Ditulis oleh Edi Siswoyo
05 Januari 2011
Diunggah oleh Edi Siswoyo
Pada sendyakalamu yang damai
Hamba menemui nafasmu terengal-engal
Rikala matahari pucat pasi belum mencium bumi
Jembar bak suminar rembulan nan damai
Pada Jangka Jayabaya
Asrar Musasar dari Sang Giri
Triwikrama sepi dalam kedaton hatimu
Meski, Wisnu tak mencampuri darahmu
Pada Sendyakalamu nan mengambang dijembangan anyir darah tumpasan
Musasar-mu terus berkata…Jayalah…Jayalah..Nusantara
Kapan jayanya…kapan kayaknya Nusantara ini tersenyum…?
“Naya genggong & Sabdo Palonlah yang akan mengukir kejayaan itu” Ucap Sang Nujum
Naya genggong keyakinanmu & Sabdo palon harapanmu
Musasar itu nujum keresahanmu, dan nubuat bagi Giri yang baru
Telah, tiba masanya pemberontakan memutuskan hukuman dari pemberontakanya
Sang hakim adidaya itu hidup di ceceran darah pemberontakan
Lalu, Cakramanggilingan yang senantiasa berputar tiba dimasanya ia tiba
Pada masa kau habis bermandi darah kesabaranmu
Pada masa kau habis bercucuran airmata keringatmu
Kau akan berteriak merdeka seraya senyum dan tangismu
Kekuatan dalam rahsa-mu, kekuatan sejatineng pitedah
Janganlah tasawufmu pada dunia, lebih besar dari tasawufmu pada Tuhan
Agar matahari kejayaan itu terbit di ufuk hatimu, dan tenggelam disenja kalbumu
Duh Hyang Adikodrati…Illahi Robbi…
Yakinkan hamba…Izinkan hamba untuk yakin
Kau berikan pestapora untuk si miskin iman
Tak, elaklah elok istana firdaush-Mu untuk si kaya iman
Semoga kita semakin sering membaca
Semoga kita semakin senang berkaca
Belajar berkaca pada kesalahan
Berkaca belajar pada keadaan
Belajarlah Berkacalah
Agar kita yakin kejayaan itu teramat sangat dekat
Izinkan hamba untuk yakin…
Matur Suwun, Umahku di : http://www.kompasiana.com/Siswoyo atouw https://twitter.com/wongkenthir
"Ba'da isya di akhir tahun 2012 adalah titik balik kehidupanku, tersingkapnya tabir semesta rahasia, aku yang selama ini terkungkum dalam gelap maju selangkah berbekal kekuatan hati, keteguhan fikiran, aku mantapkan langkah, aku hijrah"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KALA ITU
Angin berdesir kala itu Aku tahu kau suka angin itu Semilir menerpa jilbab panjangmu itu Senyuman kecilmu tanda kau suka itu Aku ingin berta...
-
Pertama kali saya ucapkan terima kasih pada orang yang pertama kali mengajaku sekedar mampir di desa yang saat itu saya masih sebut desa...
-
Entah ini entah itu aku tak tahu jitu, Itu suaramu atau pekik hatimu, Dimalam buta tanpa nama, Kasih dan kerinduanmu itu gaib, *** Aku...
-
Sinar atas permukaan hati Hu penghalau galau Lepaskan selimut Tanpa bulu, tanpa sayap, terbang *** Mata, rindumu lindap Penuhi sudut hatik...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar