Selasa, 28 Desember 2010

Anyaman Rasa : Demenan Karo Kanjeng Gusti

Ditulis oleh Edi Siswoyo
29 Agustus 2010

Diunggah oleh Adi_ARC


Ooooo...

Surem-surem urem-urem dwiwangkoro kingkin

Lir manguswo kang layoooon..


Rikala, nafas matahari belum mengendus Bumi, Bibirnya masih jauh terbenam diufuk belum sampai mencium dan saling pagut dengan bibir Bumi...Duhh Dunya...Dunya...Tak akan lari Tukang Nasi Uduk dikejar...?

Beeeee....
UpStaku (Update Statusku) pagi ini "Demenan Karo Kanjeng Gusti...a.k.a Pacaran Ma Tuhan..." sepi komen dan jempol dari facebooker, sekliwat, menit yang sama Upsta dari Upstapatih yang lain yang isinya begini "Masih dingin males banget bangunn...coba ada yang nemenin..." facebooker langsung berduyun-duyun njempol dan ngomen penuh dg kata2 birahi...

Nah, beginiloh pada kalian facebooker yang ga' ngerti, apa sih Pacaran Ambek Tuhan.

Kalo sampeyan sayang sama Yang Maha Penyayang, Mestinya sampean menjadi Pelahap, Pembabat, Eksekutor kehendak Tuhan.

Tuhan tidak mungkin langsung nyoh bersedekah untuk sampeyan, kalo sampeyan tidak jadi Manungso (Iman Dumunung Marang Kang Kuoso),.

Kalo sudah jadi manusia Beriman masa sih Tuhan ndak' gubyuk memberi kasih sayang-Nya untuk sampeyan...?

Tuhan mengekspresikan kasih sayang, cinta, welas asih-Nya dengan cara-Nya, Membelai, mengusap, mencium sampeyan dengan cara-Nya.

Maka, dikirimkanlah wakil-Nya untuk sampeyan-sampeyan kabeh, ya Pacar sampeyan itu...Makanya Berdoalah "Ya Allah Kanjeng Gusti kang dumadhi...Semoga Pacarku ini benar-benar yang Kau pilih dan Terbaik untuku..."

Problemnya, sampeyan kebablasan, keasyikan, Ngawiji mencium, mengusap, membelai, wakilnya, akhirnya sampeyan lupa dan lebih sayang ke wakilnya...

Loh iya...kamu jadi males sedekah lagi sama Tuhan, karena pacarmu di dunia keberatan, keberatan kalo kamu beribadah sebelum telpon2an, keberatan kalo kamu punya duit untuk ngamal tapi ga' punya duit pas diajak nonton, atau sampeyannya sendiri yang lebih suka menghabiskan duit dan waktu sampeyan untuk wakilnya (sang pacar).

Akhirnya sampeyan stop sedekah&beribadah, Padahal Tuhan kan Maha Pencemburu juga.

Gak usah kelimpungan nyari argumen, membuka perbendaharaan hadits atau ayat, untuk mendebat saya, karena berani mbacot Tuhan Maha Pencemburu, "Apakah,Sampean Tahu Dosa yang lebih besar ketimbang menyekutukan Tuhan dengan Harta, Uang, Manusia, dll."

Hayoooo...Demenan Karo Kanjeng Gusti

TAFSIR :
Kita harus merasa yakin dan menyerahkan semua kasih sayang dan yang kita sayangi kepada yang tak pernah lelah mengurus, dan memberi kasih sayang.

Ketakutan, kewas-wasan itu ada karena kita tak berkasih penuh dengan Tuhan, ketika anda menyerahkan apapun yang anda kasihi semata-mata untuk Tuhan, maka Tuhan akan otomatis menjaga apapun yang anda kasihi.

“Karena anda meletakan cinta Tuhan di atas apapun, termasuk cinta ke anak-anak, ke pacar, ke orang tua, ke duit, ke mobil, ke apa aja..maka Tuhan akan jaga apapun yang anda cintai, kepada siapapun Tuhan yang anda yakini..."

"karena jika anda yakin hanya ada satu kekuatan yang Maha Dominan, anda tak harus keras berfikir untuk menyewa Bodyguard untuk menjaga apa-apa yang anda cintai dan miliki.”(*)

# Edi Siswoyo tinggal disini : http://www.facebook.com/edi.siswoyo #

Senin, 27 Desember 2010

7 Hari 7 Mimpi_Mimpi VI : Kahyanganku kahyanganmu

Ditulis oleh Edi Siswoyo
28 Desember 2010

Diunggah oleh Edi Siswoyo

Sulaman suka duka
Jika seraya berduka
Apa yang hendak didukakan
Detik-detik kata-kata duka

Hemm…telah usai jalinan
Indah pula menikmati jalinan kasih
Tanpa perjumpaan penuh birahi
Tanpa pertemuan berarti

Tali-temali kesedihanmu
Gilalah hancur…hancurmu..
Pada pemakaman cinta terakhirmu
Kesejatian tak menitisi ruh-mu

Serapah amukmu
Sabar sabah keawang-awang
Mumbul, sundul kahyangan
Kahyangan suci, Kahyanganku kahyanganmu

Kahyanganku, kau wakil Tuhan yang menciumku
Kahyanganmu, kau lupa terlalu lelap birahimu
Sulaman neraka anyaman surga samar
Sulaman duka anyaman suka sama

Kahyangku pada sebuah ranjang
Tempat kita berdua akan mati
Kasih…aku menemuimu
Dalam nyawa, kahyangan keabadian

Kahyanganku kahyanganmu adalah kematian

Minggu, 26 Desember 2010

Balada Wayang Episode 4 : Ponokawan I


Ditulis oleh Edi Siswoyo
25 Desember 2010

Diunggah oleh Edi Siswoyo

"Al-Ardhi Gonjang-Ganjing, As-samawath kelap-kelop...sudah lalu perang berakhir, saudara serumpunkita yang sering iseng...kini iseng mencukur timnas kita 3 : 0 tanpa balas, bukan sekedar skor bal-balan, tapi...?"

Nah, tadinya tadi saya mau nulis tentang hasil pertandingan bal-bal-an antara Indonesia VS Malaysia, saya mau ulas tuntas tadinya, saya mau ungkapkan kekecewaan saya yang menggelora-gelora, mau nulis Jiancukk...,yang puuuaaanjang banget untuk pelempar mercon dan Tukang pencari kodok dengan sinar laser, kalo bisa semua tulisanya akan saya tulis jiancuk...jiancuk...jiancuk, lah wong kecewa plus anyel plus..plus...plus....

