Sabtu, 29 Januari 2011

Hilang…Hilang…

Hilang…Hilang…

Tak sepercapun tersisa

Triwikramakan kehancuranmu

Seraya duka lara menggulung, air mata pedih mengguyur

***

Hilang…Hilang…

Meski aku terhalang-halang

Meski aku terhalang menuju hatimu

Meski aku tak kan pernah menggapaimu

***

Kau hilang… hilang…

Meski hanya teringat saja

Meski hanya bayang-bayang saja

Meski harus kumati dalam bayangmu

***

Hilang…Hilang…

Dalam mimpi saja kau hilang

Hadirlah dalam ingatanku yang hampir hilang

Jangan lagi menghalangiku menuju hatimu

***

Dulu kau tersesat kala ku bejat

Kini kau hilang kala ku bijak

Kujejak jejak kumenapak kutapak-tapak

Tanah hatimu masih basah lukakah?

***

Pujaan kau hilang ingatankah?

Hingga kau halangiku untuk kembali menggengammu

Sudah tak ada sejumput rindukah?Hingga kau hilang dari pandangku

Hilang…Hilang…Kekasihku hilang

***

Meski ada cinta kau menghilang

Meski ada rindu kau halang-halang kala kusampaikan.


The Story Of Edi Edan: Mbok Mi Kerasukan Ayin…

Sruputan pertama mulus bleeeessss… rasa kantuk amblas, Kopi…Kopi…Alhamdulillah Si Mbok masih ada stok kopi. MasyaAllah… ini ya..apaaaa lagi…?lintingan tembakau dari kebon Si Mbah plus klembak dan menyan…tapi rasanya ga kalah sama cerutu dari Negaranya Fidell Castro…jan..jan…nikmateee….

Tenghuk-tenghuk… sendirian menanti dan menanti Si Mbok Mi Penjaja Pecel Preeett…tak kunjung tiba, Weeee….biasanya teriakan khasnya sudah kedengeran “Ceellll…Peceelll…” teriakan wajib pengiring langkah kakinya menyusuri tiap gang dusun ini, dan selalu sahutin Preeeeetttt….sama si toipah anaknya diajak jualan Mbok Mi, makanya saya sebut pecel preeettt.

Beeee…Jancuuukk…Umur panjang…. belum selesai tak kasak-kusukin…Mbok Mi sudah plesam-plesem sambil menyunggi seperangkat aset pecel diatas kepalanya,”tamatlah riwayat kelaparanku…” dalam benaku.

“Malang tak dapat ditolak untung tidak dapat diraih…” Kok jadi edan begini…belum sampai depan rumahku, Mbok Mi jatuh tersungkur di Amini dengan jeritan anaknya.Lah…alah…ketiwasan…Pecel dan semua aset jajaan Mbok mi berantakan.

Sambil terus menyungkur-nyungkur tanah, Mbok Mi terus mengeluarkan suara-suara aneh kadang mengaum bak harimau, kadang bersuara seperti ayam dan kodok.

Elah…dalah…gembor monyormonyor emprit gantil, buntute blackberry…setan jurig apa sih…ko ya iseng banget pagi-pagi dah ngranjingi Penjual Pecel, Mbok iya ooo…Si Gayus itu lo yang dirasukin biar ga ngaku…”

Dengan Susah payah akhirnya Mbok Mi saya bisa saya ungsikan kerumah (caranya tidak perlu saya tuliskan disini…soalnya khusus dewasa…), sampai dalam rumah bingung sendiri, adik saya nyaranin “Mas coba dipencet idungnya….”

Walau saranya aneh saya, langsung pencet hidungnya sekeras-kerasnya, ngefek ga ya…? bisik adiku.

Kelihatanya efek tehnik pencet hidung mulai bekerja Mbok Mi perlahan diam, tapi matanya yang dari tadi terbelalak putih, sekarang melotot menyapu pandangnya keseisi rumah, dan terhenti pas dimukaku lama banget.

Heran pluss takut, Aku nyoba untuk terseyum kecil “Mbok dah sadar…” tanyaku

Tidak dijawab dia malah menampar mukaku Plooookkk…”Heeerrrrrmmmmm….kamu gayus temanku…” gileeee…udah ditampar maen panggil Gayus lagi “Anjiirrr…”.

Bukan Mbok saya bukan Gayus, aku Edi…Edi Edan Bin Tarman..Mbok…sadar..sadar…istigfar..? tak putus asa aku coba lagi mengganggu alam bawah sadar Mbok Mi, semoga saja benar-benar sadar.

“Sadar…sadar gak usah sadar…korupsi itu enak…Gobloookk…Gayusser’s koe…”jawab Mbok Mi rada gak enak soalnya nadanya setengah menghardik, coba saja ini Mbok Mi lelaki…“Heeeeeeeeeeemmmm…..gregeten.enak aja nggoblog-nggoblogin anak orang…”

“Aku bukan Mbok Mi…Aku Ayin…Artalyta Suryani…temen kamu Gayus dan temen semua Koruptor di Indonesia hidup koruptooorrr…”tegas Mbah Mi.

“Aku tersangka korupsi…yang mendapat rekor MURI karena dipenjara saya punya usaha karaoke, salon, dan kamarnya saya rubah desainya jadi hotel bintang lima…”tambah ga karuan ucapan Mbok Mi.

Lho bukanya Bu Ayin alias Artalyta itu belum mati yah…ko bisa arwahnya penasaran, dan merasuk ke Mbok Mi…?Apa karena koruptor banyak yang nyumpahin kuwalat yah…jadi walaupun belum mati rohnya sudah gentayangan duluan…?Wah ini kalo mati beneran pasti jadi arwah penasaran nii…?seribu tanya dari dalam menggelayut kantong hatiku.

“Sudahlah Gayus…pengacara itu ada yang membela bayaran…bukan kebenaran…kamu tau sendirikan walaupun dihukum kamu bisa jalan-jalan keluar Negeri…enak toh…asyik toh…where are you going… sing penting duuuuiiiittt….hiiihihiiiihiihiihiiiihii…”Bener sudah ngaco bicaranya Si Mbok Pecel ini.

“Anu mas…udah coba…dikipasin pake CD’nya sampean, sampean kan masih virgin…”saran tetanggaku yang kebagian tugas megangin kaki Mbok Mi yang tak henti menyepak-nyepak seporadis.

“Whaattt….celana dalamku gituuu…oh good” jawabku semakin aneh saja saranya.

Cuma CD’ny perjaka mas…siapa lagi yang perjaka disni…cepet mas sekarang…“sambungnya

Langsung saja aku lari kamar cek persediaan CD di Almari pakaian…Alhamdulillah stoknya masih banyak, saya ambil salah satunya yang bermotif doraemon n the gank…

“Udah langsung kipasin mas….”kata si bapak.

Hampir sepuluh menit tak kipas-kipasin…alih-alih semakin sadar malah semakin menjadi Si Mbok Mi.

“Wah…pasti ada yang salah ini, loohh…itu celana dalamnya masih baru yah mas…jangan…pake celana dalam yang dipake mas sekarang…cepet mas..” tanya Si Bapak sambil menahan rontaan Mbok Mi yang sekarang tenaganya sudah berlipat-lipat dicharge Jurig yang mengaku bernama Ayin.

“Aduh…aduh…ini sih udah ga wajar…iya…iya…bentar”apa boleh buat aku terpaksa melepas celana dalamku yang sudah tak kuingat lagi kapan terakhir kali aku menggantinya.

“Asseeemmm…..sadar mbok…sadar…sadar…” ucapku sambil ngipasin celana dalam kearah muka Mbok Mi

Kaget bukan kepalang, diluar dugaan Mbok Mi langsung berhenti meronta-ronta, adiku langsung njempol tanda tehnik kipasan CDku berhasil sukses membuat Mbok Mi sadar.

Bapak-bapak yang ikut megang mbok Mi pun perlahan melepaskan tanganya, dan langsung berlari kebelakang rumahku.

“Hwweeeekkkk….Hweeeekkk….Hweeeekkk…” suara mereka terdengar, nampaknya mereka muntah-muntah tak kuat menahan bau CD’ku, yaiyalah….xixixixi…

Tinggal suara sesenggukan anak Mbok Mi dan ruang tengahku yang sekarang acak-acakan.

“Huuuhh….kacau pagi indahku…tak ada pecel mampir diperutku…malah nolongin orang kerasukan…Oh God…uooppoooo ikiii…..”.

Setelah semua pamit pulang tinggal adiku, aku, toipah, dan Mbok Mi yang kini tertidur pulas, gak rela aja kalau sampai pagiku seperti ini lagi…..

“Mas emang mas masih perjaka…bukanya mas sering car-cor dulu pas masih berlayar…” bisik adiku.

“Huuuuussss….Ngawuur kamu nanti…setanya dengeeerr…” jawabku sambil lirih sekali berbisik, dengan harapan setan Ayin itu sudah pergi dan tidak mendengar ucapan adiku.

Tapi, “Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih”.

Mbok Mi kembali Jelalatan, Meronta-ronta, dan mengaum-aum bak singa. Rupanya setan itu belum sepenuhnya pergi dari raga Mbok Mi dan denger bisikan adiku “Siiiaaalll…..”.

Arghh…apa boleh buat “Majuuuuuuu…..”

Dengan energi yang tersisa, aku naik keatas tubuh Mbok Mi, dan kututupkan CD’ku tepat dimukanya, dan aku sebut sekarang hantu celana dalamlah yang merasuk tubuh Mbok Mi.

SEKIAN

“Kisah ini hanya fiktif belaka, jangan pernah melakukan hal apapun pada orang yang sedang kerasukan, bila anda bukan ahlinya, tapi apabila ada yang memakai cara saya untuk menyadarkan orang yang kerasukan, COMPLAIN SETELAH MENINGGALKAN COUNTER INI BUKAN TANGGUNG JAWAB KAMI”

Mengorek 18 Kebohongan, dan Berkaca…

1295425605118148705

Bukan mbelain Pak SBY yang punya 18 kebohongan…tapi kebohongan yang paling gede adalah bohong kepada diri sendiri…hayyyooo…kalo yang 18 sihh…emang keterlaluaann….Revolusi Diri utk revolusi yang lebih besar…

18 Kebohongan

Nominalnya delapan belas (18) saja memang tidak banyak, namun itulah nominal koreksi moral seorang pemimpin, diangka itulah citranya dipertaruhkan. Delapan belas kebohongan yang isinya sembilan (9) kebohongan lama dan sembilan (9) kebohongan baru.

Menurut yang saya kutip dari vivanews.com, sembilan kebohongan lama itu antara lain :

“Kebohongan lama yang dimaksud menyangkut angka kemiskinan yang semakin meningkat, kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi, ketahanan pangan dan energi yang gagal total, anggaran pendidikan yang terus menurun, pemberantasan teroris yang belum maksimal, penegakan HAM yang tidak ada tindak lanjut hukumnya, kasus Lapindo yang penyelesaiannya belum jelas, kasus Newmont yang nyatanya terus saja membuang limbah tailing ke Laut Teluk Senunu, sebanyak 120 ribu ton, dan tidak adanya renegosiasi kontrak dengan Freeport.”

Sedangkan, sembilan kebohonan (9) baru yang dimaksud antara lain :

“Sedangkan sembilan kebohongan baru pemerintah menyangkut: tidak adanya transparansi dalam menjalankan pemerintahan terkait mundurnya Sri Mulyani dari posisi Menkeu, kebebasan beragama dan persatuan bangsa seperti yang dicanangkan pemerintahan SBY dianggap angin lalu karena masih terjadi 33 kali penyerangan fisik yang mengatasnamakan agama.

Selain itu, tidak adanya kebebasan pers yang terlihat dari 66 kasus fisik dan non fisik yang dialami insan pers, kasus pelecehan dan kekerasan terhadap para TKI di luar negeri, tidak adanya reaksi atas masalah kedaulatan NKRI saat tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan ditangkap polisi Malaysia.

Kebohongan lainnya menyangkut penegakan hukum, kasus rekening gendut polisi, intimidasi terhadap antikorupsi dan kasus lawatan Gayus Tambunan ke sejumlah lokasi.” (vivanews.com : http://politik.vivanews.com/news/read/199802-18-kebohongan-dibacakan-di-depan-sby)

Dalam pertemuan selama kurang lebih 4, 5 jam di istana Negara antara Pak Presiden dan Tokoh lintas agama, 18 kebohongan itu dibacakan kembali, setelah pernah dibacakan sebelumnya.

12954261551170731371

Mengorek Kebohongan, dan Berkaca…

Saya pribadi mengucapkan terima kasih kepada para tokoh lintas agama yang telah sudah sudi menyempatkan diri untuk merangkumkan 18 kebohongan itu, membukakan mata masyarakat indonesia, betapa selama ini mereka hidup dalam kebohongan.

Semoga ini merupakan niat tulus dari para tokoh, demi kesejahteraan umatnya masing-masing tanpa terkecuali. Setelahnya saya sendiri mengerti bahwa tak ada kebohongan yang tidak menyakitkan, karena tak perlu dirangkum pun dampak dari semua kebohongan itu memang dirasakan oleh semua lapisan rakyat.

“Mengungkapkan kebenaran memang sulit pun pahit menerimanya” bahwa benar Pemerintahan Pak SBY telah melakukan kebohongan, tapi urusan Negera tak seremeh urusan RT, ini menyangkut penghidupan dan kelanjutan kehidupan bermasyarakat dan bernegara menuju masyarakat dan negara yang madani dan sejahtera.

Tidak semudah membalikan telapak tangan untuk membalikan kejayaan Nusantara, tapi hendaknya janganlah pemerintah menambah berat beban Negeri, yang sudah berat.

Bukan mbelain Pak SBY yang punya 18 kebohongan…tapi kebohongan yang paling gede adalah bohong kepada diri sendiri…hayyyooo…kalo yang 18 sihh…emang keterlaluaann….Revolusi Diri utk revolusi yang lebih besar…

Bahwa adanya kebohongan dan segala macam kekurangan pada Pemerintahan Pak SBY yang sudah diungkapkan para tokoh-tokoh agama yang diasumsikan dengan apa yang saya pribadi lihat dan rasakan memang benar, hendaknya bukan hanya pengungkapan semata, hendaknya dibarengi dengan solusi untuk mengatasi masalah-masalah akibat dari 18 kebohongan tersebut.

Karena, pengungkapan ini hanya akan menambah lagi polemik dari sekian banyak polemik yang tak kunjung usai, yang membuat kita semakin muak dengan tingkah laku para penggede-penggede Negeri ini. Rakyat butuh tindakan jelas bukan cuma “Tong Kosong Nyaring Bunyinya…”.

Marilah kita berkaca, kebohongan dari pemerintah bukanlah kebutuhan kita sebagai rakyat, jadi kembalikanlah semua pada pribadi-pribadi kita sebagai warga negara, jika kita tak mau dibohongi janganlah kita berbohong, apalagi membohongi diri sendiri. Kebohongan terbesar adalah kebohongan kita pada diri kita sendiri.

Jika kita tak mau menerima kebohongan, janganlah kita suka berbohong.

Presiden bohong karena rakyatnya juga masih suka tidak jujur.

Kita sebagai rakyat memang tak pantas menerima semua kebohongan dalam bentuk apapun. Tapi kita juga tidak mau pengungkapan kebohongan ini tidak dibarengi dengan solusi untuk kemaslahatan Negeri.

Mengungkap Kebohongan Atas Nama Revolusi

Revolusi juga tidak mudah dan merupakan sesuatu yang sangat berat, tak ada yang gratis dari revolusi, buakn cuma sistem yang akan jadi korban, tapi manusianya juga bisa jadi tumbal revolusi.

Jadi, Sebelum menuju kearah gerbang revolusi yang lebih besar, revolusilah diri kita sendiri dulu, revolusilah akhlak kita dulu.

Integrasikanlah diri kita dengan pengimanan yang lebih kepada keyakinan dan Tuhan kita masing-masing.

Sabtu, 15 Januari 2011

Anyaman Rasa : Hastabrata

PENTING!!!

Waaahhh…Jiancuuukkk… Para pemimpin yang ndableg pasti ndak tau yang ini!, informasi ini penting banget untuk kalian - kalian semua calon pemimpin, calon pemimpin apapun itu, Calon Ketua kelas, Calon Ketua RT, Calon Ketua RW, Calon ketua Geng, dan ini yang lebih penting Calon Kepala Negara atawa Presiden.

HASTABRATA

Astabrata adalah kajian kepemimpinan yang baik untuk dijadikan panutan, dengan berpedoman pada kebajikan unsur-unsur semesta seperti matahari, rembulan, bintang, bumi, angkasa, api, angin, dan air. . Hasta artinya tindakan, dan Brata yang artinya Pemimpin.

I. Surya Brata ( Seperti Matahari)

- Pemimipin harus seperti Matahari memberi energi, Nah…aku ndak merasa dapat energi dari Pak Presiden kita.

II. Candra Brata (Seperti Rembulan)

- Pemimpin harus menerangi setiap gelap dengan keindahan bukan dengan korban, Pak SBY kayanya ga pernah memberi Penerangan kepada saya.

III. Bintang Brata (Seperti Bintang)

- Pemimpin itu hendaknya seperti bintang memberi arahan yang jelas dan pasti, mengarah pada tujuan yang jelas akan dibawa kemana kita, Nyampe sekarang kita tidak tahu tujuan pasti Pak SBY.

IV. Bhumi Brata (Seperti Bumi)

- Pemimpin itu musti seperti bumi, diungkit-ungkit, diludahi, diinjek-injek, bahkan dikotori tapi malah justru trus memberikan kemaslahatan u/ manusia, Pak SBY malah sering ngeluh.

V. Agni Brata (Seperti Api)

- Seperti sifatapi membakar habis, dalam artian tuntas kerjanya, tidak mengambangkan banyak hal, gak ngambangin apa lagi Pak SBY, Century, Rekening Gendut Perwira, calon ngambang lagi Gayus…

VI. Amerrta Brata (Seperti Air)

- Bak air pemimpin itu senantiasa menyamarkan dirinya, kalau kumpul dengan orang kaya tidak kelihatan miskin, begitupun sebaliknya, disini Pak SBY Lumayan karena Poliik Pencitraanya dianggap paling berhasil.

VII. Gunung Brata (Seperti Gunung)

- Gunung lambang kekohohan, jadi pemimpin harus tegas kokoh pada pendirian berdasar kebenaran mutlak, Pak SBY juga rada lumayan disegi ini.

VIII. Baruna Brata (Seperti Laut)

- Bagai laut pemimpin harus bisa menampung seluruh aspirasi rakyatnya, membarung semua harapan dan impian rakyatnya yg diberikan padanya, Disini Pak SBY kurang inspiratif.

***

Hastabrata adalah isi wejangan dari Sang Hyang Giri Nata (Tuhan) dalam wujud Begawan Kesawasi pada Arjuna yang kala itu sedang bersemadi di Gunung Kutharungu. (*)

Jumat, 14 Januari 2011

Hujan Airmata : Melati-melatiku, Belati-belatimu…

Hoooaaammm…. Berdiri diantara lelah

Riap-riap sarungku menyibak-nyibak diipis angin

Melingkup diantara bokong dan kemaluanku

Menjuntai kebawah menutup luka dikakiku

***

Dendamnya daku pada seloyang Pizza Hut belum habis

Sampai seutas tali kulilitkan dileherku

Ndlewer darah dari hidung dan telingaku

Menyaksikan melatiku makin petantang-petenteng

***

Terbayang, cintaku gugur bak bunga-bunga bintaro

Gugur gemlugur jatuh menghambur-hambur

Disamping sumur bayangmu kabur

Hilang…diguyur airmataku mengguyur-guyur

***

Kau halang pandangku dan menghilang

Jangan menghilang dulu

Alang kepalang sudah cintaku padamu

Sebengkah arang nan hitam pekat kasihku

***

Hari pagi kuhisap lagi sebatang rokok

Terbakar baraku, terkabur asapku

Terbakar rinduku, terkabur wajahmu

Kau melati-melatiku, belati-belatiku

***

Dalam pelukmu aku mati, melati-melatiku

Kau hujam belati-belatimu

Habis kucumbu, kuambil ciumu yang terakhir

Kau habiskan jua nafasku dihisap belatimu…

***

Melati-melatiku, belati-belatimu

Setelah malam ini habis

Habislah tangismu, perca-perca duka kau kais-kais

Aku bak Si Majenun Qais, bercinta, bersyair, dan menangis

***

Melati-melatiku…

Hatimu terbaca dalam kaca

Melati-melatiku…

Bercucur darah, cintaku hancur jadi perca (*)

