Sabtu, 29 Januari 2011

The Story Of Edi Edan: Mbok Mi Kerasukan Ayin…

Sruputan pertama mulus bleeeessss… rasa kantuk amblas, Kopi…Kopi…Alhamdulillah Si Mbok masih ada stok kopi. MasyaAllah… ini ya..apaaaa lagi…?lintingan tembakau dari kebon Si Mbah plus klembak dan menyan…tapi rasanya ga kalah sama cerutu dari Negaranya Fidell Castro…jan..jan…nikmateee….

Tenghuk-tenghuk… sendirian menanti dan menanti Si Mbok Mi Penjaja Pecel Preeett…tak kunjung tiba, Weeee….biasanya teriakan khasnya sudah kedengeran “Ceellll…Peceelll…” teriakan wajib pengiring langkah kakinya menyusuri tiap gang dusun ini, dan selalu sahutin Preeeeetttt….sama si toipah anaknya diajak jualan Mbok Mi, makanya saya sebut pecel preeettt.

Beeee…Jancuuukk…Umur panjang…. belum selesai tak kasak-kusukin…Mbok Mi sudah plesam-plesem sambil menyunggi seperangkat aset pecel diatas kepalanya,”tamatlah riwayat kelaparanku…” dalam benaku.

“Malang tak dapat ditolak untung tidak dapat diraih…” Kok jadi edan begini…belum sampai depan rumahku, Mbok Mi jatuh tersungkur di Amini dengan jeritan anaknya.Lah…alah…ketiwasan…Pecel dan semua aset jajaan Mbok mi berantakan.

Sambil terus menyungkur-nyungkur tanah, Mbok Mi terus mengeluarkan suara-suara aneh kadang mengaum bak harimau, kadang bersuara seperti ayam dan kodok.

Elah…dalah…gembor monyormonyor emprit gantil, buntute blackberry…setan jurig apa sih…ko ya iseng banget pagi-pagi dah ngranjingi Penjual Pecel, Mbok iya ooo…Si Gayus itu lo yang dirasukin biar ga ngaku…”

Dengan Susah payah akhirnya Mbok Mi saya bisa saya ungsikan kerumah (caranya tidak perlu saya tuliskan disini…soalnya khusus dewasa…), sampai dalam rumah bingung sendiri, adik saya nyaranin “Mas coba dipencet idungnya….”

Walau saranya aneh saya, langsung pencet hidungnya sekeras-kerasnya, ngefek ga ya…? bisik adiku.

Kelihatanya efek tehnik pencet hidung mulai bekerja Mbok Mi perlahan diam, tapi matanya yang dari tadi terbelalak putih, sekarang melotot menyapu pandangnya keseisi rumah, dan terhenti pas dimukaku lama banget.

Heran pluss takut, Aku nyoba untuk terseyum kecil “Mbok dah sadar…” tanyaku

Tidak dijawab dia malah menampar mukaku Plooookkk…”Heeerrrrrmmmmm….kamu gayus temanku…” gileeee…udah ditampar maen panggil Gayus lagi “Anjiirrr…”.

Bukan Mbok saya bukan Gayus, aku Edi…Edi Edan Bin Tarman..Mbok…sadar..sadar…istigfar..? tak putus asa aku coba lagi mengganggu alam bawah sadar Mbok Mi, semoga saja benar-benar sadar.

“Sadar…sadar gak usah sadar…korupsi itu enak…Gobloookk…Gayusser’s koe…”jawab Mbok Mi rada gak enak soalnya nadanya setengah menghardik, coba saja ini Mbok Mi lelaki…“Heeeeeeeeeeemmmm…..gregeten.enak aja nggoblog-nggoblogin anak orang…”

“Aku bukan Mbok Mi…Aku Ayin…Artalyta Suryani…temen kamu Gayus dan temen semua Koruptor di Indonesia hidup koruptooorrr…”tegas Mbah Mi.

“Aku tersangka korupsi…yang mendapat rekor MURI karena dipenjara saya punya usaha karaoke, salon, dan kamarnya saya rubah desainya jadi hotel bintang lima…”tambah ga karuan ucapan Mbok Mi.

Lho bukanya Bu Ayin alias Artalyta itu belum mati yah…ko bisa arwahnya penasaran, dan merasuk ke Mbok Mi…?Apa karena koruptor banyak yang nyumpahin kuwalat yah…jadi walaupun belum mati rohnya sudah gentayangan duluan…?Wah ini kalo mati beneran pasti jadi arwah penasaran nii…?seribu tanya dari dalam menggelayut kantong hatiku.

“Sudahlah Gayus…pengacara itu ada yang membela bayaran…bukan kebenaran…kamu tau sendirikan walaupun dihukum kamu bisa jalan-jalan keluar Negeri…enak toh…asyik toh…where are you going… sing penting duuuuiiiittt….hiiihihiiiihiihiihiiiihii…”Bener sudah ngaco bicaranya Si Mbok Pecel ini.

“Anu mas…udah coba…dikipasin pake CD’nya sampean, sampean kan masih virgin…”saran tetanggaku yang kebagian tugas megangin kaki Mbok Mi yang tak henti menyepak-nyepak seporadis.

“Whaattt….celana dalamku gituuu…oh good” jawabku semakin aneh saja saranya.

Cuma CD’ny perjaka mas…siapa lagi yang perjaka disni…cepet mas sekarang…“sambungnya

Langsung saja aku lari kamar cek persediaan CD di Almari pakaian…Alhamdulillah stoknya masih banyak, saya ambil salah satunya yang bermotif doraemon n the gank…

“Udah langsung kipasin mas….”kata si bapak.

Hampir sepuluh menit tak kipas-kipasin…alih-alih semakin sadar malah semakin menjadi Si Mbok Mi.

“Wah…pasti ada yang salah ini, loohh…itu celana dalamnya masih baru yah mas…jangan…pake celana dalam yang dipake mas sekarang…cepet mas..” tanya Si Bapak sambil menahan rontaan Mbok Mi yang sekarang tenaganya sudah berlipat-lipat dicharge Jurig yang mengaku bernama Ayin.

“Aduh…aduh…ini sih udah ga wajar…iya…iya…bentar”apa boleh buat aku terpaksa melepas celana dalamku yang sudah tak kuingat lagi kapan terakhir kali aku menggantinya.

“Asseeemmm…..sadar mbok…sadar…sadar…” ucapku sambil ngipasin celana dalam kearah muka Mbok Mi

Kaget bukan kepalang, diluar dugaan Mbok Mi langsung berhenti meronta-ronta, adiku langsung njempol tanda tehnik kipasan CDku berhasil sukses membuat Mbok Mi sadar.

Bapak-bapak yang ikut megang mbok Mi pun perlahan melepaskan tanganya, dan langsung berlari kebelakang rumahku.

“Hwweeeekkkk….Hweeeekkk….Hweeeekkk…” suara mereka terdengar, nampaknya mereka muntah-muntah tak kuat menahan bau CD’ku, yaiyalah….xixixixi…

Tinggal suara sesenggukan anak Mbok Mi dan ruang tengahku yang sekarang acak-acakan.

“Huuuhh….kacau pagi indahku…tak ada pecel mampir diperutku…malah nolongin orang kerasukan…Oh God…uooppoooo ikiii…..”.

Setelah semua pamit pulang tinggal adiku, aku, toipah, dan Mbok Mi yang kini tertidur pulas, gak rela aja kalau sampai pagiku seperti ini lagi…..

“Mas emang mas masih perjaka…bukanya mas sering car-cor dulu pas masih berlayar…” bisik adiku.

“Huuuuussss….Ngawuur kamu nanti…setanya dengeeerr…” jawabku sambil lirih sekali berbisik, dengan harapan setan Ayin itu sudah pergi dan tidak mendengar ucapan adiku.

Tapi, “Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih”.

Mbok Mi kembali Jelalatan, Meronta-ronta, dan mengaum-aum bak singa. Rupanya setan itu belum sepenuhnya pergi dari raga Mbok Mi dan denger bisikan adiku “Siiiaaalll…..”.

Arghh…apa boleh buat “Majuuuuuuu…..”

Dengan energi yang tersisa, aku naik keatas tubuh Mbok Mi, dan kututupkan CD’ku tepat dimukanya, dan aku sebut sekarang hantu celana dalamlah yang merasuk tubuh Mbok Mi.

SEKIAN

“Kisah ini hanya fiktif belaka, jangan pernah melakukan hal apapun pada orang yang sedang kerasukan, bila anda bukan ahlinya, tapi apabila ada yang memakai cara saya untuk menyadarkan orang yang kerasukan, COMPLAIN SETELAH MENINGGALKAN COUNTER INI BUKAN TANGGUNG JAWAB KAMI”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALA ITU

Angin berdesir kala itu Aku tahu kau suka angin itu Semilir menerpa jilbab panjangmu itu Senyuman kecilmu tanda kau suka itu Aku ingin berta...