Tapi, setelah klepas-klepus sebatang rokok, dan menyeruput habis secangkir kopi, kemarahan dan kekesalan saya pun reda, dan saya urung menulis tentang Timnas kita yang keok.

Lebih baik nulis ini :

***
"Ponokawan"

It's all about Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong.

Bahwasanya kita adalah Petruk, kita adalah Gareng, dan Kita adalah Bagong.

Saat, kita menjadi manusia yang sangat relaks, santai menghadapi semua masalah, mengalir easy going saat itu pula Petruk ada dalam diri kita.

Dan, Gareng itu tak jauh-jauh ya..kita sendiri saat anda mulai menanyakan semuanya, memperkarakan banyak hal, dan tak mau latah dan searus dengan selera manusia kebanyakan, saat itu pula Gareng ada dalam diri kita.

Lalu, Bagong yang kita tau nyatane memang kita sendiri juga, kalau kita selalu membantah, selalu ngeyel, selalu menyangkali semuanya dengan kepolosan dan keluguan, saat itu pula anda sedang kepanjingan/dipencloki Bagong.

Petruk in Al-takkalam'ullughotil Arobiyah-nya is Fatruk yang artinya meninggalkan semuanya, menanggalkan keras kepala, dan ketakaburan, segalanya suk ping ri war ping nan alias mlebu kuping kiwo metu kuping kanan.

Bagong atau Bagho yang artinya demen mengeyel atau membantah, tapi yang harus diinget, Gareng selalu membantah dengan hati, hanya membantah pada sesuatu yang berdasar kebenaran, dengan keluguanya yang spontan, tak pernah Bagong asal membantah.

Gareng atau Ghoiron yang artinya berbeda, tak latah dan mengikuti arus umum, saat semuanya berkata A maka gareng akan berkata B, selalu bertanya, dan melihat semua hal-hal dari sudut pandang yang berbeda, tapi Gareng tak pernah bertanya semata-mata karena kecurigaan, tidak menanyakan sesuatu dengan Negatif thinking, Gareng bertanya dengan keluhuran budi,kesucian dan kebeningan hati, Gareng tak selalu sekedar menertawakan sesuatu, tanpa pertimbangan yang matang.

Sekali waktu Mas Awik Suharyanto teman SMA saya, pernah protes karena saya menuliskan Ponokawan, bukan Punokawan, ini yang saya sebut disalah kaprahkan Pono artinya menerangi/memahami, kawan ya kawan, ya kanca, ya rencang, Ponokawan artinya menerangi/memahami kita sebagai majikan.

Makanya jangan kaget, jika panjenengan kadang ke-Petrukan-, Ke-Gareng-epanjinganan, atau Ke-Bagong-an, saya fikir itu lebih baik daripada KeGayus-Gayusan .

Kita bukan sedang kepanjingan Ponokawan atau sedang dititisi Ponokawan, tapi memang naluri alamiah kejiwaan kita harus memilih untuk mendominankan Bagong, atau Petruk, atau Gareng, dalam keseharian kita, sedangkan Semar menjadi moderator atau remnya.

Memunculkan Bagong saat harus menjadi aktifis HAM, atau menjadi intelektual yang nyebelin, nganyeli seperti Gareng.

Atawa, memumbulkan/menonjolkan Petruk maka kamu akan jadi asosialis, Sabodo teuing, yang selalu gitu aja kok repot...

Moderasikan dirimu dengan Semar, Campurkan ramuan Pekerti Gareng, Petruk, dan Bagong dalam Gelas Semar, Semar filter moderasi munculnya sisi Ponokawan dalam dirimu...

Jadi, Semarkan dirimu...(*)

#Selamat malam, Dalang kenthir Edi Siswoyo tinggal di http://www.facebook.com/edi.siswoyo #

Jumat, 24 Desember 2010

7 Hari 7 Mimpi_Mimpi V : Ar-Rahmaan-ku

Ditulis oleh Edi Siswoyo
25 Desember 2010

Diunggah oleh Edi Siswoyo

Dentang-dentang genta katedral
Ruhnya menggaung, pelan mengalir didanau hatiku
Menyelam kedalamanya, menyelamatkan kealpa'anya
Ar-Rahmaan-ku, ciumlah aku

Mutiara firman-Mu nan suci tiada tara
Mengucur memenuhi pialaku nan kotor
Cawan-cawan tersenyum dahagaku pun hilang
Ar-Rahmaan-ku, Basuhlah aku

Aku selalu salah Tuhan menerka kasih-Mu
Menangkap semua belas kasih-Mu dengan kata,Kurang...
Mengambil semua nikmat yang besar
Sedangkan kasih yang benar-benar besar lupa kusyukuri

Ar-Rahmaan-ku,ampunilah aku

Kini didepan altar sederhana-Mu
Kusembahkan semua kerapuhanku
Kau nan suci, Nabimu nan kudus
Ar-Rahmaan-ku, Sucikanlah aku

Yaa Rahmaanku, oborku telah mati
Kini biarkanlah jejak kami membara
Mata hati kami buta
Ar-Rahmaan-ku, bimbinglah aku

***

Balada Wayang Ponokawan_Episode 3 : Naturalisasi Menjelang Perang Baratayudha


Ditulis oleh Edi Siswoyo
24 Desember 2010

Diunggah oleh Edi Siswoyo


Melongok keberhasilan Negeri jejiran/tetangga N.K.R.I yang menaturalisasikan beberapa pemain londo kedalam Skuad Garuda Merah Putih, dan akhirnya bisa mengganyang Negeri Jiran Malaysia dengan Skor telak 5 - 1, Menghantam Laos dengan skor telak pula 6 - 0, menghentikan langkah musuh bebuyutan thailand dengan skor tipis 1 - 0, dan dengan agregat 2 - 0 memupus harapan philipina untuk maju ke semifinal.

Euphorianya kemenangan timnas merah putih benar-benar sampai ke Negeri Astina, setelah selama beberapa tahun terakhir tim sepak bola NKRI miskin prestasi dan selalu saja kandas kalo ketemu thailand, mendadak setelah kemenangan demi kemenangan kemarin,emblem-emblem yang berbau timnas laku dan laris manis, Pak soleh yang biasa berjualan macam-macam merchandise timnas untung besar, dan tukang sablon kebanjiran order kaus timnas.

Sekurang-kurangnya tukang becak, kuli bangunan, anak-anak menteri sampai anak tukang parkir memakai kaus timnas, dari selebritis sampai cerpenis kena demam timnas, kang Asep yang selama ini selalu bilang goblok pada setiap pelatih timnas dan selalu habis-habisan, bukan mendukung tapi mencemooh timnas pun sekarang tak malu lagi memakai kaus timnas merah putih, kalo dulu ada pemain timnas yang ia cuekin pas mau beli rokok diwarungnya sekarang di warungnya malah dipajang poster timnas yang lagi pada nyengir dan dibawahnya ditulisi "untuk pemain timnas beli apapun disini GRATIS".

Ternyata dengan sepakbola, Nasionalisme bisa diukur dan sepakbola menjadi semacam ramuan/pupuk untuk rasa Nasionaisme yang selama ini semakin layu, karena para pemimpin yang bisanya cuman bikin patah hati, mempertandus tanah/lahan Nasionalisme dengan kelakuan homo, culas, dan curangnya,pertanyaan saya Gayus yang tidak punya perasaan terhadap Bangsa dan Negara ndukung timnas ndak ya...?

***
Dikampung Mugomakmur

Kampung tempat bercokolnya Lurah Petruk, terpaksa mengadakan Kenduri dadakan, ya namanya dadakan akhirnya tak ada tumpeng lengkap lauk pauknya,ya...jelasnya minim makananlah tak seperti lazimnya kenduri, cuma ada beberapa piring rempeyek dan gandasturi yang gosip-gosipnya akan segera dipatenkan.

Setelah para hadirin semua berkumpul petruk memulai ceramahnya, petruk yang nampakya ikut merasakan euphoria kemenangan Timnas Indonesia dari tadi tak berhenti cengengesan, maklum petruk mengidolakan bintang baru timnas yang agak mirip-mirip saudaranya gareng oktavianus maniani/Okto maniani.

"Sedulur-sedulur kabeh...saya mewakili staff pemerintahan dukuh mugomakmur mengucapkan selamat untuk Timnas Indoneia yang masuk babak final..."ujar petruk sambil cengar-cengir.

"Ko gak cium tangan truk...kaya ketua PSSI Nurdin Halid yang langsung nyosor tangan presiden...pas nonton bareng" sela gareng.

"Petruk sudah membaca situasi pasti ceramahnya akan banjir interupsi dari hadirin, terutama dari sodaranya Gareng, pasti itu...pasti..."ucap petruk dalam hati sembari mentelengi gareng yang pringas-pringis.

"Ko menteleng om petruk...lah iya toh...mosok Negeri yang katanya berasaskan demokrasi kapitalis mengenal budaya cium tangan...kan budaya cium tangan utawi nyenyembah umumnya berasal dan ada di Negeri yang berasaskan Monarki/kerajaan... ko Presiden Republik masih mau disembah... padahal dia lagi getol-getolnya mencoba melarang satu asas yang dianggap berlawanan dengan Jakarta yang demokratis..."sela salah seorang hadirin yang duduk paling ujung, yang belakangan diketahui penjual koran yang setiap hari update masalah pemerintahan NKRA Negeri Kerajaan Republik Astina dan Negeri sebelah.

"Pasti...pasti...sampeyan lagi..sampeyan lagi..lurahnya siapa sih ko yang ceramah jadi sampeyan..."Ucap petruk setengah menghardik.

Penjual koran ini memang dikenal paling kritis, disetiap acara kenduri dia yang sering membuat petruk kesel karena selalu lebih pinter.

Hadirin akhirnya khidmat lagi mendengarkan ceramah petruk, sementara gareng menutup mulutnya menahan tawa, gareng selalu merasa terhibur kalau saudaranya sudah marah-marah.

"Beginiloh sedulur-sedulur sedoyo...melihat Negeri sebelah yang sukses masuk final Piala AFF2010 karena menaturalisasi beberapa pemain londo, rencananya saya mau usul ke Ndoro Yudhistira, Bhima, dan Arjuna untuk menaturalisasi beberapa pendekar linuwih untuk menjaga lini depan supaya bisa tampil menyerang pada saat palagan baratayudha nanti...sedulur yang punya usul kira-kira siapa saja pendekar...yang pas pantes untuk dinaturalisasi menambah kekuatan Skuad Pandawa, nanti akan saya catet dan saya usulkan ke Ndoro saya..."papar petruk

Hanya ada beberapa hadirin yang bertepuk tangan, mendengar kelanjutan pidato petruk yang sudah rada berapi-api, meski Petruk bukan tak mendapat gelar Macan Podium kaya Bung karno, tapi petruk kalo udah dipanas-panasi ikut panas juga.

"Saya usul Jaka sembung, dan Jaka Gledek..."sela seorang hadirin yang datang rada telat seraya mengacungkan jarinya.

"Gong...tulis..."suruh petruk pada bagong yang kala itu diberi tugas untuk menotulenkan hasil Kenduri.

"Anu Pak Lurah Si pitung ame si jiih, terus Si Jampang, Si Gobang...siape lagi ya..udah entu aje"sambung Tukang kerak telor yang kebetulan lagi keliling jualan dan ikut kenduri.

"Panji Tengkorak, Si Buta dari gua Hantu, Wiro Sableng bagus tuh...satu lagi Prabu Angling Dharma..."tambah seorang pemuda yang perawakanya mirip aktor Vino G. Bastian, anak dari Novelis terkenal Bastian Tito pereka tokoh pendekar kapak maut 212 Wiro Sableng yang diusulkanya.

Sementara Bagong sibuk nulis hasil aanwijzing rapat.

"Yang ini ga usah ditulis...gong..."cegah petruk melihat tukang koran yang sedari tadi ngacung-ngacung tapi tak diberi kesempatan oleh petruk untuk bicara, takut dibilang tidak demokratis akhirnya petruk memonggohkan Si Tukang koran untuk bicara.

"Naturalisasi itu gampang...gak repot...tapi yang bikin repot adalah apa kita akan tetap merasa bangga sebagai warga negara, kalau-kalau kita menang dan lagu kebangsaan berkumandang mereka tidak bisa ikut menyanyikan lagu kebangsaan negaranya yang baru...itu kalo menang kalo kalah tambah malu, udah banyak naturalisasi ko masih kalah...?apa iya kita akan tetap bangga sementara potensi - potensi besar negeri sendiri tidak dapat dibaca, diambil, dan dimanfaatkan, hanya sebagai penonton dan bermain dilapangan dipojok dusun...semakin banyak naturalisasi maka akan semakin banyak manusia & potensi besar lokal yang sulit ikut sumbang sih...urun pakaryo untuk negara, dan meregenerasi atlit-atlit/pendekar-pendekar yang sudah hampir pensiun"tungkas tukang koran yang tampak depanya mirip mantan Presiden RI Bapak Ceplas-Ceplos Nasional "Gus Dur".

"Satu lagi saya mau usul Mbok Tuyul saja...yang dinaturalisasi...karena cuma dia yang saya fikir sudah memenuhi syarat-syarat perundang-undangan pantas untuk dinaturalisasi..karena sebelum Pak lurah lahir dia sudah ada di Astina datang dari Negeri sebelah...Pasti mereka tau seluk beluk Astina, watak, dan kelemahan kurawa karena mereka sering operasi di kawasan kerajaan Astina...gitu aja kok repot....!!!"tukang koran yang sekarang benar-benar mirip Alm. KH Abdulrahman Wahid dengan menambahkan celotehan khas Gus Dur mengakhiri pembicaraanya.

Petruk yang sudah kadung nafsu, hampir saja mengacak-acak piring-piring rempeyek dan gandas turi yang ada didepannya, saat di bangkit dan kakinya jelalatan, tak tertahankan emosinya.

Gareng terkekeh-kekeh melihat hiburan gratis dari saudarnya.

"Sabar truk...sabar..." ucap gareng sambil nggandili pundak dan tangan petruk yang mencoba meraih bakiaknya.

Kemarahan petruk tak reda sampai sesorot sinar kekuningan mak jleg...murub berpendar dibadan si tukang koran, dan asap putih mengepul memenuhi tubuhnya pula.

Para Hadirin, petruk, bagong dan gareng kaget bukan main eh...kepalang.

Setelah kukus-kukus (asap-asap) yang rada pekat mirip wedus gembel itu sirna terbawa angin, barulah nampak sosok...wujud asli si tukang koran yang ternyata adalah Romo mereka sendiri Romo Semar Badranaya, ya Astrajingga, ya Sang Hyang Wenang...

Hadirin kabur porak poranda, tapi ada juga yang iseng sambil meraih piring -piring rempeyek dan gandasturi, ada yang dimasukan ke peci, ke sarung, ada juga yang membawa sekalian Sak piring-piringe.

Petruk memahami keadaan itu karena petruk tau istri mereka pasti bakal ngambek kalo tau suami mereka pulang dengan tangan kosong selepas kenduri.

"Sekian lanjut tidur lagi...Selamat berlibur sedulur-sedulur kabeh..."

Rabu, 22 Desember 2010

Balada Wayang Ponokawan_Episode 2 : Heboh.... SengkuniLeaks

Ditulis oleh Edi Siswoyo
22 Desember 2010

Diunggah oleh adi_arc


N.K.R.A (Negera Kerajaan Republik Astina), kali ini benar-benar dibikin heboh seheboh-hebohnya...Bagaimana tidak setelah mas-mas tukang becak, abang supir, yang suka nongkrong di warkop dipojok terminal sono heboh ngomongin situs yang nama depanya percis kaya situs WikiPedia punya Kang Jimmy Wales, Ya situs yang bikin porak-poranda rahasia Negara adik kuasa itu WikiLeaks namanya.

Konon data kabel, memo-memo penting antar pemimpin dunia,& dokumen-dokumen rahasia dibuka mlongo bisa dinikmati khalayak secara bebas. Sekarang keadian serupa juga menimpa Negara Ngastina Pura, situs serupa dengan dua wiki diatas, tapi yang ini namanya selebaran SengkuniLeaks, juga benar-benar membuat Prabu Duryudana kebakaran bulu-bulunya, karenya banyak sekali borok-borok kurawa yang diungkap di situs itu.

Kalau si Julian Assange yang empunya WikiLeaks susah banget dicari keberadaan tepatnya, kali ini kurawa cs tidak terlalu sulit untuk mencokok siapa duratmaka dibalik situs meresahkan itu, tak lain dan tak bukan adalah Pakleknya sendiri adik dari Ibunda Gendari yaitu Patih Sengkuni atau Tri Gantalpatih, ya...Gandalaputra, ya...Suwalaputra (Anak'e Prabu Suwala)

Bagong yang kebetulan lagi Reresik halaman nyeletuk..."Setahu saya Gusti Gandalaputra itu jangankan bikin situs nyeleneh di internet lah wong mau sms aja masih bingung...kalo laptop ga punya...tapi kalo kipas punya dia..ya buat ngipas-ngipasi suasana hatinya sampeyan biar mungsuhi pandawa dan gak konsen mikirin Negeri..."Sambil nyengkiwing pengki dan sapu lidinya Bagong ngeluyur.

***
Masih di kedai kopi di Terminal Kampung Jenggotan

Berita hebohnya SengkuniLeaks walau cuma lewat selebaran-selebaran daun pisang dan daun lontar yang ditebarkan dijalan-jalan raya Kampung Jenggotan, jadi goro-goro, Bahkan akun Twitter Petruk kebanjiran pertanyaan menyoal SengkuniLeaks yang turut gumbruh membawa nama Romo Semar seputar keturut campuranya dengan masalah pandawa crew, padahal para ksatria pandawa memang selalu membutuhkan campur tangan Semar untuk menghadapi masalahnya.

Wal hasil...sekarang bukan hanya dikedai kopi di pojok terminal kampung jenggotan, disawah, dirumah sakit, di instansi pemerintahan N.K.R.A, semua ngomongin SengkuniLeaks.

***
Petruk merasa turut bertanggung jawab karena nama ponokawan ikut pula dibawa-bawa pada selebaran terakhir yang petruk temukan di warung sembako pas lagi mau beli terasi, padahal mereka (ponokawan) hanya seorang abdi yang terus mengabdi dan memahami ndoro-nya

"Malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih..." Sudah bersusah payah seluruh kekuatan intelijen Astina atau biasa disebut C.I.A (Central Intelegent Astina) tetap saja mereka belum bisa menemukan tempat nyumpelnya Patih sengkuni, "Truk mungkin gak yah Si Gandamana eh..Si Gandalaputra itu bersembunyi di negara tetangga kita yang baru..."?tanya gareng

"Ke nyaygyakarto maksudmu reng...tidak mungkin aku tau semua seluk beluk daerah situ...aku sosok sejati yang mbaurekso Ngworo kepada masyarakat situ sebelum gunung merapi meletus...aku kenal banget ama sultanya yang sekarang lagi di tambahin susahnya oleh jakarta karena monarkinya" sangkal petruk.

"Pede banget toh koe truk...disitu tuh yang maburekso jenenge Nyai Petruk, ya Mbah Petruk, dan Den Mas Anwar, anak dari Pangeran Samber Nyawa penguasa Gunung Lawu, bukan petruk koe..."Gareng membantah.

"Emang sing irunge lancip dowo koe tok...pemimpin sekarang juga hidungnya lancip tapi sayang hidung mereka tak peka terhadap penderitaan, mereka hanya peka pada duittt...duiiittt...dan duiitt..."tambah gareng.

Sedang seru-serunya berbantah-bantahan, seperti mendapat wangsit sabdo palon, Gareng&Petruk melihat anak muda dengan karung buluk dan gancu, pawakanya agak pendek dan hitam, gemuk perutnya monyong kedepan mirip seperti Bagong kalau saja badanya putihan,dia memunguti semua selebaran SengkuniLeaks yang berserakan dijalan.

***
Si pemuda itu mengaku bahwa dirinyalah penyebar selebaran SengkuniLeaks, makanya dia berkewajiban membereskan semua yang sudah dilakukan, menata kembali apa yang sudah ia kacaukan.

Setelah Ngapuro dengan petruk dan gareng pemuda yang belakangan diketahui bernama Edi Siswoyo itu akhirnya menjelaskan bahwa dirinya tak sengaja mempublikaskan SengkuniLeaks lebih awal (Cikal bakal WikiLeaks versi Astina), pemuda itu adalah salah satu pemuda yang mencintai budaya daerah, terutama cerita wayang, dan semacamnya, Nah... kebetulan Pemuda yang tampangnya mirip Bagong punya Buku lengkap Ceritera Mahabarata karangan R.A Kosasih.

"Malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih..." sedang asyik-asyik mempelajari Bukunya, pacarnya datang kerumah dia merasa cemburu karena cintanya jadi nomor dua setelah Buku Mahabarata itu, akhirnya Buku itu dilepaskan satu persatu dari halamanya dan ia tebar-tebarkan dijalan, sialnya pada setiap lembar buku itu sudah ditulis dan disetempel muka Patih Sengkuni dan Nama SengkuniLeaks.

Kemudian ia pun menjelaskan kenapa dia memilih nama Patih Sengkuni, dia beralasan kalau tokoh sengkuni adalah tokoh wayang yang paling ngenek-ngeneki, mukanya aja cengengesan, satu lagi dia tak kehabisan akal untuk berbuat curang, bahkan Gelar Patihnya saja dia dapatkan dengan curang.

***
Kisahnya begini, Kala itu Astina sedang menginvasi kerajaan Raksasa Pringgandani dipimpin oleh Patih Gandamana Pemilik Aji Blabak Pangantolan dan Bandung Bondowoso, Pada perang itu Patih Gandamana terjebak, terperosok kedalam luweng (sumur buatan), bukanya ditulung malah diurug sekalian oleh sengkuni, akhirnya sengkuni pulang ke Astina dan melapor bahwa Patih Gandamana sudah mati, dan akhirnya dia diangkat jadi penggantinya,"keren ga oomm..." penutup penjelasan pemuda itu.

Daripada memaka gambar yang lain kita harus berpura-pura, kita ogah memakai gambar patih sengkuni karena kelicikan dan kecuranganya, lebih baik pakai gabar sengkuni tapi perbuatanya tulus seperti prabu arjuna, dibanding memakai gambar prabu arjuna tetapi perilakunya seperti sengkuni, ya toh omm....?, tapi gareng dan petruk tak bergeming, sudah kadung kesel kayanya.

Gareng dan Petruk saling lirik, kemudian gareng nyengkiwing tangan kanan pemuda itu, dan petruk tangan kirinya, untuk dihadapkan dengan Romo Semar, karena mereka menganggap Pemuda ini terlalu banyak omong dan tahu masalah jeroan Negara Adi kuasa NKRA/Negara Kerajaan Republik Astina, yang sebenarnya belum pernah ia lihat, tapi melalui Buku ia melihat setiap ruangnya, dan kisah - kisah Ndoro-ndoro mereka yang sendiri saja belum tahu.

Alih-alih mengamuk atau meronta-ronta, Pemuda ini malah mengambil posisi kaki sila melayang dan telapak tanganya dirapatkan membentuk tumpeng didepan dadanya, sedang tangan gareng dan Petruk jadi tumpuanya.

Walaupun tambah berat, akhirnya gareng dan petruk tau kalo ternyata pemuda ini ahli bertapa.

Senin, 20 Desember 2010

7 Hari 7 Mimpi_Mimpi IV : Perang besar

Padahal aku hanya ingin mengira-ngira
Kira -kira kera-kera itu kapan mati
Kira-kira kera-kera itu kapan pergi
Kali ini kita kira kera itu engkau, dia dan kita

Tapi kera itu dia…dia..dia…kata si afghan
Tapi kera itu siapa kau..kau..kau…
Engkau ahli puasa senen kemis & ahli tapa brata
Sedang daku ahli berserapah jiaaancuukk…

Masihkah tuan ingat saat langit hitam
Lalu tuan mengajariku cara berperang dan menangis
Bagaimana cara menghunus dan menracabala panahku
Atau saat kau bodohi kami, bahwa kami semua akan mati

Setetes kesumat, sepercik dendam, dan seriak ombak alasan
Mengantarkan guruku yang bujang ke pintu neraka
Wahai Maharesi putrasatria, masih menetes darahmu
Kuusap kau bagai mawar yang tak urung menguncup

Sesaat menjelang sandyakalamu
Bantalmu tak berenda emas, tilammu tak dipintal sutra
Bahwa kesatria hanya akan mati secara kesatria
Bukan sebagai Mahaguru, Maharesi, atau putra raja

Kira-kira, kera-kera, kekasih dan para kesatria
Akan mengitarimu, menyaksikan nafasmu terlepas bersama senyumu
Kami yang bodoh telah berhasil kau ajari cara untuk berperang dan menangis
Kami yang sekarang pintar memerangimu dan menangisimu

Perang besar, untuk jiwamu yang besar
Kini tinggal cangkang jasadmu
Tuntas pedang kami menghunus
Tatas panah kami menracabala tubuhmu
Kini banjir darahmu, bercampur dengan banjir airmataku

Pada Perang besar, pada jiwamu yang besar, aku berkaca

Rabu, 15 Desember 2010

7 Hari 7 Mimpi III : Syuro, hatiku pada Surau-Mu

Ditulis oleh Edi Siswoyo
Diunggah oleh Edi Siswoyo


Syuro, hatiku pada Surau-Mu


Malam tanggal satu syuro
Malam, tanggalkan taring kesombonganmu
Malam, tanggalkan jubah keangkuhanmu
Malam, tinggalkan tanggal tanggalkaaaann…kebodohanmu

Kau nan takkabur terkabur bak kapur-kapur
Sabdamu mengembara, ealah…mengelepar-gelepar
Hari-hari bisu, lalu rindang pujianmu mengawang
Lalu, kekagumanmu pada-Nya tak dapat kau elah-elahkan

Mari kita berkilah
Untuk hijriyah lalu, yang sudah jadi kemarin
Untuk kesedihan lalu, yang sudah jadi air mata kemarin
Mari kita berkilah, mengilah-ilah matinya pekertimu

Malam satu syuro, pada selincak sesaji
Aku bersaksi demi syahadat mulia pada Ahmad dan Gusti Allah
Setumpung keyakinan kami, aku menyembah pada kemuliaan-Mu
Sedang Kau berada di hati kami, menjadi satu dzikir dan satu-Mu

Kekasih…Bila Kau akan mengakhiri ucapanku
Bukalah mata makrifat dan tutuplah mata nyalang ini
Kau…Yang Hayat guna-gunalah kesepi senyapanan kalbu
Karena, nyanyi-Mu yang tanpa suaralah yang mengusir sedihku

Telah selesai ku ikuti hati yang sebatang kara
Telah kuantar pulang jiwa yang mengembara
Telah kubujuk nahkoda, untuk menyucikan halauan gelapnya
Telah kuisi mangkuk si pengemis dengan anggur-Mu, untuk penawar kelaparanya

Kini seonggok hati, sebongkah jiwa
Telah menempuh jalanya sendiri
Kini nahkoda yang bingung, dan pengemis yang lapar
Telah mengembangkan layar dan senyum tak sepi

Aku…aku…memilih jalan ku sendiri
Menyusuri...Syuro, hatiku pada Surau-Mu
Bersama parau suaraku…
Walau…walau…syuro parau suaraku, surau-Mu sepi…

Sabtu, 11 Desember 2010

7 Hari 7 Mimpi_Mimpi II : Dzikir Cinta untuk-Mu

Ditulis oleh Edi Siswoyo
Diunggah oleh Edi Siswoyo

Laailla haillah, Dzikir Cinta Untuk-Mu
Dzikir rindu, penyingkir nafsu
Sembahyang cinta, pengikis angkara
Tahajud raga, cipta, rasa, jiwa dan raga

Semesta isi bumi bergerak mengarak-arak
Meminum arak pada dusta, nista kelalaianmu
Sap satu dua tiga langit membuka bak menyibak
Tersibak menyimak manusia-manusia dan rindumu

Agama dilukis, dinyanyikan, ditarikan, jadi pupuk iman
Imanlah penghalau si tuli dari ketulianya akan Tuhan
Imanlah penarik lidah si bisu dari kebisuanya akan Asma-Nya
Imanlah lentera si buta menerangkan kebutaanya akan Tuhan

Rekadaya dunia menipu indra
Rindu-rindu kecil akan nafsu
Menjadi bencana besar pada dirimu dan dunia
Jatuh korban beribu nyawa menamparmu

Jika suatu saat kau faham sampaikanlah ini
Tuhan hanya menyatu pada jiwa yang memberontak dengan tanda tanya besarnya
Jiwa yang sombong, tak akan mencicipi nikmatnya Manunggaling Kawulo Gusti
Sukma yang angkara, tak akan mengerti tertib dalam kerajaan-Nya

Sembah Cipta, sembah rasa, sembah jiwa dan sembah raga
Sembadah Tuhan, sembah sembahyang cinta dan dzikir rindu
Tabah menambah, menimba, hamba buruk dimata-Mu
Ilmu Cipta, ilmu rasa, ilmu jiwa, dan ilmu raga

Laa illahaillah, Dzikir Cintaku untuk-Mu

Jumat, 10 Desember 2010

Ni Kembang Mayang

Ni kembang mayang kinocap, tresno hanyacap jiwo
Woh-wohane roso, owah-owahaneng manungso
Duk gumluduk neng dodo-mu dodo-ku kangen-mu
Dek gumledek neng wantorone ati-ku

Ni kembang mayang
Janji neng pundhakmu, tansah tumungkulo janjimu
Jan...nadyan pundhakmu mumbul-mumbul sasongaran
Tansah ngaran arang-arang, moro marang atimu
Sasongaranmu ming gang gung sak paran-paran

Lir kadyo punika kang mas
Mas-masane, sak anane, sak remuke
Lir kumoyo gemuyumu tumrapmu nekomu angas neng kang mas
Nekah tumekah tekomu sak remuke

Surak tumabrak mawurahan
Elalah..tekomu tan kawoco netro
Aku nunut nut wurimu, nedhak nindhak ngaten
Roncengke loroku kang rincing ringsik pangrungon

Mboten enten pamanggih kang tinumpas runtiku
Nadyan aku wis ngocap sejatiku, atiku tan nrimo
Sun pamit mowo loroku, sun indhit tan tangismu
Kilo mangolo cokro, samudroriwih lir koyo remukeng atiku

Munggal malang sliramu Ni kembang mayang
Lir sari katresnanku tan moh cumekel astaneng atimu
Katresnanku sedo ningglang gumuruh samudro
Mukso tan mekso, dep kasidep lir halimuneng ombak kang tinumbak

Ni Kembang Mayang, jingglang wulan iku sinoroteng netramu
Mripih mawurahke bet runtiku iku sumilireng bayumu
Tumindhaku midak-midak kanthi jejeg iku tapakeng sitimu
Woohh..ejowantahke, aku tan biso urip tanpo sedyamu

CINTA DUNIA MAYA (Katresnan Tanpo Tondho)

Sliromu tansah narendro nadian kalingan petheng
Tan wusing wujud lan pengadegmu, tansah tak mat-mat'ke
Wingit kathonmu, tanpo doyo sajroning wingit'e
Rum wangi tumapasmu, tiwikromo petheng...

Ampuro, sliromu tansah maparaken luh samar-samar kersomu
Duuu...Kawulo tan saparing ngratrining wingitmu
Ngawutake netro pethengmu, tan nyingkur nadian mung go'awake dewek
Wujudmu petheng dedhet, lir koyo to samar'e pemujimu

Dumadhineng athi-mu, nonggak tinunggak
Kalyan, Ginambar sak jroning pangimpenku
Mih tak buka, aku sing tansah tan ngoco neng petheng-mu
Mih tak tutup, sak lawas'e tresnomu tansah nyoto

Ujar-ujarmu sang soyo wingit, sunika tansah tumapas sumbarmu
Narendradimu...Diageng, lan wicaksonomu tan kawoco sonsong pakertimu
Neng sliromu sak kliwatan netro, rekodoyo jiwo, kalingan waspo lan wektu
Lir purasun samudraning tresnomu, podo tibo, tinibho waspomu

Tresno samar'eng dunyo, katresnan tanpo tondho
Tresno tan cindero, tresno rekodoyo indriyo, mung roso
Tresno samar'eng dunyo, wuyung, gumuyung samar
Guyu'mu, lahak hak-hak'eng samar, anget, angetabing samar

Kalian wuyung kang tumrap alungguh sajroning wengi
Kalian wuyung kang samar, sasongaran kalingan kelir'eng wengiku lan wengimu
Sliromu tansah dadi pangewoewane loroku
Sliromu kang nggregethi nadian ngalingi pangrungonku

Tan netro bathinmu lan tan krungu rosomu
Nadian tresno iki mang mangun tah risik samar'eng dunyo
Nadian wuyung iki lir gunung hanyacap acapmu
Neng maksih tumrap gumludhug katresnanku jroning jiwo

Tresno samar'eng dunyo, katresnan tanpo tondho
Tresno tan cindero, tresno rekodoyo indriyo, mung roso
Tresno samar'eng dunyo, wuyung, gumuyung samarmu
Guyu'mu, lahak hak-hak'eng samar, anget, rumangkul samarmu

Byar padhang ayuneng kalbumu, jroning layang, jroning ujar, lan jroning ati-mu...
Wenten gumludhug nyacap samarmu, wenten pamuji pangusaping samarmu
Tresno samar'eng dunyo, tresno tanpo tondo
Tresno tan cindero, tresno rekodoyo indriyo, mung roso

Mahas padhang yingglang tresnomu diajengku
Udan iki sakliwatan diajeng, tan benthen wangwungmu lan wangwungku
Ureg mangreg iki saklebatan diajeng, tan benthen sinareng bintangmu lan kuminthang-ku
Neng sak kilan adohmu, aku wenten ati-mu, sliramu wenten atiku

Tresno samar'eng dunyo, katresnan tanpo tondho

Senin, 06 Desember 2010

Menjelang sore di Istora


Beribu lilin menyala...
Menjelang sore di Istora

Di selasar istora
Dua mata kami saling memandang
Pada engkau rintik hujan nan membercak di kursi berkode 45
Enggan jatuh, seperti tak puas walau sudah membasuh basahkanya

Diselasar istora, dua lapan november noceng
Berpuluh ribu lilin menyala dari pagi hingga siang
Diantara hujan deras, kilat menjilat, dan kumitir angin
Berpuluh ribu lilin harapan terus menyala

Berharap setelah hujan reda
Berdoa sabar tak reda
Berpasrah pada undian nasib lalu menggantung kaitkan harapan yang seupil
Pada secarik kertas ujian tertulis calon pegawai negeri sipil

Yah semoga kali ini bisa masuk..?
Doa-doa dan harapan itu keluar dari setiap mulut dan ada pada setiap hati
Semoga masih ada pelangi setelah hujan nanti
Semoga pohon kesabaran akan berbuah nanti

Terduduk lesu mba sita, dan siti, memandang checklist daftar ujian
Terdampar haru mas haryo dan si karyo,meremah rambut, memagut janggut
Meski tak yakin tapi ku tau pasti....
Pertanyaan kapan? bak kawat berduri...

Kapan kami kerja...?
Kapan kami berkarya...?
Kapan kami dapat, balas budi orang tua...?
Kapan...Kapan..Kapan...kami sudah tidak kuliah...kami mau kerja...?

Berkatalah seorang penjual kopi merangkap tukang sapu, di istora
Nak yakinlah pada harapan-mu...Nak berjanjilah demi titel-mu...
Aku pun pernah bosan, Aku pun pernah muak...
Tapi aku yakin pada Tuhan, Juga aku yakin pada harapan

Bahwasanya...Sesungguhnya
Dia hanya Dia..Yang Maha Tahu
Dia hanya Dia..Yang Maha Mengerti
Apa yang terbaik bagimu...

Meski hari berat masih panjang
Walau waktu yang merisaukan...masih membentang
Bersumpahlah...gelar sarjana-mu tak akan engkau gadaikan pada keputus asaan
Bersumpahlah...Strata satu, dua-mu tak kan terus kau simpan dilemari kemalasan

Percayalah...Negeri ini semakin sibuk
Sedang sibuk berpura-pura dan berbasa-basi
Sedang berbenah genah ini dan itu
Jadi yakinlah Negeri ini butuh para ahli dan pengotak-atik

Untuk mengurus dan mendandani wajah pertiwi
Yang semakin carut marut semrawut
Untuk menyisir dan mengayak isi Negeri
Yang semakin dipenuhi coro-coro, dan curut

Dan selalu ingatlah Ibu dan Bapakmu
Bahagia jika anaknya bisa mencekik leher keputusasaan
Berani menampar memukul keculasan dan kemalasan
Berdirilah berkaca dan bergeraklah, melebihi mereka yang selalu tersenyum dari keterbatasanya

***
Sayang-sayang sudah susah payah kuliah lama-lama masa mau nyerah, ayo bangun putra-putri Negeri, bangun Negeri, jangan pedulikan para penjilat, biarkanlah Allah saja yang mengutuk dan menghukum, mereka para kumpeni dari negeri sendiri, yang membuat semakin tambah susah mencari pekerjaan selepas lulus kuliah.



GANYANG GAYUS....!!!!!!!!!!

Jumat, 03 Desember 2010

CINTA DUNIA MAYA

Wahai kau yang agung dibalik kegelapan
Tak penting sosokmu pun wujudmu yang sedang kupelajari
Kau nan nampak keramat, tak berdaya dengan keghaibanmu
Wahai kau yang wibawa, tiwikrama kegelapan

Maaf, kau belum menerangkan maksud yang belum jelas
Aku pun tak mampu memaknai ghaibmu
Kau yang nampak pekat, tak terungkap bahkan untuk diriku sendiri saja
Wujudmu petheng dedhet, seperti maya harapanmu

Kesungguhan hatimu tegak menonggak
Pada di hadapan pintu dunia mimpiku
Jika kubuka, tak mungkin ku berkaca pada gelapmu
Jika kututup, selamanya cinta ini tetap tak nyata

Kata-katamu semakin aneh, aku tak mampu menangkap artinya
Kau bersahaja...Mulia, dan bijaksana seandainya mampu kufahami sedikit kearifanmu
Tapi kau hanya sekilas pandang, sekelebat kalbu, dan tersembunyi ruang dan waktu
Meski kau dan aku saling terpukau, saling jatuh, tapi ini ajaib dan gaib

Cinta dunia maya, cinta tanpa tanda
Cinta tanpa cindera, Cinta hanya indera, hanya rasa
Cinta dunia maya, rindu, kecupan maya
Senyum, keriangan maya, hangat, pelukan maya

