Sabtu, 29 Januari 2011

Mengorek 18 Kebohongan, dan Berkaca…

1295425605118148705

Bukan mbelain Pak SBY yang punya 18 kebohongan…tapi kebohongan yang paling gede adalah bohong kepada diri sendiri…hayyyooo…kalo yang 18 sihh…emang keterlaluaann….Revolusi Diri utk revolusi yang lebih besar…

18 Kebohongan

Nominalnya delapan belas (18) saja memang tidak banyak, namun itulah nominal koreksi moral seorang pemimpin, diangka itulah citranya dipertaruhkan. Delapan belas kebohongan yang isinya sembilan (9) kebohongan lama dan sembilan (9) kebohongan baru.

Menurut yang saya kutip dari vivanews.com, sembilan kebohongan lama itu antara lain :

“Kebohongan lama yang dimaksud menyangkut angka kemiskinan yang semakin meningkat, kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi, ketahanan pangan dan energi yang gagal total, anggaran pendidikan yang terus menurun, pemberantasan teroris yang belum maksimal, penegakan HAM yang tidak ada tindak lanjut hukumnya, kasus Lapindo yang penyelesaiannya belum jelas, kasus Newmont yang nyatanya terus saja membuang limbah tailing ke Laut Teluk Senunu, sebanyak 120 ribu ton, dan tidak adanya renegosiasi kontrak dengan Freeport.”

Sedangkan, sembilan kebohonan (9) baru yang dimaksud antara lain :

“Sedangkan sembilan kebohongan baru pemerintah menyangkut: tidak adanya transparansi dalam menjalankan pemerintahan terkait mundurnya Sri Mulyani dari posisi Menkeu, kebebasan beragama dan persatuan bangsa seperti yang dicanangkan pemerintahan SBY dianggap angin lalu karena masih terjadi 33 kali penyerangan fisik yang mengatasnamakan agama.

Selain itu, tidak adanya kebebasan pers yang terlihat dari 66 kasus fisik dan non fisik yang dialami insan pers, kasus pelecehan dan kekerasan terhadap para TKI di luar negeri, tidak adanya reaksi atas masalah kedaulatan NKRI saat tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan ditangkap polisi Malaysia.

Kebohongan lainnya menyangkut penegakan hukum, kasus rekening gendut polisi, intimidasi terhadap antikorupsi dan kasus lawatan Gayus Tambunan ke sejumlah lokasi.” (vivanews.com : http://politik.vivanews.com/news/read/199802-18-kebohongan-dibacakan-di-depan-sby)

Dalam pertemuan selama kurang lebih 4, 5 jam di istana Negara antara Pak Presiden dan Tokoh lintas agama, 18 kebohongan itu dibacakan kembali, setelah pernah dibacakan sebelumnya.

12954261551170731371

Mengorek Kebohongan, dan Berkaca…

Saya pribadi mengucapkan terima kasih kepada para tokoh lintas agama yang telah sudah sudi menyempatkan diri untuk merangkumkan 18 kebohongan itu, membukakan mata masyarakat indonesia, betapa selama ini mereka hidup dalam kebohongan.

Semoga ini merupakan niat tulus dari para tokoh, demi kesejahteraan umatnya masing-masing tanpa terkecuali. Setelahnya saya sendiri mengerti bahwa tak ada kebohongan yang tidak menyakitkan, karena tak perlu dirangkum pun dampak dari semua kebohongan itu memang dirasakan oleh semua lapisan rakyat.

“Mengungkapkan kebenaran memang sulit pun pahit menerimanya” bahwa benar Pemerintahan Pak SBY telah melakukan kebohongan, tapi urusan Negera tak seremeh urusan RT, ini menyangkut penghidupan dan kelanjutan kehidupan bermasyarakat dan bernegara menuju masyarakat dan negara yang madani dan sejahtera.

Tidak semudah membalikan telapak tangan untuk membalikan kejayaan Nusantara, tapi hendaknya janganlah pemerintah menambah berat beban Negeri, yang sudah berat.

Bukan mbelain Pak SBY yang punya 18 kebohongan…tapi kebohongan yang paling gede adalah bohong kepada diri sendiri…hayyyooo…kalo yang 18 sihh…emang keterlaluaann….Revolusi Diri utk revolusi yang lebih besar…

Bahwa adanya kebohongan dan segala macam kekurangan pada Pemerintahan Pak SBY yang sudah diungkapkan para tokoh-tokoh agama yang diasumsikan dengan apa yang saya pribadi lihat dan rasakan memang benar, hendaknya bukan hanya pengungkapan semata, hendaknya dibarengi dengan solusi untuk mengatasi masalah-masalah akibat dari 18 kebohongan tersebut.

Karena, pengungkapan ini hanya akan menambah lagi polemik dari sekian banyak polemik yang tak kunjung usai, yang membuat kita semakin muak dengan tingkah laku para penggede-penggede Negeri ini. Rakyat butuh tindakan jelas bukan cuma “Tong Kosong Nyaring Bunyinya…”.

Marilah kita berkaca, kebohongan dari pemerintah bukanlah kebutuhan kita sebagai rakyat, jadi kembalikanlah semua pada pribadi-pribadi kita sebagai warga negara, jika kita tak mau dibohongi janganlah kita berbohong, apalagi membohongi diri sendiri. Kebohongan terbesar adalah kebohongan kita pada diri kita sendiri.

Jika kita tak mau menerima kebohongan, janganlah kita suka berbohong.

Presiden bohong karena rakyatnya juga masih suka tidak jujur.

Kita sebagai rakyat memang tak pantas menerima semua kebohongan dalam bentuk apapun. Tapi kita juga tidak mau pengungkapan kebohongan ini tidak dibarengi dengan solusi untuk kemaslahatan Negeri.

Mengungkap Kebohongan Atas Nama Revolusi

Revolusi juga tidak mudah dan merupakan sesuatu yang sangat berat, tak ada yang gratis dari revolusi, buakn cuma sistem yang akan jadi korban, tapi manusianya juga bisa jadi tumbal revolusi.

Jadi, Sebelum menuju kearah gerbang revolusi yang lebih besar, revolusilah diri kita sendiri dulu, revolusilah akhlak kita dulu.

Integrasikanlah diri kita dengan pengimanan yang lebih kepada keyakinan dan Tuhan kita masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALA ITU

Angin berdesir kala itu Aku tahu kau suka angin itu Semilir menerpa jilbab panjangmu itu Senyuman kecilmu tanda kau suka itu Aku ingin berta...