagi.

Huuusss...sni saya bisikin nama latinya Rattus berdasicus / Tikus berdasi, bersh lho Bu tikus yang satu ini, cakep,ngganteng, rapi, dan ini salah satu jenis Tikus ternggragas sedunia yang saya pernah tahu.

Huuuusss..dia dateng ekornya diumpetin tuh ahihihiihihi...

Eeee....kus gimana kabarmu kus....?lho katanya kemarin aku denger kamu dijeblosin kepenjara bawah tanah paling bawah,?

Ciiittt...Ciiittt...ah itu kan bukan aku...itu Si Desperaux tilling yang bodoh lawong tikus kastil ko jatuh cinta sama puteri cantik Ciiittt...

Kus aku mau tanya maaf bukanya aku kurang yakin akan loyalitas kamu pada negeri ini, "kamu sebenarnya cinta ga si sama negeri ini?", maaf bukanya menyangsikan tapi, kamu kan bisa saja pindah ke negeri lain...dengan bebas kan sodara kamu itu ada dimana-mana?.

Dengan sombongnya si Tikus menjawab...ciiitt...ciitt...apa sampean masih menyangsikan keloyalitasan atouw kesetiaan saya?dari nenek moyang saya memang sudah diajarkan tentang loyalitas, dulu pas buyutnya saya punya buyut adiknya anaknya buyutnya buyut saya, ketika hampir dimakan singa karena mengganggu tidurnya, kemudian nenek moyang saya minta maaf tapi konsekuensinya dia mengabdi ke si singa sampai akhir hayatnya, nenek moyang saya rela ciitt...ciitt.

Tapi, kenapa sekarang khalayak bilang kamu itu nggragas banget...suka banget korupsi, apa bae diuntal?, dan kamu sering kena KPK?, dan bolak-balik keluar masuk bui?, nyampe susah banget dateng kalo lagi dilingkungan RT sedang ada kenduri atau kerja bakti?

ciiitt...ciitt...Hahahahaha...bogel...gel..bogel...itu bukan nggragas tapi doyan...mumpung masih ada kesempatan, dan bisa toh...?kalo gak gitu aku ga masuk tivi pemberitaan jadi sepi, televisi rattingnya turun gimana...nanti lama-lama nutup mereka?ciiitt...ciitt...

ciiitt...ciitt...Semuanya bisa diatur...kan walaupun dipenjara semua bisa diatur, aku tuh dipenjara 2,5 tahun dipenjara, tapi kau tinggal disitu cuma 8 hari doang...?ya masih bisa ngumpul sama keluarga, nonton, seneng-seneng dll...dll...semuanya bisa diatur, disetir, dengan fulus bin duit hahahaha...ciiitt...ciitt...

ciiitt...ciitt...eeehhh...tapi jangan bilang ke siapa-siapa yah...kalau saya bisa ngomong nanti bisa panjang urusanya,nanti gampanglah buat nyumpel mulutnya sampean nanti saya kirimin parcel ke rumah sampean,OK.

***
Menyoal masalah loyalitas tak ada ukuran atau takaran pas dalam hal itu,pasalnya masing-masing pribadi punya pandangan berbeda masalah loyalitas kepada negeri ini,apalagi kalau melihat kekecewaan publik pada kinerja sejumlah lembaga pemerintahan negeri ini, "yang salah melenggang,yang bener dikandang","Maling kapuk dipenjarakan, sedangkan yang jelas mafia bisa seenakeng wudhel pergi, jalan ke Bali", pisau-pisau hukum semakin tumpul untuk yang berduit, tapi untuk maling ayam pisau itu tajam sekali,.

Berkacalah...

Ooo....Bumi gonjang-ganjing...langit kelap-kelap katon,angkoro sumebar bubrah neng dunyo…gawe ancuring negoooorrrrooo…..tek tek tek tek....

Terima Kasih,Matur Suwun.

