Jumat, 14 Januari 2011

Hujan Airmata : Melati-melatiku, Belati-belatimu…

Hoooaaammm…. Berdiri diantara lelah

Riap-riap sarungku menyibak-nyibak diipis angin

Melingkup diantara bokong dan kemaluanku

Menjuntai kebawah menutup luka dikakiku

***

Dendamnya daku pada seloyang Pizza Hut belum habis

Sampai seutas tali kulilitkan dileherku

Ndlewer darah dari hidung dan telingaku

Menyaksikan melatiku makin petantang-petenteng

***

Terbayang, cintaku gugur bak bunga-bunga bintaro

Gugur gemlugur jatuh menghambur-hambur

Disamping sumur bayangmu kabur

Hilang…diguyur airmataku mengguyur-guyur

***

Kau halang pandangku dan menghilang

Jangan menghilang dulu

Alang kepalang sudah cintaku padamu

Sebengkah arang nan hitam pekat kasihku

***

Hari pagi kuhisap lagi sebatang rokok

Terbakar baraku, terkabur asapku

Terbakar rinduku, terkabur wajahmu

Kau melati-melatiku, belati-belatiku

***

Dalam pelukmu aku mati, melati-melatiku

Kau hujam belati-belatimu

Habis kucumbu, kuambil ciumu yang terakhir

Kau habiskan jua nafasku dihisap belatimu…

***

Melati-melatiku, belati-belatimu

Setelah malam ini habis

Habislah tangismu, perca-perca duka kau kais-kais

Aku bak Si Majenun Qais, bercinta, bersyair, dan menangis

***

Melati-melatiku…

Hatimu terbaca dalam kaca

Melati-melatiku…

Bercucur darah, cintaku hancur jadi perca (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALA ITU

Angin berdesir kala itu Aku tahu kau suka angin itu Semilir menerpa jilbab panjangmu itu Senyuman kecilmu tanda kau suka itu Aku ingin berta...