Ya Ampuuunn…Ya Ampuunn…
Tujuh warna menghimpun…
Jatuh dikejar riak-riak kali tanpa Ampuun…
Gelombang kali dicium MeJiKuHiBiNiU Bianglala
***
Bianglala… Bianglala…
Tuduhan itu mengada-ada
Kau masih ada, tak hilang setelah hujan reda
Bak Bianglala… simpan cinta itu dalam dada
***
Ohh…Ohh…aku tahu cinta itu
Penyambung lidah kala kelu
Pembuka ucapan kala bisu
Kau dan aku kelu dan bisu
***
Ohhh…aku tahu kau sedang menautkan rindu
Memandang bianglala yang hampir berlalu
Ngumpet dibalik bokong gunung itu kekasihmu
Ya.. Ya.. tersipu bak Bianglala tahun lalu
***
Ayolah cintamu jadi tak berbahaya
Bergetar saja dalam dada tak berdaya
Diam didalam pengasinganya tak berharga
Hanya jadi mantra tak berguna, dalam dada
***
Bianglala, kau disekap disebuah gudang di Singapura
Bianglala, kau terlelap dibawah jembatan layang Saudi arabia
Bianglala, kau gelisah dipasar manusia Malaysia
Bianglala… Bianglala… Pak Presiden suka sekali menatapmu dari sudut istana
***
Bianglala… spektrum kerinduanmu semburat diatas comberan
Senantiasa terpendam rindumu pada Si Mbok dan Negerimu
Bianglala… kau ajarkanku untuk menghalau dan mengetam rindu
Bianglala… aku melazimkan kesepianku, tak sebanding kesepianmu
***
Kau Bianglalaku nan cantik sekali
Bersinar malu-malu dari lantai 16 sebuah apartemen di Hong Kong
Kau Bianglalaku… aku titipkan kasih sayangku untukmu dalam do’aku
Kau Bianglalaku… aku rindu senyuman yang sama saat terakhir kali ku menemukanmu
***
Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Ungu, Violet gundahmu
Pagi dimana kau menemukan kemenangan
Kita akan berpagut cium lagi dalam ijab qobul keabadian
Bianglalaku… Bianglalaku… (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar