Kamis, 13 Januari 2011

Jikalaooouuuw Facebook Jadi Ditutup, Masih ada Kompasiana…

Tak Ada Rotan Akar Pun Jadi

1294919349630352224

Beberapa portal berita online dalam maupun luar negeri pekan ini sedang ramai membahas wacana ditutupnya facebook sebagai Social Network nomor wahid di jagad ini. Kemudian banyak argumen, ungkapan-ungkapan, dan spekulasi, bermunculan dari khalayak penikmat layanan ini atau biasa disebut facebooker. Ada yang menolak, ada juga beberapa teman yang yang mengungkapkan kesetujanya dan kekecewaanya lewat status facebook mereka “Fb ditutup ko Bingung… klo pintu tobat ditutup baru bingung…” status salah satu facebooker dalam statusnya.

Jika benarlah website yang membuat Mark Zukerberg menjadi milyarder termuda ini ditutup, pastilah kawula muda yang udah bener-bener kecanduan mesbuk bakal sakaw karena kecanduan. Mungkin bukan itu saja karena belakangan facebook bukan hanya sekedar website pertemanan online, ada fungsi lain selain itu, banyak diantara user yang menggunakan akun fbnya untuk berniaga secara online, atau mempromosikan acara, bahkan mempromosikan perusahaan, banyak lagi nilai-nilai positif yang tidak bisa diuraikan disni.

“Tak Ada Rotan Akar Pun Jadi”, Mungkin peribahasa ini cocok untuk menghalau keadaan tersebut, kalau - kalau ternyata Nawaitu Mark Zukerberg sudah bulat, dan fb jadi ditutup beneran bukan gosip atau isapan jempol belaka. Kita harus mencari energi alternatif, bagi saya yang punya hobi menulis Kompasiana dan blog Pribadi saya sudah cukup jadi energi alternatif, hanya saja saya tidak lagi bisa membagikan karya - karya saya pada teman - teman facebooker yang biasanya nagih minta ditag, Tak ada rotan akar pun jadi, Tak ada Facebook, Kompasina pun jadi.

Saran saya : Bedol Desa Ke Friendster & Twitter

Tak perlu kebakaran jenggot seperti PSSI, yang nesu-nesu karena Arifin Panigoro Cs nekad menggulirkan LPI yang katanya Liga Haramlah, Tidak legalah, Haram mana kalau Kompetisi LSI yang masih carut dan masih membebani APBD dibanding Kompetisi Profeional yang sama sekali tidak ngutak-ngutik duit rakyat, Legal seperti apalagi kalau menurut Undang-Undang saja diperbolehkan. Belakangan makin tambah tidak karuan pengurus PSSI yang sudah benar-benar berang merengek-rengek ke FIFA untuk menjatuhkan hukuman bagi Klub yang nekad Bedol Desa ke LPI.

Nurdin Halin sak Nugroho Besoes’e, memang ga penting tapi ko saya dan kompasianer lain masih mau menyempatkan menuliskan beberapa karakter untuk membahas mereka. Kalau PSM, Persema, Persibo Bojonegoro saja bisa, Bedol Desa ke LPI kenapa kita tidak meniru mereka Bedol Desa ke Friendster atau Twitter, toh dulu sebelum ada facebook kita sudah akrab berfriendster-friedsteran, dan masih banyak lagi website pertemanan sejenis yang sudah lahir atau yang masih tersirat.

Jika dengan berfacebookan kita bisa menemukan kesejatian hidup, bisa beribadah, beramal, dan berhasil mengumpulkan sedikit demi sedikit Rupiah melalui facebook,Marilah kita berdo’a semoga penutupan facebook hanya isu belaka, karena keseimbangan dan kesejatian hidup itu bisa terjadi manakala manusia yang berakal mengerti bahwasanya Tuhan membukakan rahasia dan pintu rezeki-Nya dari segala arah, dari segala yang jasadi maupun hayati, dari arah & cara yang tak kau mengerti dan fahami dan terkira-kirakan oleh fikiran manusia.

Kemudian, melalui ini saya juga mau Ngaturaken Matur Suwun Sanget kepada Facebook sak Mark Zukerberg’e karena melalui fb saya ketemu jodoh saya, .

Untuk menutup tulisan saya kali ini saya mau mendendengkan sedikit suluk :

Wiwarene warono kang writ…

(Tersingkapnya tabir semesta rahasia…)

Kinawruhan wenganing tan samar

(biar terang tak lagi samar-samar)

Kasariro saharine…

Ooo Wruh rahayuning luyut

(Hidup keseharian, tanpa meditasi khusus, dapat membuatmu pahal apa sejatinya hidup)

(Sebenarnya untuk menyingkap tabir semesta tak perlu meditasi khusus, hidup sehari-harimu, asal kau lakukan total, bisa juga…)

Thanks, Selamat Pagi Selamat Beraktifitas, Rumah Edi Siswoyo di : http://www.facebook.com/edi.siswoyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALA ITU

Angin berdesir kala itu Aku tahu kau suka angin itu Semilir menerpa jilbab panjangmu itu Senyuman kecilmu tanda kau suka itu Aku ingin berta...