Pada kerinduan yang malam ini hampir sirna ditutup tabir malamku dan malamu
Kau masih jelita meski kau buta, tuli, begitupun mata bathin dan telingan kalbumu
Meski lahirnya cinta ini ganji dari rahim dunia maya, kerinduan ini mustahil
Tapi jasmani rohani ini diretas atas namamu, Hayat dan tersirat tiwikramamu

Cinta dunia maya, cinta tanpa tanda
Cinta tanpa cindera, Cinta hanya indera, hanya rasa
Cinta dunia maya, rindu, kecupan maya
Senyum, keriangan maya, hangat, pelukan maya

Kau secarik jiwa nan selalu jelita, dalam pesan, dalam kata, dan dalam hatimu...
Ya ciumanmu birahi maya, Ya sanjungmu belaian maya
Cinta dunia maya, cinta tanpa tanda
Cinta tanpa cindera, Cinta hanya indera, hanya rasa

Imanilah cinta ini wahai kekasih
Yakinilah bahwa setelah hujan pun reda, pelangiku dan pelangimu adalah pelangi yang sama
Yakinilah setelah badai pun berlalu, bintangku dan bintangmu adalah bintang yang sama
Sesungguhnya kita sangat dekat, aku dihatimu dan kau dihatiku

Cinta dunia maya, cinta tanpa tanda

Kamis, 02 Desember 2010

Bersumpahlah Demi Vodka Bu...Vodka Untuk Ibu...

Ditulis Oleh Edi Siswoyo
Diunggah Oleh Edi Siswoyo

Tinggal segelas, Vodka Untuk Ibu...Bersulang untuk kepalamu wahai Bapaku...

Beberapa menit yang lalu, tangan saya masih mencoba manggamit daun pintu kamar, untuk kemudian saya jatuh tersungkur dan berserapah "sakiiiitttt....anjiiiinnggg..." entah pada siapa serapah itu saya tujukan, yang pasti saat saya mencoba bangkit daun pintu itu menghamtam kepala saya, ternyata daun pintu yang tersinggung, saya mengulum senyum dan mengganti serapah saya"Toipah...Toipah...aku tresno karo koweee..."

Beberapa menit yang lalu, beberapa teman semasa sekolah memegangi tangan saya, sambil membisikan "Yaa Robbigfir Mustafaa...Baligh Maa qooshidanan..." saya diam sesaat dari tangisan saya, bukan sedang bertiwikrama, saya sedang menghimpun tenaga untuk kemudian menghardik mereka "Pergiiii....."

Hormat dari ananda untukmu Ibu...
Ibuku, yang dari beberapa menit yang lalu seraya menangis menyiramkan air kebadan saya meluap bak kemarahanya, air itu tidak berarti apa-apa bagi saya, tapi air matanya benar-benar membasuh fikiran dan akalku.

"Bangsat...Bangsat..." itu saja yang keluar dari mulut ini, padahal pada hati ini berteriak-teriak "Maaf bu...Maaf..."

Maaf dari kakak untuk adindaku...
Adindaku, yang dari bberapa menit yang lalu, seraya tangis dan kekesalanya nampak tak asyik membersihkan muntahanku yang berceceran dilantai, diseluruh badanku,mencoba menearik nak melepaskan baju dari badanku...Taukah dik kau sedang menarik setan yang bercokol difikiran dan nur ani saya.

Tapi subhanallah "Bodoh...Bodoh..." itu saja serapah yang mulut ini katakan, padahal pada hati saya menghardik-hardik "Sayang...Sayang..."

Saya adalah Einsten yang bodoh, penemu yang amti dari hasil temuanya, tak mengerti apa yang saya genggam pada tangan kiri dan kanan saya, sampai saya memukul-mukul kepala saya berkali-kali, dengan tangan kanan saya yang baru saya sadari ternyata sedang memegang pecahan botol, yang tadi saya pakai untuk mengancam Bapak saya, yang sekarang sosoknya sudah tidak saya temukan dari pandangan mata saya yang kabur, Bapaku kabur, hatiku kabur, sebentar lagi aku hancur

Adiku...kakakmu terbangun...tolong ambilkan lagi segelas vodka untuk merayakan kehancuran kakandamu
Adiku nan gemilang...ini lho kakakmu terbangun...jangan antas berlari, macam gadis dalam foto itu, yang sudah kuremah-remah, dia..dia..dulu meremah-meremah hatiku
Adiku...heeyyy...kakakmu terbangun...ambilah palu yang besar disudut hatimu, lalu hancurkan belenggu-belenggu ditangan dan otak kakak

Ibunda...Ini bu..anakmu nan bajingan itu...selepas bertukar gelas vodka pada kepalaku dan kepala Bapak,kini hilang ingatan
Ibunda...Ini anakmu nan bajingan itu...kutuklah Bu...Agar...agar...ehh..apaa...eee..tangismu tak terus menghancurkan anakmu Bu...
Kutuklah Bu...Kutuklah via tangismu

Sesalilah Bu...kenapa dulu kau tak membangun hijab tinggi untuk menutupi Ciu, Vodka, Mensen, Tuak, dan Arak Cap Anu tua dari mata anak-anakmu
Sesalilah Bu...kenapa ayah tak meminum vodka-nya sesudah aku terlelap, agar aku tak mendengar Bapak mencaci maki Ibu, seseudah dia mabuk
Sesalilah Bu...kenapa dulu ibu bilang itu minuman jamu,en saat aku iseng menanyakan "Kenapa Bapak selalu meminum minuman itu"
Sesalilah Bu...kenapa aku harus mendengar Ibu menangis selalu, manakala uang belanja yang tak seberapa dipakai untuk minuman gila ini...sesaliah Bu...

Bersumpahlah pada Vodka Tuhan untuk Bapak

Bersumpahlah pada Vodka Bu...Ibu tak akan menyimpan botolnya untuk menyemai bunga-bungamu ini
Bersumpahlah pada Vodka Bu...rumah kita tertutup untuk zombie-zombie yang berjalan gontai sempoyongan itu
Bersumpahlah pada Vodka Bu...asingkanlah nama-nama ciu, vodka, tuak, dan arak genderang telinga anak dan cucumu
Bersumpahlah demi Vodka Bu...Ibu tak akan menina-bobokan anak saya nanti dengan airmata yang jatuh didadanya...

Jika dayoh nan sempoyongan itu, aku akan memberiakan nyanyian ini untuknya

"eh...dayoh'e mambu...eh pakan'no asu, eh...dayoh'e mati eh..buang'no kali..
eh...dayoh'e mambu..."

KALA ITU

Angin berdesir kala itu Aku tahu kau suka angin itu Semilir menerpa jilbab panjangmu itu Senyuman kecilmu tanda kau suka itu Aku ingin berta...