Selasa, 16 November 2010

Sebuah Sya La La Untukmu


Ditulis oleh Edi Siswoyo
Diunggah oleh Edi Siswoyo

Hampir usai sajaku kutulis untukmu
Sajak musik, sajak lagu, sajak asyik, sajak nafasku, dan sajak suka dukamu
Kusampaikan, kuberikan, kutitipkan by angin malamku dan malamu
Kuandaikan angin tak hilang,tak menghilang belum hilang…

Kelak kau akan terbangun dan melihat
Sajaku sampai padamu bak angin malam sepoi-sepoi sangat sepoi…
Mengusap-usap menghisap mengusap air matamu
Mengusap deritamu, mengusap apapun eh…ya dukamu

Saat itu kulagukan sajaku dibalik gunung
Sajaku dan do’aku menggunung-gunung, laguku hilang dibalik gunung
Rintih tangis, lagu nafasmu, nada deritamu sya la la…
Tangis sedih Na..na..na..na.., Pembicaraan yang pedih Sya la la..la…

Kata-kata bengis…Sya….la…la…dengar saja
Kata-kata terbata-bata mengata-ngata… dengar saja
Sya la la…dengar saja…dengar saja…
Cukup dengar sebagai suara saja…

Dengar saja sebagai kata tanpa nyata…

Rintih tangismu, lagu nafasmu, nada deritamu sya la la…
Na..na..na..na..Tangis sedihmu, Sya la la..la…Pembicaraan memedihkanmu
Kata-kata bengis…Sya….la…la…dengar saja
Kata-kata terbata-bata mengata-ngata dengar saja

Dengar saja sebagai kata tanpa makna…
Sebuah suatu makna yang tak nyata, tidak nyata lho eh…(ko hilang)
Tak ada benar-benar tak ada kata
Buang saja…hapus saja deritaaaaaa….

Buang saja….meskipun tak ada…
Meski tak ada lagi kata…huk..huk..huk…
Meski tak ada lagi kata…untuk nyampein rindu
Yang sangat rindu, paling rindu, teramat rindu

Tak bosan rindu…itu…itu rindu…
Aku rindu banget, amat rindu banget
Rindu adamu, rindu mengusap tangismu
Rindu anumu tersenyum untuku

Rindu senyummu vit...
Rindu malu-malumu vit...”
Rindu…begitu rindu dirimu
Menangis dan tertawa bersama disiniku dan disinimu

Rinduku, Sebuah Sya la la la Untukmu..



Kamis, 11 November 2010

The Word Of Wong Kenthir (Luar Sana Style) feat CINTA


Ditulis oleh Edi Siswoyo

Diunggah oleh Edi Siswoyo


Selamat untuk pengantin-pengantin yang tak berhenti,
Sampai malam melahap habis Ruhnya,gulita, gelap dan mengkhawatirkan,
Malam...malam...tak bosan-bosanya engkau menjaga marwahmu yang gulita
Meski jangkrik dan kroni-kroninya terus-terusan menyindir dengan lelaguan
"pengecut ko...pengecut...pengecut ko...pengecut..."
dan coro-coro serta Bapak belalang menampar dengan kasidahnya
"Lho...ko..Ngoyo...Lho...ko..Ngoyo..."


Malam...malam wong kenthir...
Kelaut saja yuuukkk....Berjanji didepanya...
Kita Ijab qobulkan Janji kesetiaan...
Penghulunya siapa...?Penghulunya angin laut,
Saksinya siapa...?Saksinya nyiur laut,
Maharnya sebutir pasir...kalo kurang, semua pasir yang menghambur dipinggir pantai akan aku jadikan maharnya
Walinya siapa...?ya Pak lautlah...

Walaupun dia sudah tua...
Mukanya penuh kutil...
dan sering ngambek-nagambek..ngambek terus...
karena kita isseeeeennngg...menggaruk-garuk isi perutnya
Kita kurang kerjaan...menggangu tidurnya...

