Sudah sedari tadi Betara dan Betari
Saling senyum mringis sehari-hari
Parit-parit mengalir terisi
Betara dan Betari ada cinta di sina sini
Dari Mayapada, Asap cinta sundul kayangan
Dihirup Dewa-Dewi...Juwata dan Juwati
Dijalan, Ditoko, dan Dipasar cinta disebar-sebar
Cinta termahal pun ditawar-tawar
Dari sepatu hi-heels dan rambut palsu
Zaman edan ini berawal
Dari mobil mewah dan setangkai bunga
Tasawuf cinta berasal
Kini hilang asmara di Kota Pahlawan
Yanti...tak ada lagi disana
Dia bawa berlalu cintanya pergi
Kini Yanti ada disetiap hati di sudut kota Pahlawan
Menanti cintanya dengan sebatang rokok ditangan
Klepas-klepus Asapnya sundul sampai kayangan
Dalam bayangan dan serak suara hampir hilang
Abang...Abang...Ngamar yuk Bang...?
Idih...idih...angin shubuh sudah berarak
Idih...idih... Yanti belum beranjak
Idih...idih... tidak pulang malah menenggak Arak
Idih...idih...melepas wig, dan hi-heels lalu terbahak
Terima kasih...Yanti
Saatnya kau pulang walau tatu arang kranjang
Malam untuk Yanti tlah habis
Siang untuk Yanto sang kondektur bis
Betara Yanto dan Betari Yanti
Hidup di Lampu merah dan Jalan Surabaya
Betara Yanto dan Betari Yanti
Hidup disetiap hati dan jadi Jalan jiwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar