Kamis, 06 Januari 2011

Balada Wayang Episode 5 : Gatutkaca…Yang Punya Pringgadani_Part I


Balada Wayang Episode 5 : Gatutkaca…Yang Punya Pringgadani_Part I

Ditulis oleh Edi Siswoyo
07 Januari 2011

Diunggah oleh Edi Siswoyo

Betara Guru menghadiahkan Pusaka Caping Basunanda, Kotang Antrakusuma, dan Terompah Padakacarma, dengan Caping Basunda itu cikal bakal payung masa kini, karena dengan topi itu Ndoro Gatot anti panas dan anti hujan, dan dengan Kotang Antrakusumanya Gatutkaca bisa terbang secepat kilat wuuuussshh..,

“Ooooo…Biasa…The Earth is Gonjang-ganjing…The Ski’es Kelap-kelop…Lintang Kemepyar Kepyar Lir kadya tangis mawurahan…Ooooo…”

“Atas izin tuan hajat (Facebookers…kecuali Gayus..) aku akan mrupus tentang Gatutkaca…oooo…drogdog..dog..dog.. Biasa…The Earth is Gonjang-ganjing…The Ski’es Kelap-kelop….”

***

Tahukah anda siapa Gatutkaca…?

Iyaaa…bener banget dia putra Werkudara alias Bimasena dengan Sang Dewi Penguasa Hutan dan Puteri dari kerajaan Negara Raksasa Pringgandani iaitu Dewi Adhimbi(Jawa : Arimbi) adik dari Dewi Adhimba (Jawa : Arimba)…weeehhh…facebooker pinter-pinter sekarang saya fikir taune mung Justin Beiber tok…

Nama Gatutkaca pun tak muncul mak pecungul dengan sendirinya?setiap nama itu do’a bagi pemiliknya dan ada artinya, Secara harafiah Gatutkaca artinya “Anduwe Endass Lir Koyo Kendi/Memiliki kepala seperti kendi”, kalo dipetil-petil Nama Gatutkaca terdiri dari dua kata Gat yang artinya “Bulet-bulet”, dan Utkaca yang artinya Kepala.

Nama Gatutkaca diberikan konon karena saat baru mbrojol Si Jabang Tetuka (Nama bayi Gatutkaca) Endasee…Plek perciiisss…banget kayak kendi tanah liat yang dipake untuk minum.

***

Hemmm…”bukan salah bunda mengandung”, juga bukan salah karena waktu itu di Negeri Pringgadani belum ada Rumah Sakit Bersalin Ibu dan Anak modern, dasar nasib sudah setahun tapi tali pusar Si Jabang Tetuka tak kunjung bisa dipotong.

Raden Arjuna, yang notabene uncle/paman merasa turut prihatin melihat nasib keponakan kesayanganya, akhirnya memutuskan untuk pergi bersemedi, supaya mendapat petunjuk Sang Dewata, pada saat bersamaan Karna juga sedang Tadabur Alam mencari senjata pusaka sakti.

Kota Malang tidak di Jawa Barat, Mas Untung Tidak di Jawa Timur ehh…sori…sori…maksudnya “Malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih…” karena wajah Arjuna dan Karna mirip Batara Narada kecele… Panah Kontawijaya yang seharusnya dikasih ke Arjuna dikasih ke Adipati Karna.

Batara Narada baru nyadar dia salah ngasih…pas Arjuna palsu cekakakan…”kakakak…jiancukk…dasar wong tuo…Kata Bapak karna kalau sudah dapat kontawijaya lariiiiiiiiiii……” ketiwasan kata Narada, sepengetahuannya, Arjuna adalah salah satu kesatria yang sopan dalam bertutur Kromo Inggil, jangankan ngomong Jiancuuukk, bersin saja imuuuuttt….bangettt…

Petruk kala itu tergopoh-gopoh…memberitahu Ndoronya Cuma bisa bilang “Anu…anu…anu..ndoro…?” sambil terengah-engah..”Anune sampean diambil Adipati Karna…” ,terang petruk.

“Hussss…ngawur koe truk…”Si Sulung Gareng membantah ucapan Petruk yang sudah Ngawur, Batara Narada itu sipit matanya Karna dikira sampeyan…Kuntawijaya dikasih ke Karna bukan kesampean.“papar Gareng”

Setelah antem-anteman dan Ganyang-ganyangan, Kuntawijaya akhirnya berhasil dibawa Karna kabur, dan Arjuna cuma berhasil merebut Sarung/warangkah-nya tok.

Atas nasihat Kresna Sarung Kuntawijaya yang terbuat dari Kayu Mastaba, pun bisa memotong tali pusar Gatotkaca, namun Sarung Kuntawijaya pun ikut hilang masuk kedalam perut Gatotkaca, dan itulah yang menjadikan kaca semakin kuat, nasihat Kresna.

***

Kenapa Gatotkaca disayangi Para Dewa?

Begini kisahnya, Kocap kacarita Si Jabang Putut Tetuka dipinjam Narada, untuk menghadapi Patih Sekipu dari Kerajaan Trabelasuket yang kala itu sedang mengobrak-abrik kayangan, karena Niatnya untuk melamar Bidadari Dewi Supraba ditolak oleh Hyang Pramesti Batara Guru, atas perintah rajanya Prabu kalapracona.

Setelah habis rasa malu Sekipu, karena tak mampu membinasakan Orok Hidimbyatmaja (nama lain Gatutkaca), akhirnya Gatotkaca versi bayi dijeburkan/Digodog ke kawah Candradimuka di Gunung Jamurdwipa, Para Dewa menaburi Jabang Tetuka dengan berbagai senjata pusaka, tidak malah mati Jabang Tetuka malah berhasil keluar dari kawah dan menyerap semua senjata pusaka dari Dewa-dewa kedalam tubuhnya, lalu menjadi laki-laki dewasa.

Lalu, dengan sekali gigit Patih Sekipu tewas.

Mohon Maaf, dengan alasan pengin ngopi dan nglepus sebatang rokok, cerita kelanjutanya saya titipkan pada Ratu Welgeduwelbleh dari Kerajaan Lojitengara, “Kita sambut dengan lemparan kacang…” Mas Bambang Pecruk Panyukilan alias Fatruk (Meninggalkan)…atau Lurah Petruk…”silahkan Pak waktu dan tempat sudah saya bookingkan…”

“Halah…Pak dalang Ki Kenthir Siswoyo bisaaaaaaaaaa…ajaaa..”

Langsung saja sedulur…setelah Para Dewa saling prangas-pringis melihat Kresna dan Para Pandawa yang lagi Cutting taringnya Gatutkaca, lalu mewejangnya supaya menghilangkan perangai Giant-nya (Raksasanya) “Cukup Gayus HP Tambunan saja yang kaya gitu Nggeerrr… menggigit leher rakyat dan memperkosa ibu pertiwi..koe ojo melu-melu…Ngger cah baguuss…” Wejang Sri Kresna

Betara Guru menghadiahkan Pusaka Caping Basunanda, Kotang Antrakusuma, dan Terompah Padakacarma, dengan Caping Basunda itu cikal bakal payung masa kini, karena dengan topi itu Ndoro Gatot anti panas dan anti hujan, dan dengan Kotang Antrakusumanya Gatutkaca bisa terbang secepat kilat wuuuussshh..,

“Penghayatan sih boleh truk…tapi jangan pake kuah dooonngg….plus satu lagi maaf-maaf kate kayanya kamu ketularan Pak Beye truk, Pidato dengan mencampur-campurkan bahasa tapi ga karuan…” cletuk gareng sambil terkekeh-kekeh.

“Sorry reng…terlalu semangat menyambut Ndoro baru..” Lanjut ya sedulur…kecepatanya melewati kecepatan pesawat SUKOI made in Ru Sia, Serta Terompah Padakacarma membuatnya tidak akan kesambet, atau takut kepanjingan Kuntilanak kalo-kalo calon Ndoro saya nanti lewat tempat wingit/angker.

“Halah…halah Pak Dalang lama banget tow…aku wis ra kuat pengin setor iki…Dasarrr dalang kenthir…dalang kenthirr..?

“Baiklah sedulur-sedulur…yang masih cinta wayang, cinta saya dan tunggal-tunggale saya iaitu Ponokawan Crew, dan masih peduli dengan budaya daerah…Saya kebelakang dulu ya….Ceritanya dilanjut minggu depan…dengan lakon Gatutkaca…Yang Punya Pringgadani_Part II Pak Dalang kenthir Ketiduran kayanya…Byeeee….”

Rumah Edi Siswoyo di : http://www.facebook.com/edi.siswoyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALA ITU

Angin berdesir kala itu Aku tahu kau suka angin itu Semilir menerpa jilbab panjangmu itu Senyuman kecilmu tanda kau suka itu Aku ingin berta...