Tapi laut tetaplah ayah kita...yang dulu memingit kita dari dukacita
Kita dibesarkanya dan menjadi anak-anak penghalau gelombang
Kita yang dulu terlahir purba, kini kita menjadi temanten dihadapanya
Di katakan Sah...dan dijawab Sah...dan kita akan menjaganya

Malam...malam wong kenthir...
Memperhatikan anak-anak iblis bermain kelereng dipuncak gunung
Tak berhenti-henti pamer...Matanya yang merah,gemuruh teriakanya yang keras
Tak pernah tidur...Dasar anak iblis...mencuri,membunuh, memperkosa, menipu,
Tinggal mimpi pun diambil tak disisakanya

Kala....Manusia terlelap...
Jiwa-jiwa yang begitu besar...pada sebotol kaca raga...
Hancuuurrrr....Guuuugguuuurrr....
Nyawa-nyawa penghuni raga...dipungut-pungut bagai panen nyawa berguguran
Ibliiiiiissss...Ibliiiiiissss...Ibliiiiiissss...

Inilah kata orang gila...
Wahai sahabatku dalam dalam tumpukan sampah dan 1 unit notebook
Walaupun aku don't understand aku selalu menunggu datangmu
Datangnya jiwamu keluar dari tumpukan sampah
Jiwa yang berkisah terlalu gemilang, membuat mataku berkaca-kaca,berkaca

Inilah kata orang gila...
Aku juga menyiapkan pesta pora, tarian, nyanyian dan beberapa puji-pujian yang kugubah hanya untukmu
Menyambut jiwamu yang gulita keluar dari kilauan cahaya LCD Screen notebookmu
Kata-katamu jadi sampah, setelah semua pesta pora berakhir, kau dan akupun akn berjalan keneraka bersama

Kini duuuaaaa....sahabatku yang sejati muksaaaaaaaaaaa lenyap dihisap bumi
Kini aku yakin, kesejatian, keabadian, hanya milik Sang Hyang Gusti Allah
Aku dihujaaaat...kau dicuri maut dari gandengan tanganku
Akuuuu....hadir sebagai sahabat akhlakmu, yang sendiri, gagap, dan menangisi jiwamu

Inilah kata wong kenthir...
Hanya wong kenthir....yang bisa menemukan syurga di setiap sudut kehidupan
Kalau dirasa-rasa, dirasa nikmat yang ada di coro dan ribs sama saja...
Anggur diselokan pun sama wanginya dengan whyne prancis...
Lho...Lho...Jangan muntah-muntah...muntahkan saja semua masalahmu didepan Tuhan seperti wong kenthir...
Yang setiap hari bertegur, berbicara, dan kadang mencium dan dicium Tuhan...

Lho...lho...Saya ini Pelawak, Penulis, Jenderal diktator, Pahlawan yang salah pakai daleman, yang didadanya ada huruf gede tersablon rapi simetris (S), Saya kan wong khentir, jangan bingung.
Lho...Lho...Jangan bingung namanya juga wong khentir, jadi bisa saja kadang jadi artis, politisi, sastrawan, karyawan biasa, copet,Siapa yang lagi gila...

Sini Kubisikan...Makanya jangan heran kalo sekali waktu anda melihat saya :

sedang berooooraaasiii...
sedang ndagel...
sedang memirit-mirit kumis...
sedang menolong orang melawan curut-curut...



Makanya jangan bingung kalo kadang anda melihat saya :

sedang bersajaak...
sedang berakting...
sedang memijit-mijit tombol-tombol komputer...
sedang menginterogasi koruptor...
sedang dikeroyok ramai - ramai dipasar pagi...
atau kadang maaf sedang masturbasi sebelum tidur...


Kalau saya sedang Haha...Hihi...ikut ya...?
Karena kesedihan saya hanya ada diatas ranjang sebuah altar tempatku melakukan ritual-ritual aneh
Tapi guneman, dan dagelan, selalu saya pentaskan tiap hari...agar anda bisa haha...hihi
Sekedar melupakan sesaat beban anda untuk membayar utang kontrakan anda, atau mengusir jauh-jauh teriakan "diiiiiiittt....kriiiidiiitt..."
Sekaranglah saatnya Haha...Hihi...ikut ya...?


Dan inilah airmatanya wong khentir...