Hujan Airmata : Melati-melatiku, Belati-belatimu…

Hoooaaammm…. Berdiri diantara lelah

Riap-riap sarungku menyibak-nyibak diipis angin

Melingkup diantara bokong dan kemaluanku

Menjuntai kebawah menutup luka dikakiku

***

Dendamnya daku pada seloyang Pizza Hut belum habis

Sampai seutas tali kulilitkan dileherku

Ndlewer darah dari hidung dan telingaku

Menyaksikan melatiku makin petantang-petenteng

***

Terbayang, cintaku gugur bak bunga-bunga bintaro

Gugur gemlugur jatuh menghambur-hambur

Disamping sumur bayangmu kabur

Hilang…diguyur airmataku mengguyur-guyur

***

Kau halang pandangku dan menghilang

Jangan menghilang dulu

Alang kepalang sudah cintaku padamu

Sebengkah arang nan hitam pekat kasihku

***

Hari pagi kuhisap lagi sebatang rokok

Terbakar baraku, terkabur asapku

Terbakar rinduku, terkabur wajahmu

Kau melati-melatiku, belati-belatiku

***

Dalam pelukmu aku mati, melati-melatiku

Kau hujam belati-belatimu

Habis kucumbu, kuambil ciumu yang terakhir

Kau habiskan jua nafasku dihisap belatimu…

***

Melati-melatiku, belati-belatimu

Setelah malam ini habis

Habislah tangismu, perca-perca duka kau kais-kais

Aku bak Si Majenun Qais, bercinta, bersyair, dan menangis

***

Melati-melatiku…

Hatimu terbaca dalam kaca

Melati-melatiku…

Bercucur darah, cintaku hancur jadi perca (*)

Hujan Airmata : Melati-melatiku, Belati-belatimu…

Hoooaaammm…. Berdiri diantara lelah

Riap-riap sarungku menyibak-nyibak diipis angin

Melingkup diantara bokong dan kemaluanku

Menjuntai kebawah menutup luka dikakiku

***

Dendamnya daku pada seloyang Pizza Hut belum habis

Sampai seutas tali kulilitkan dileherku

Ndlewer darah dari hidung dan telingaku

Menyaksikan melatiku makin petantang-petenteng

***

Terbayang, cintaku gugur bak bunga-bunga bintaro

Gugur gemlugur jatuh menghambur-hambur

Disamping sumur bayangmu kabur

Hilang…diguyur airmataku mengguyur-guyur

***

Kau halang pandangku dan menghilang

Jangan menghilang dulu

Alang kepalang sudah cintaku padamu

Sebengkah arang nan hitam pekat kasihku

***

Hari pagi kuhisap lagi sebatang rokok

Terbakar baraku, terkabur asapku

Terbakar rinduku, terkabur wajahmu

Kau melati-melatiku, belati-belatiku

***

Dalam pelukmu aku mati, melati-melatiku

Kau hujam belati-belatimu

Habis kucumbu, kuambil ciumu yang terakhir

Kau habiskan jua nafasku dihisap belatimu…

***

Melati-melatiku, belati-belatimu

Setelah malam ini habis

Habislah tangismu, perca-perca duka kau kais-kais

Aku bak Si Majenun Qais, bercinta, bersyair, dan menangis

***

Melati-melatiku…

Hatimu terbaca dalam kaca

Melati-melatiku…

Bercucur darah, cintaku hancur jadi perca (*)

Kamis, 13 Januari 2011

Jikalaooouuuw Facebook Jadi Ditutup, Masih ada Kompasiana…

Tak Ada Rotan Akar Pun Jadi

1294919349630352224

Beberapa portal berita online dalam maupun luar negeri pekan ini sedang ramai membahas wacana ditutupnya facebook sebagai Social Network nomor wahid di jagad ini. Kemudian banyak argumen, ungkapan-ungkapan, dan spekulasi, bermunculan dari khalayak penikmat layanan ini atau biasa disebut facebooker. Ada yang menolak, ada juga beberapa teman yang yang mengungkapkan kesetujanya dan kekecewaanya lewat status facebook mereka “Fb ditutup ko Bingung… klo pintu tobat ditutup baru bingung…” status salah satu facebooker dalam statusnya.

Jika benarlah website yang membuat Mark Zukerberg menjadi milyarder termuda ini ditutup, pastilah kawula muda yang udah bener-bener kecanduan mesbuk bakal sakaw karena kecanduan. Mungkin bukan itu saja karena belakangan facebook bukan hanya sekedar website pertemanan online, ada fungsi lain selain itu, banyak diantara user yang menggunakan akun fbnya untuk berniaga secara online, atau mempromosikan acara, bahkan mempromosikan perusahaan, banyak lagi nilai-nilai positif yang tidak bisa diuraikan disni.

“Tak Ada Rotan Akar Pun Jadi”, Mungkin peribahasa ini cocok untuk menghalau keadaan tersebut, kalau - kalau ternyata Nawaitu Mark Zukerberg sudah bulat, dan fb jadi ditutup beneran bukan gosip atau isapan jempol belaka. Kita harus mencari energi alternatif, bagi saya yang punya hobi menulis Kompasiana dan blog Pribadi saya sudah cukup jadi energi alternatif, hanya saja saya tidak lagi bisa membagikan karya - karya saya pada teman - teman facebooker yang biasanya nagih minta ditag, Tak ada rotan akar pun jadi, Tak ada Facebook, Kompasina pun jadi.

Saran saya : Bedol Desa Ke Friendster & Twitter

Tak perlu kebakaran jenggot seperti PSSI, yang nesu-nesu karena Arifin Panigoro Cs nekad menggulirkan LPI yang katanya Liga Haramlah, Tidak legalah, Haram mana kalau Kompetisi LSI yang masih carut dan masih membebani APBD dibanding Kompetisi Profeional yang sama sekali tidak ngutak-ngutik duit rakyat, Legal seperti apalagi kalau menurut Undang-Undang saja diperbolehkan. Belakangan makin tambah tidak karuan pengurus PSSI yang sudah benar-benar berang merengek-rengek ke FIFA untuk menjatuhkan hukuman bagi Klub yang nekad Bedol Desa ke LPI.

Nurdin Halin sak Nugroho Besoes’e, memang ga penting tapi ko saya dan kompasianer lain masih mau menyempatkan menuliskan beberapa karakter untuk membahas mereka. Kalau PSM, Persema, Persibo Bojonegoro saja bisa, Bedol Desa ke LPI kenapa kita tidak meniru mereka Bedol Desa ke Friendster atau Twitter, toh dulu sebelum ada facebook kita sudah akrab berfriendster-friedsteran, dan masih banyak lagi website pertemanan sejenis yang sudah lahir atau yang masih tersirat.

Jika dengan berfacebookan kita bisa menemukan kesejatian hidup, bisa beribadah, beramal, dan berhasil mengumpulkan sedikit demi sedikit Rupiah melalui facebook,Marilah kita berdo’a semoga penutupan facebook hanya isu belaka, karena keseimbangan dan kesejatian hidup itu bisa terjadi manakala manusia yang berakal mengerti bahwasanya Tuhan membukakan rahasia dan pintu rezeki-Nya dari segala arah, dari segala yang jasadi maupun hayati, dari arah & cara yang tak kau mengerti dan fahami dan terkira-kirakan oleh fikiran manusia.

Kemudian, melalui ini saya juga mau Ngaturaken Matur Suwun Sanget kepada Facebook sak Mark Zukerberg’e karena melalui fb saya ketemu jodoh saya, .

Untuk menutup tulisan saya kali ini saya mau mendendengkan sedikit suluk :

Wiwarene warono kang writ…

(Tersingkapnya tabir semesta rahasia…)

Kinawruhan wenganing tan samar

(biar terang tak lagi samar-samar)

Kasariro saharine…

Ooo Wruh rahayuning luyut

(Hidup keseharian, tanpa meditasi khusus, dapat membuatmu pahal apa sejatinya hidup)

(Sebenarnya untuk menyingkap tabir semesta tak perlu meditasi khusus, hidup sehari-harimu, asal kau lakukan total, bisa juga…)

Thanks, Selamat Pagi Selamat Beraktifitas, Rumah Edi Siswoyo di : http://www.facebook.com/edi.siswoyo

Rabu, 12 Januari 2011

Hujan Airmata: Bianglala… Bianglala…

Ya Ampuuunn…Ya Ampuunn…

Tujuh warna menghimpun…

Jatuh dikejar riak-riak kali tanpa Ampuun…

Gelombang kali dicium MeJiKuHiBiNiU Bianglala

***

Bianglala… Bianglala…

Tuduhan itu mengada-ada

Kau masih ada, tak hilang setelah hujan reda

Bak Bianglala… simpan cinta itu dalam dada

***

Ohh…Ohh…aku tahu cinta itu

Penyambung lidah kala kelu

Pembuka ucapan kala bisu

Kau dan aku kelu dan bisu

***

Ohhh…aku tahu kau sedang menautkan rindu

Memandang bianglala yang hampir berlalu

Ngumpet dibalik bokong gunung itu kekasihmu

Ya.. Ya.. tersipu bak Bianglala tahun lalu

***

Ayolah cintamu jadi tak berbahaya

Bergetar saja dalam dada tak berdaya

Diam didalam pengasinganya tak berharga

Hanya jadi mantra tak berguna, dalam dada

***

Bianglala, kau disekap disebuah gudang di Singapura

Bianglala, kau terlelap dibawah jembatan layang Saudi arabia

Bianglala, kau gelisah dipasar manusia Malaysia

Bianglala… Bianglala… Pak Presiden suka sekali menatapmu dari sudut istana

***

Bianglala… spektrum kerinduanmu semburat diatas comberan

Senantiasa terpendam rindumu pada Si Mbok dan Negerimu

Bianglala… kau ajarkanku untuk menghalau dan mengetam rindu

Bianglala… aku melazimkan kesepianku, tak sebanding kesepianmu

***

Kau Bianglalaku nan cantik sekali

Bersinar malu-malu dari lantai 16 sebuah apartemen di Hong Kong

Kau Bianglalaku… aku titipkan kasih sayangku untukmu dalam do’aku

Kau Bianglalaku… aku rindu senyuman yang sama saat terakhir kali ku menemukanmu

***

Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Ungu, Violet gundahmu

Pagi dimana kau menemukan kemenangan

Kita akan berpagut cium lagi dalam ijab qobul keabadian

Bianglalaku… Bianglalaku… (*)

Minggu, 09 Januari 2011

Hujan Airmata : Betara Yanto dan Betari Yanti

Sudah sedari tadi Betara dan Betari

Saling senyum mringis sehari-hari

Parit-parit mengalir terisi

Betara dan Betari ada cinta di sina sini


Dari Mayapada, Asap cinta sundul kayangan

Dihirup Dewa-Dewi...Juwata dan Juwati

Dijalan, Ditoko, dan Dipasar cinta disebar-sebar

Cinta termahal pun ditawar-tawar


Dari sepatu hi-heels dan rambut palsu

Zaman edan ini berawal

Dari mobil mewah dan setangkai bunga

Tasawuf cinta berasal


Kini hilang asmara di Kota Pahlawan

Yanti...tak ada lagi disana

Dia bawa berlalu cintanya pergi

Kini Yanti ada disetiap hati di sudut kota Pahlawan


Menanti cintanya dengan sebatang rokok ditangan

Klepas-klepus Asapnya sundul sampai kayangan

Dalam bayangan dan serak suara hampir hilang

Abang...Abang...Ngamar yuk Bang...?


Idih...idih...angin shubuh sudah berarak

Idih...idih... Yanti belum beranjak

Idih...idih... tidak pulang malah menenggak Arak

Idih...idih...melepas wig, dan hi-heels lalu terbahak


Terima kasih...Yanti

Saatnya kau pulang walau tatu arang kranjang

Malam untuk Yanti tlah habis

Siang untuk Yanto sang kondektur bis


Betara Yanto dan Betari Yanti

Hidup di Lampu merah dan Jalan Surabaya

Betara Yanto dan Betari Yanti

Hidup disetiap hati dan jadi Jalan jiwa

Sabtu, 08 Januari 2011

Hujan Airmata : Tuan, Yang Berjas Hitam

Nyawa...Nyawa...Nyawa...

Nyawa lagi...Korban lagi...

Altar itu sudah bersimbah darah

Kau penggal-penggal sedikit senyuman kami


Tuan, yang berjas hitam

Sudah habis kau hancurkan tempurung otak kami

Kau keluarkan isi perut kami

Masa bodoh tangisan kami, kami mati muda...


Tuan, yang berkacamata Hitam

Turunlah dari Mercy-mu, itu mercy kami

Keluarlah dari istana-mu, itu istana kami

Cuiiihh...Najis...senyum dari kesenangan yang tuan beli, itupun duit kami


Haiii...tuan menengoklah kebelakang, ransel-mu terlupa

Ransel yang berisi anak-anak Kurang Gizi

Ransel yang berisi teriakan-teriakan Si Miskin

Terlupa...Terlupa tuan ada hak siapa 175Milyard yang tuan Timbun


Tercemar...memancar-mancar kesombonganmu

Wahai kalian badut-badut Negeri, malulah

Kau rajam, dan perkosa kami

Kau berpesta pora dibibir pantai kesabaran kami


Kelak kau akan lupa pula

Lupa memberikan anak-anakmu Surga diakhirat

Matilah...tuan dan keluarga tuan

Dengan kesombongan dan dibungkus harta hasil korupsimu

Balada Wayang Episode 6 : Gatutkaca...Yang Punya Pringgadani_Part II


Ditulis oleh Edi Siswoyo
08 Januari 2011

Diunggaah oleh Edi Siswoyo


"Oooo....Amenangi Zaman Edan...
Sopo Sing Luwih Edan
Yen Mboten Gayus Halomoan P. Tambunan...
Sopo Sing Luwih Becik
Yen Mboten Wong Sing Iman..."


"Ooooo....Baiklah Anna mulai mendalang Fii Ahaduunlail ini dengan melanjutkan Lakon Gatutkaca...Yang Punya Pringgadani_Part II...OOooo...Doroogg..dog...dog...dog..dogg...doogg..."

***
Matur Nembah Nuwun aku ucapkan untuk Ki Lurah Petruk Sing Ngayomi Gunung Njamurdwipa...yang telah sudi nyambung cerita karena kemarin aku hanyut dalam secangkir kopi dan gambar toples artis indo yang lagi marak, diperbincangkan para kaskus'ers dan ojeker's.

Kini aku dalang yang nafsu nulis walau tanpa bayaran akan melanjutkan kisah perseteruan antara PSSI dan LPI, antara Om Nurdin Halid dan Arifin Panigoro...ehhh...Maaf kisah Satrio Seko Pringgadani...Raden Purbaya Alias Gatutkaca.

Kocap Kacarita,

Setelah menjadi dewasa dan mengalahkan Bromocorah pengacau kahyangan jonggring saloko Patih Sekipu dan Raja Kalapracona dari Kerajaan Trabulasuket, Si Jabang Putut Tetuka resmi berubah nama menjadi Gatutkaca.

***
"Ngger cah bagus...putra si jabang bungkus (Ayah Gatutkaca, Bima terlahir masih terbungkus)
ojo adoh piring seko sendoke, ojo adoh genthong seko siwure..."wejang Ki Semar.

"Romo ki yok uopooooo...lagi mewejang apa...lagi laper plus haus...ko ngomongi piring , sendok, dan perkakas dapur... "sambil nyekekrek terkekeh-kekeh Si Bungsu Bagong Nyela wejangan Romonya.

Sambil
nyengkemos mulut Bagong, Si Sulung Gareng yang selalu sok intelektual menjelaskan "ojo adoh piring seko sendoke, ojo adoh genthong seko siwure... maksudnya jangan sampai Ndoro Gatutkaca jauh berguru pekerti dan salah ngelmu upakarti karena Paman-pamanya/Pandawa dan kita sendiri sudah merupakan makanan lezat untuk mengenyangkan jiwa yang lapar akan pekerti...dan untuk sukma yang haus akan ilmu kehidupan... ga koyo koe Gong...meneng-meneng tapi Badogaaaann...ae...sing dipikiriiii...."sambil cengengesan Gareng langsung lari.

Gatutkaca, melewati perjuangan panjang dan berat mengalahkan seribu kesatria pilih tanding, demi menikahi Si Bibir Ranum bak bibirnya Arumi Bachsiin yaitu Dewi Pregiwa yang tak lain sepupunya sendiri anak dari Pamanya Arjuna, dan harus mengalahkan saingin terberatnya Raden Laksmana Mandrakumara yang pun terhitung masih saudara, karena Laksmana anak Pakdenya Prabu Jokopitono alias Duryudana atau Dursasana.

Dari pernikahan ini Gareng, Petruk, dan Bagong, bisa menimang Ndoro Muda lagi bernama Sasikirana.

***
Gatutkaca Dadi Raja Eng Pringgodani

Begini kisahnya.(*)

Kala itu tampuk Kerajaan Pringgadhani di pegang oleh Sang Ibunda Arimbi, setelah sebelumnya saudaranya Arimba mati ditangan Bima, saat Bima menginvasi Pringgadhani, akhirnya memperistri Arimbi.

Setelah Gatutkaca dewasa akhirnya Gatutkaca diangkat sebagai Raja di Negeri Raksasa Pringgadani, Terkecuali Brajadenta, kesemua Pakde & Paklik-nya Brajamusti, Brajalamadan, Brajawikalpa, dan Kalabendana semua sangat menyayangi Gatutkaca, dan Kalabendanalah yang paling Gatutkaca sayangi, meskipun Paklik Raksasanya ini berbentuk bulet
, kerdil, tapi hatinya mulia, dan polos.

Pakde Brajadenta yang kena hasut Sengkuni akhirnya Mbalelo hendak merebut takhta kerajaan yang baru saja diberikan kepada keponakanya, karena menurut Sengkuni sebenarnya takhta itu sudah menjadi hak Brajadenta, untung saat baru mencak-mencak didepan kesatrian, Brajamusti yang berpihak ke Gatotkaca menghadangnya, setelah dua saudara kembar ini bertarung keduanya tewas, dan Roh mereka menyusup ke tangan kanan dan kiri keponakan mereka, yowiss Gatotkaca semakin sakti karena tanganya kadunungan Aji Brajamusti dan Aji Massaid....ealah...Aji Brajadenta.

***
Matinya Sang Kesatria Muda.

Inilah asal muasal mala kecil yang akhirnya mengakhiri nyawa Gatotkaca.

Kencrang-kencreng, prangas-pringis, Abimanyu Kesatria dari Keraton Ndwarawati Putra Arjuna, nampak gembira karena cita-citanya segera Come Thrue , setelah Batara Kresna merestuinya untuk menikahi Eyangnya Utari.

Seperti biasa kemana Abimanyu memijak bumi, diawang-awang mabur gebyar-gebyar Si Empunya Kotang Antrakesuma,tapi kali ini Gatotkaca membawa Pakliknya Kalabendana, dalam rangka mengawal sepupu kesayanganya.

Konon, Abimanyu pemilik Wahyu Widayat punya pasangan Wahyu Cakraningrat, Nah...kebetulan pemilik pasanganya adalah eyangnya sendiri Dewi Utari, dan mereka berdualah yang ketempelan tanggung jawab menurunkan Raja-Raja nusantara dengan perkawinan.

Pucuk dicanta ulam pun tiba, Eyang utari mau memberikan Nyooohh...semuanya untuk Abimanyu, asalkan Abimanyu masih Single, Karena melihat kecantikan dan betapa damainya tenggelam dalam tatapan Utari nan temaram bak senja nan hampir tenggelam dibalik bukit indrakila.

"Saya masih single ko Eyang...Suuuueeerrr dechh..." jawab Abimanyu daripada gagal akan tanggung jawabnya melahirkan Raja-raja Nuswantoro. "Kalo saya bo'ong biarin dech...saya Tatu Arang Krancang saat di Palagan Besar Barathayudha nanti, tubuh saya tertancap jutaan anak panah kurawa sehingga bak landak...."

"Goorrrrooohhh......Nggedebuuuss..."Kalabendana membantah dengan kepolosanya, seantero Negeri pun tau kalo Anggito Abimanyu sudah beristri Siti Sundari.

Dengan maksud cuma mau wanti-wanti namun ya sudah terlambat, Gatotkaca menepuk pipi Pakliknya yang refleks Nyletuk, Malang tak dapat ditolak untung, tak dapat diraih, tangan Gatotkaca yang sudah kadunungan Aji Brajamusti dan Brajalamadan mengakhiri hidup Pakliknya sendiri Kalabendana.

Dan, benarlah pada saat di Palagan Kurukhsetra tatkala perang saudara berlangsung Abimanyu mati dikeroyok Kurawa dan badanya ditancepi panah percis landak.

Gatotkaca terbang, Gebyar-Gebyar sinar cosmic alami memancar, cahaya terang benderang dari Kotang Antrakesumanya, dia meraup sebanyak mungkin prajurit kurawa lalu dibawa terbang setinggi-tingginya lalu dihempaskan kebumi, hampir habis semua Pasukan kurawa kini berhadapanlah Gatotkaca dengan Karna pemilik Kontawijaya.

Gatotkaca terbang setingga mungkin, dan menciptakan seribu kembaranya, untuk mengelabuhi Karna, tapi dengan petunjuk Batara Surya Karna berhasil menemukan Gatotkaca Asli dan terlepaslah kontawijaya dari busurnya....wuuuuussssshhhh.....

Kontawijaya yang sudah mleset disambut Arwah Kalabenda, seraya menyampaikan pesan dari kayangan bahwa ajal keponakanya sudah sampai, Kalabendana menghujamkan Kontawijaya tepat didada Gatotkaca yang didalamnya tertanam sarung dari Kontawijaya.

Gatotkaca menerima kematianya dengan syarat jasadnya harus jatuh menimpa sisa Pasukan Kurawa dan Karna Sendiri, Benarlah Jasad Sang Raksasa Kesatria Pringgadani meluncur dari langit menimpa pasukan Kurawa dan kereta Karna pun hancur mawurahan, Karna berhasil melompat keluar perca-perca keretanya menghambur, menyebar menancap pada semua Prajurit Korawa.

Gugurlah Kesatria Muda Prabu Bimasutha Alias Gatotkacha...Yang Punya Pringgadhani.(*)

SEKIAN

Rumah Dalang Kenthir Siswoyo disini mampir ya : http://www.facebook.com/edi.siswoyo



Kamis, 06 Januari 2011

Balada Wayang Episode 5 : Gatutkaca…Yang Punya Pringgadani_Part I


Balada Wayang Episode 5 : Gatutkaca…Yang Punya Pringgadani_Part I

Ditulis oleh Edi Siswoyo
07 Januari 2011

Diunggah oleh Edi Siswoyo

Betara Guru menghadiahkan Pusaka Caping Basunanda, Kotang Antrakusuma, dan Terompah Padakacarma, dengan Caping Basunda itu cikal bakal payung masa kini, karena dengan topi itu Ndoro Gatot anti panas dan anti hujan, dan dengan Kotang Antrakusumanya Gatutkaca bisa terbang secepat kilat wuuuussshh..,

“Ooooo…Biasa…The Earth is Gonjang-ganjing…The Ski’es Kelap-kelop…Lintang Kemepyar Kepyar Lir kadya tangis mawurahan…Ooooo…”

“Atas izin tuan hajat (Facebookers…kecuali Gayus..) aku akan mrupus tentang Gatutkaca…oooo…drogdog..dog..dog.. Biasa…The Earth is Gonjang-ganjing…The Ski’es Kelap-kelop….”

***

Tahukah anda siapa Gatutkaca…?

Iyaaa…bener banget dia putra Werkudara alias Bimasena dengan Sang Dewi Penguasa Hutan dan Puteri dari kerajaan Negara Raksasa Pringgandani iaitu Dewi Adhimbi(Jawa : Arimbi) adik dari Dewi Adhimba (Jawa : Arimba)…weeehhh…facebooker pinter-pinter sekarang saya fikir taune mung Justin Beiber tok…

Nama Gatutkaca pun tak muncul mak pecungul dengan sendirinya?setiap nama itu do’a bagi pemiliknya dan ada artinya, Secara harafiah Gatutkaca artinya “Anduwe Endass Lir Koyo Kendi/Memiliki kepala seperti kendi”, kalo dipetil-petil Nama Gatutkaca terdiri dari dua kata Gat yang artinya “Bulet-bulet”, dan Utkaca yang artinya Kepala.

Nama Gatutkaca diberikan konon karena saat baru mbrojol Si Jabang Tetuka (Nama bayi Gatutkaca) Endasee…Plek perciiisss…banget kayak kendi tanah liat yang dipake untuk minum.

***

Hemmm…”bukan salah bunda mengandung”, juga bukan salah karena waktu itu di Negeri Pringgadani belum ada Rumah Sakit Bersalin Ibu dan Anak modern, dasar nasib sudah setahun tapi tali pusar Si Jabang Tetuka tak kunjung bisa dipotong.

Raden Arjuna, yang notabene uncle/paman merasa turut prihatin melihat nasib keponakan kesayanganya, akhirnya memutuskan untuk pergi bersemedi, supaya mendapat petunjuk Sang Dewata, pada saat bersamaan Karna juga sedang Tadabur Alam mencari senjata pusaka sakti.

Kota Malang tidak di Jawa Barat, Mas Untung Tidak di Jawa Timur ehh…sori…sori…maksudnya “Malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih…” karena wajah Arjuna dan Karna mirip Batara Narada kecele… Panah Kontawijaya yang seharusnya dikasih ke Arjuna dikasih ke Adipati Karna.

Batara Narada baru nyadar dia salah ngasih…pas Arjuna palsu cekakakan…”kakakak…jiancukk…dasar wong tuo…Kata Bapak karna kalau sudah dapat kontawijaya lariiiiiiiiiii……” ketiwasan kata Narada, sepengetahuannya, Arjuna adalah salah satu kesatria yang sopan dalam bertutur Kromo Inggil, jangankan ngomong Jiancuuukk, bersin saja imuuuuttt….bangettt…

Petruk kala itu tergopoh-gopoh…memberitahu Ndoronya Cuma bisa bilang “Anu…anu…anu..ndoro…?” sambil terengah-engah..”Anune sampean diambil Adipati Karna…” ,terang petruk.

“Hussss…ngawur koe truk…”Si Sulung Gareng membantah ucapan Petruk yang sudah Ngawur, Batara Narada itu sipit matanya Karna dikira sampeyan…Kuntawijaya dikasih ke Karna bukan kesampean.“papar Gareng”

Setelah antem-anteman dan Ganyang-ganyangan, Kuntawijaya akhirnya berhasil dibawa Karna kabur, dan Arjuna cuma berhasil merebut Sarung/warangkah-nya tok.

Atas nasihat Kresna Sarung Kuntawijaya yang terbuat dari Kayu Mastaba, pun bisa memotong tali pusar Gatotkaca, namun Sarung Kuntawijaya pun ikut hilang masuk kedalam perut Gatotkaca, dan itulah yang menjadikan kaca semakin kuat, nasihat Kresna.

***

Kenapa Gatotkaca disayangi Para Dewa?

Begini kisahnya, Kocap kacarita Si Jabang Putut Tetuka dipinjam Narada, untuk menghadapi Patih Sekipu dari Kerajaan Trabelasuket yang kala itu sedang mengobrak-abrik kayangan, karena Niatnya untuk melamar Bidadari Dewi Supraba ditolak oleh Hyang Pramesti Batara Guru, atas perintah rajanya Prabu kalapracona.

Setelah habis rasa malu Sekipu, karena tak mampu membinasakan Orok Hidimbyatmaja (nama lain Gatutkaca), akhirnya Gatotkaca versi bayi dijeburkan/Digodog ke kawah Candradimuka di Gunung Jamurdwipa, Para Dewa menaburi Jabang Tetuka dengan berbagai senjata pusaka, tidak malah mati Jabang Tetuka malah berhasil keluar dari kawah dan menyerap semua senjata pusaka dari Dewa-dewa kedalam tubuhnya, lalu menjadi laki-laki dewasa.

Lalu, dengan sekali gigit Patih Sekipu tewas.

Mohon Maaf, dengan alasan pengin ngopi dan nglepus sebatang rokok, cerita kelanjutanya saya titipkan pada Ratu Welgeduwelbleh dari Kerajaan Lojitengara, “Kita sambut dengan lemparan kacang…” Mas Bambang Pecruk Panyukilan alias Fatruk (Meninggalkan)…atau Lurah Petruk…”silahkan Pak waktu dan tempat sudah saya bookingkan…”

“Halah…Pak dalang Ki Kenthir Siswoyo bisaaaaaaaaaa…ajaaa..”

Langsung saja sedulur…setelah Para Dewa saling prangas-pringis melihat Kresna dan Para Pandawa yang lagi Cutting taringnya Gatutkaca, lalu mewejangnya supaya menghilangkan perangai Giant-nya (Raksasanya) “Cukup Gayus HP Tambunan saja yang kaya gitu Nggeerrr… menggigit leher rakyat dan memperkosa ibu pertiwi..koe ojo melu-melu…Ngger cah baguuss…” Wejang Sri Kresna

Betara Guru menghadiahkan Pusaka Caping Basunanda, Kotang Antrakusuma, dan Terompah Padakacarma, dengan Caping Basunda itu cikal bakal payung masa kini, karena dengan topi itu Ndoro Gatot anti panas dan anti hujan, dan dengan Kotang Antrakusumanya Gatutkaca bisa terbang secepat kilat wuuuussshh..,

“Penghayatan sih boleh truk…tapi jangan pake kuah dooonngg….plus satu lagi maaf-maaf kate kayanya kamu ketularan Pak Beye truk, Pidato dengan mencampur-campurkan bahasa tapi ga karuan…” cletuk gareng sambil terkekeh-kekeh.

“Sorry reng…terlalu semangat menyambut Ndoro baru..” Lanjut ya sedulur…kecepatanya melewati kecepatan pesawat SUKOI made in Ru Sia, Serta Terompah Padakacarma membuatnya tidak akan kesambet, atau takut kepanjingan Kuntilanak kalo-kalo calon Ndoro saya nanti lewat tempat wingit/angker.

“Halah…halah Pak Dalang lama banget tow…aku wis ra kuat pengin setor iki…Dasarrr dalang kenthir…dalang kenthirr..?

“Baiklah sedulur-sedulur…yang masih cinta wayang, cinta saya dan tunggal-tunggale saya iaitu Ponokawan Crew, dan masih peduli dengan budaya daerah…Saya kebelakang dulu ya….Ceritanya dilanjut minggu depan…dengan lakon Gatutkaca…Yang Punya Pringgadani_Part II Pak Dalang kenthir Ketiduran kayanya…Byeeee….”

Rumah Edi Siswoyo di : http://www.facebook.com/edi.siswoyo

Rabu, 05 Januari 2011

7 Hari 7 mimpi_Mimpi VII : Jangka Jayabaya

Ditulis oleh Edi Siswoyo
05 Januari 2011

Diunggah oleh Edi Siswoyo

Pada sendyakalamu yang damai
Hamba menemui nafasmu terengal-engal
Rikala matahari pucat pasi belum mencium bumi
Jembar bak suminar rembulan nan damai

Pada Jangka Jayabaya
Asrar Musasar dari Sang Giri
Triwikrama sepi dalam kedaton hatimu
Meski, Wisnu tak mencampuri darahmu

Pada Sendyakalamu nan mengambang dijembangan anyir darah tumpasan
Musasar-mu terus berkata…Jayalah…Jayalah..Nusantara
Kapan jayanya…kapan kayaknya Nusantara ini tersenyum…?
“Naya genggong & Sabdo Palonlah yang akan mengukir kejayaan itu” Ucap Sang Nujum

Naya genggong keyakinanmu & Sabdo palon harapanmu
Musasar itu nujum keresahanmu, dan nubuat bagi Giri yang baru
Telah, tiba masanya pemberontakan memutuskan hukuman dari pemberontakanya
Sang hakim adidaya itu hidup di ceceran darah pemberontakan

Lalu, Cakramanggilingan yang senantiasa berputar tiba dimasanya ia tiba
Pada masa kau habis bermandi darah kesabaranmu
Pada masa kau habis bercucuran airmata keringatmu
Kau akan berteriak merdeka seraya senyum dan tangismu

Kekuatan dalam rahsa-mu, kekuatan sejatineng pitedah
Janganlah tasawufmu pada dunia, lebih besar dari tasawufmu pada Tuhan
Agar matahari kejayaan itu terbit di ufuk hatimu, dan tenggelam disenja kalbumu

Duh Hyang Adikodrati…Illahi Robbi…
Yakinkan hamba…Izinkan hamba untuk yakin
Kau berikan pestapora untuk si miskin iman
Tak, elaklah elok istana firdaush-Mu untuk si kaya iman

Semoga kita semakin sering membaca
Semoga kita semakin senang berkaca
Belajar berkaca pada kesalahan
Berkaca belajar pada keadaan

Belajarlah Berkacalah
Agar kita yakin kejayaan itu teramat sangat dekat

Izinkan hamba untuk yakin…

Matur Suwun, Umahku di : http://www.kompasiana.com/Siswoyo atouw https://twitter.com/wongkenthir

KALA ITU

Angin berdesir kala itu Aku tahu kau suka angin itu Semilir menerpa jilbab panjangmu itu Senyuman kecilmu tanda kau suka itu Aku ingin berta...