"Turut berduka cita untuk sayur mayur&buah lokal...karena asem jawa pun made in negeri sebelah"
"Turut berduka cita untuk garam&terasi lokal...karena itu pun made in negeri sebelah"
"Turut berduka cita untuk yang cantik dan yang rupawan produk lokal...karena idolanya anak muda sekarang kbanyakan yang sipit-sipit gimana gitu, sama yang blonde-blonde gimana gitu..."

"Tidak ada adat menyentuh dan mencium...tapi lebih enak menyentuh dan mencium versi luar sana,menyentuhnya lebih mak heeeeemmmm....ciumanya lebih eeeeemmmmmuuuuaaacchhh..."
"Orang bijak dinegeri ini banyak benget...tapi otaknya dikendalikan dari luar sana"
"Orang luar biasa juga banyak lahir dinegeri ini...tapi otaknya dibeli oleh negeri luar sana"
"Species orang pinter tapi keblinger banyak dinegeri ini...tapi species orang pinter dan bener juga sangat tidak banyak"

"Selama....kita haaaaa...haaaaa....hiiiiiii....hiiiiiii...."dengan luarsanastyle, kita tanpa sadar sedang membuang suara gemrincing gelang kaki panri remo, warna-warni topeng cirebon, lemah gemulai tarian serimpi, kecak, jaipong, dan lirikan khas tarian pendhet, dan indahnya gubahan dan lelanggam macophat tak dapat lagi kita nikmati.

***
Sebelum kesedihan dan malam ini berkahir akan kusampaikan beberapa bait tentang sesuatu yang paling enak walaupun sering diulang-ulang, digalang-galang, menggalang-galang, melukis hati yang sempit menjadi galangan, lapangan yang luas, cukup untuk menampung kegilaan kita pada apa yang disebut, dan saya tulis sebagai CINTA :

"CINTA"

Hilang...tlah...hilang...
Satu dari mata...mata...saya yang bergerak kanan kiri...
Memanggil-manggil pada penyudahan rindu yang angkara
Walau tak disebutkan, tapi tolong sedikit, saja sedikit lagi bibirku menyentuh bibirmu

Kau...kau..adalah kata terakhir dari sajaku yang kutulis pada embun-embun yang menempel pada kaca yang hampir hilang dijilat lidah-lidah sang surya...yang sudah menarik-narik mimpi-mimpi yang diimpi-impikan, mecabutnya dari kotak sekotak,otaku...
Kita dibajak dan menjelang ajal dengan perasaan yang sama
Kau dan aku akan kembali menyatu dalam taman-taman yang hayat, yang cinta tak dipermalukan diatasnya

Namamu dan namaku terukir pada pualam abadi dan kau bukan lagi orang asing bagi jiwaku pun jiwamu
Kelaparan jiwa kita pada kasih, membawa kita menatap kubah kuil emas cinta kt yang mungil
Berjanjilah seperti malam yang senantiasa menjaga marwah gelapnya
Rantai-rantai yang menjerat kita terbuat dari nafas, sukar diputuskan
Setengahnya adalah nyawaku pun nyawamu sehela saja hilang,kitapun sama
Hanya detik-detik ketulusan saja yang akan mempertahan

Ataouw....Ataouuuuw....Ataouuuuw....
Yang kuat berkehendak,yang lebih dari yang kuat bertindak
Mencabut hasrat hidupku, menjemput dengan mautNya
Tugas kita memberikanya dengan lentur, tulus, ikhlas

Maafkan daku kawan jiwaku, yang membuatmu bosan menunggu
Maafkan, kenanglah jiwaku yang pernah menawan hidupmu
Maafkan, dulu kau bujuk kelopak mataku untuk berjaga, sekarang bujuklah sekali lagi untuk terlelap
Maafkan, citra ini mendahului mimpi,malam ini kau dan aku, kekasih dari 2 mata dan 2 tanah


Bunbung melambung tanpa sayap mengepak-ngepak
Kutinggalkan rumahmu, kupamit sebagai tamu
Saatnya kutemui perjamuan abadi, jamuan rindu dari kekasih yang abadi
Kawan,kekasihku,dan saudaraku, yang terhormat kenanglah kemalagan seperti madu manis, dan kenang pula kebahgiaan seperti racun hati, Pandanglah semuanya dari 2 sisi, pandanglah kau akan mengerti perbedaan, karena hidup diramu oleh berbagai macam hal, bukan satu bahan dominan.


Disadur Penuh dari Laman Otak yang terkontaminasi virus Gibranisme, Rendraisme, Sudjiwotedjoisme, Jancukisme

Minggu, 31 Oktober 2010

Lihatlah Akibat Jika Anda Mulai Main-main Dengan Tuhan



Ditulis oleh Edi Siswoyo
Diunggah oleh Edi Siswoyo



Tuhan tidak selalu diam ketika kita bertingkah pola seperti apapun diatas Bumi-Nya
Tuhan memberikan kita beberapa kewajiban sebagai umat beragama yang berke-Tuhanan
Kemudian kewajiban Tuhan menjadi sebuah pilihan (dilaksanakan / dilalaikan), karena kita manusia yang berakal, dan dengan kesibukan dan urusan-urusan dunia kita.
Tuhan membebaskan anda memilihnya, tapi
Ketika anda mulai bermain-main dengan Tuhan

"Lihatlah Akibat Jika Anda Mulai Main-main Dengan Tuhan"


Dus…Wedus Gembel…
Kemarin masih kudengar nyanyian Dus…Wedus Gembel…
Kemarin jelas benar, awan nan putih masih berlagu Dus…Dus…Wedus Gembel…
Sumpah telingaku tak gagap, mendengar lagu itu seraya senyumnya

Lelaguan itu menghenyapkanku dari keterjagaan
Pagi dan secangkir kopi tak begitu berarti tanpa lelagu Dus…Wedus Gembel…
Lelaguan itu, hampir membuatku lupa akan kesejatian
Pagi dan senyum kecil anak-anak lereng seraya lelagu Dus…Wedus Gembel…

Keindahan yang tak dibuat-buat, walau diramu dari ketakutan
Lukisan nan elok, walau dipulas pada lembar kain alam
Cinta adalah malamnya
Kasih adalah sewidara rajutan benangnya...

Tapi kini...

Huuusss…Dus…Wedus Gembel…
Kini kulagukankan lirih sendiri, sedikit takut seraya mimpi membisik
“eee… yaaa….eee…yooo…dia bersekutu” mimpi membisik
“eee… yaaa….eee…yooo…sekutu yang mengerikan” mimpi membisik
Siapa saja sekutunya...?
“eee… yaaa….eee…yooo…lahar bumi,awan panas , dan mata angin ” mimpi membisik

Selepas terbangun dari henyapku…
Persekutuan sombong itu, sudah membumbung tinggi…
Selepas menyeka keringat gelisahku…
Sekutu itu sudah melumat rumahku, ladangku, saudara-saudariku,

Sungai-sungaiku penuh dengan laharnya
Menyerapah mati...mati...pada apa saja yang dilaluinya
Langit-lagit memerah marah...dengan abu panasnya
Membungkam mulut dan hidung, mati...mati...pada setiap makhluk yang ada di depanya

Duh..Gusti...Gusti... Tolonglah kami
Kata itu selalu ada pada saat seperti ini
Ya Allah..Ya Allah...Selamatkan kami
Kata itu selalu membahana seraya tangis

Ya Tuhan...Ya Tuhan...Lindungi kami
Do'a itu bertabur selayak debu...

Aku mendengarnya lagi…
Dus…Dus…Wedus Gembel…Dus…Dus…Wedus Gembel…
Rentetan tangis,pekikan teriakan, ibu…ibu…ibuuuu….
Ponirah kecil pontang-panting mencari-cari ibunya

Aku mendengarnya lagi…
Dus…Dus…Wedus Gembel…Dus…Dus…Wedus Gembel…
Pucat, gundah, menada pada ketakutan...anaku..anaku..
Sumiyem yang renta pontang-panting mencari-cari keluarganya

Mega mawujud kolo...
Tanganya sedang mencoba mengapai-gapai leher-leher setiap kehidupan
Daun-daun,hewan-hewan, tak pelak juga manusia-manusia
Manusia-manusia mencoba berlari menghindar dari tangan-tanganya

Serik nangis mawurahan ambata rubuh gumerah
Berlari menyelamatkan nyawa yang tinggal teronggok dalam jiwanya

Udara sore yang masih suci di perkosa
Hawa panas dicucukan pada hidung-hidung kehidupan
Meronta, manangis, menjerit, menyerapah dan menghiba tolong...tolong...
Demi setarik helaan nafas untuk kehidupan

Ya Allah...
Mereka sedang membawa sesuatu
Keyakinan mereka akan-Mu

Ya Allah...
Mereka sedang menangisi sesuatu
Harta terakhir yang meghuni raga mereka, roh Dari-Mu

Dus…Wedus Gembel…
Ini Yang Terakhir, nyawa kami
Dus…Wedus Gembel…
Ini Nafas Yang penghabisan

Untuk kesekian kali kau curi hak kehidupan kami dari tangan Tuhan
Kau ambil lagi nyawa-nyawa kami yang masih dielus-elus Tuhan
Kau akan mengubur kami semua, dalam kehidupan kami yang tinggal setengah
Secanting nyawa yang masih kami bawa berlari sedang kau kejar untuk dibinasakan

Gustiiii...ampunilah kami...
Ini nyawa kami yang Kau pelihara dengan kesungguhan-Mu
Roh pernah Kau tiupkan sebelum nafas kami jatuh pada bumi pertiwi
Gustiiii...ampunilah kami...

Duh... Gustiii...
Mungkin dengan cara ini kau menghukum kami
Yang kadang sering iseng-iseng dengan alam-Mu
Yang kadang setengah hati mensyukuri segala anugerah-Mu

Duh... Gustiii...
Mungkin beginilah cara-Mu, menentukan nyawa kami
Mengakhiri tugas kami diatas bumi-Mu
Tugas suci yang kadang kami jadikan main-main
Dengan menumpuk-numpuk dosa kami secara sadar dan dibawah sadar

Mungkin beginilah caramu menegur kami
Yang terlalu congkak berjalan diatas mayapada-Mu
Terlalu lelap dengan nikmat dunia
dan Setengah hati menyembah-Mu

MasyaAllah...Mungkin sekarang saatnya kita berkaca
Bahwa kita kotor dalam raga kita yang kita anggap bersih
MasyaAllah...Mungkin sekarang saatnya kita mulai berfikir untuk membalas
Membalas dengan sedikit ibadah, atas nikmat-Nya yang beitu banyak

Maaf kami mungkin terlambat Tuhan...
Kami yang selalu menyerapah dan bertanya-tanya
Darimana...? darimana...? darimana kami mulai bersyukur...?
Kami bodoh Ya Allah... kami yang pandir Ya Allah...

Padahal saat kami terbangun dari tidur kami, dengan nafas yang masih berhembus
Dua tangan ini masih kokoh menempel pada badan kami Ya Allah
Sepasang kaki, mata, hidung, mulut dan semuanya masih normal
Disinilah kami harus memulai bersyukur...

Ya Allah...
Mungkin dengan bencana disana-sinilah
Caramu mencabut kesombongan, kemunafikan, keiseng-isengan kami, kekufuran kami dari ubun-ubun dan hati kami
Yang sudah kadung mengakar, tumbuh dan menjadi benalu pada fikiran kami

Kau sudah garuk kami, Kau tempeleng kami dengan sakit kepala dan meriang
Tapi hanya disaat seperti itu saja kami menyebut asma-Mu
Kami selalu mengulang - ulang dosa kami
Kami selalu membuat-Mu berang dengan tingkah laku kami

Nampaknya manusia-manusia tak kunjung sadar dari kekhilafanya
Alih-alih kami taubat, kami malah semakin asyik dengan dosa-dosa kami
Begitu rajin kita mengumpat, berzina, korupsi, memfitnah
Klimaksnya banyak manusia yang menyekutukan-Mu, dengan keduniawian

Wewanci, dan weworo yang Kau berikan tak pernah kami indahkan
Kami terlelap Ya Allah, kami hanyut Ya Allah,...
Dengan harta, wanita, kuasa, harta, wanita, kuasa
Yang tidak sadar semakin menjauhkan kami dari-Mu Ya Allah

Kami berlomba-lomba menumpuk harta dengan cara-cara yang tidak halal dan melupakan-Mu
Kami sibuk dengan urusan dunia kami dan lupa dengan urusan akhirat kami Ya Allah
Dunia menjadi kewajiban dan nomor #1, sedangkan keRabbanian jadi nomor #2
Begtiu hinanya kami Ya Allah...

Kini hanya dengan satu isapan jempol, satu kedipan mata-Mu
Allah mengakhiri, menghabiskan, semuanya, semudah Kau memberika-Nya
Harta kami yang tak seberapa, yang menjadikan kami sombong
Raga kami yang tak seberapa gagah/cantik, yang emnjadikan kami tak beriman

Kau lumat, luluh lantahkan...
Kesombongan, kecongkakan kami,...
Dengan wabah penyakit yang menistakan dan menderita

Banjir,

Puting beliung,

Tsunami,

Gunung meletus,

dan Gempa,

hancur...hancur..hancur...
Semuanya hancur...bahkan rumah 3 Milyard dan kecoa-kecoanya yang kami banggakan
Segalanya hancur...bahkan mobil sport termahal pun tak mampu melindungi kami dari murka-Mu
Kesombongan dan kepongahan kami, diusap, digaruk, ditampar muka kami dengan bencana yang menghancurkan

Ya Allah... Ya Tuhan kami...
Dimana kami kan bersembunyi dari murka-Mu
Selain dalam cinta kasih, dan ridho-Mu yang tak terbatas

Ya Allah kini hamba bersimpuh, duduk, berlutut di depan-Mu
Memohon dengan do'a, semoga sampai di haribaan-Mu
Kami mengais-ngais sisa-sisa kasih sayang-Mu
Akhiriilah penderitaan di Negeri kami

Akhirilah..akhirilah...akhirilah Ya Allah
Telah cukup ibu Pertiwi ini menangis
Sudahilah...sudahilah...sudahilah...Ya Allah
Telah cukup kami menanggung akibat dari dosa & kelalaian kami

Laaillahailla'anta Ya Allah...
Hanya Kepada-Mulah kami menyembah dan Hanya Kepada-Mulah kami memohon pertolongan...
Amin...Amin...Amin...Ya Robbal Alamiin...

***

"Lihatlah Akibat Jika Kita Mulai Main-main dengan Tuhan"


_______________________________________________________________________________________________
* * *

JAMAN WIS AKHIR

Jaman wis Akhir, Jaman Wis Akhir
Bumine Goyang Jaman wis Akhir,
Jaman Wis Akhir Bumine Goyang
Akale Njungkir, Akale Njungkir, Pikirane Nglambrang

Wolak-walike jaman sa'iki, Banyak Orang Gila, dianggap Kyai.
Semakin Gila, semakin menjadi Bertambah mini, Jarene Seni.

Semakin aneh, ulah manusia, banyak jalan terang,
milih jalan sunyi Dunia Nyata, malah nggak peduli, malah do' mikir dunia Memedi.

Jaman wis Akhir, Jaman Wis Akhir
Bumine Goyang Jaman wis Akhir,
Jaman Wis Akhir Bumine Goyang
Sing buri mungkir, rasah dipikir sing penting Goyang

Jaman wis Akhir, Jaman Wis Akhir Bumine Goyang
Jaman wis Akhir, Jaman Wis Akhir Bumine Goyang
Kakehan mikir, kakehan mikir, Kakehan Hutang!

***

"Lihatlah Akibat Jika Kita Mulai Main-main dengan Tuhan"

KALA ITU

Angin berdesir kala itu Aku tahu kau suka angin itu Semilir menerpa jilbab panjangmu itu Senyuman kecilmu tanda kau suka itu Aku ingin berta...