Kamis, 31 Maret 2011

Palawa Cintaku

____________________________________

Palawa Cintaku (Palawa Cintaku)

____________________________________

Dikegelapan aku berdendangku

Digambang, gesekan sejuta daun nyiur nyiurku

Sasanti…Duuhh…tembang pujianku

Bawa aku riak…riak jadi ombak sedih tangisku

***

Tisik-tisik awan, kusulam sukaduka

Kuanyam-anyam madumardawa, Benang-benang asmara

Sandangku sandangmu adalah rasa

Pandangku pandangmu adalah cinta

***

Bawa aku riak-riak, jadi ombak meriap-riap

Pantang nahkoda bersauh, layar tlah terkembang jauh

Rindu ialah biduk, cinta ialah lautan, berlayar kita diatasnya

Bebaskan aku, berikanlah anggurnya atau panggil mautku

***

Hatiku berbuah hati tersembunyi kalbu

Tlah kau liputi seluruhnya dengan kasih dan awan rindu

Hingga tak kuat lagi aku mendukungnya

Inilah cinta yang bersemi diantara kelemahan dan kekuatan

***

Kini kebersatuan itu ada diujung maya samudra

Sedangkan, Kesengsaraan dan aku tergeletak bersama didasar jurang

Tak kulihat senyum kekasih, tak kutemukan binar sang harimurti

Kusembunyikan palawa cintaku, agar kau mengerti bahwa jalan cinta adalah persembahan bukan kata-kata purba semata.

***

Rabu, 30 Maret 2011

Tempat-tempat Inspiratif : Tak Perlu Mahal

13014811411734281414

Aku dan Lampu Bohlam By. E. Siswoyo.

Dimanakah tempat itu…?

Ada sebagian orang yang bilang tatar pasundan-lah tempat itu semisal Sukabumi, Bogor, atau Bandung, suasananya yang adem, dengan hawa pegunungan, dan awannya, mungkin akan membantu memberi rangsangan pada saraf-saraf imaji bagi para seniman baik penulis, pelukis, pencipta lagu, untuk menemukan ide dan keluar dari ke-vakumanya.

Demi untuk terus hidup dan menyala lampu boughlamp ide / inspirasi orang / seniman melakukan apapun, karena penyakit matinya ide / inspirasi adalah kondisi yang sangat berbahaya bagi seorang seniman.

Tapi, ko… rasa-rasanya bagi penulis amatiran seperti saya yang kepentok dengan satu hal yaitu biaya, kalau harus melanlang buana jauh ke tatar pasundan atau penjuru Nuswantara lainya, atau plesir keluar Negeri adalah masalah besar, apalagi harus berpindah tempat. Iya… mereka penulis, novelis, cerpenis, pelukis, dan seniman yang berkecupan bisa terbang keluar Negeri untuk menciptakan karya-nya, yang sudah pasti menjadi Best Seller.

Beberap temen-temen blogger yang sempat menuliskan artikel berjenis kelamin sama seperti saya, malah secara spesifik meyebutkan The Most Inspiration Place’s dari mulai dapur sampai kolong tempat tidur, dari yang termahal sampai yang termurah sekali. Ini tempat-tempat yang menginspirasi, yang saya dapatkan dari bersemedi bersama Mbah google dan berdasarkan pengalaman sendiri :

1. Kamar Hotel Mewah

Hotel mewah bergaya klasik dengan hiasan ornament-ornament dan dengan desain perfectionist di tiap-tiap sudut bisa membuat kita merenungkan apapun, baik kebahagiaan dari apa yang kita rasakan, maupun merenungkan ironi dari apa yang kita rasakan, ambil nafas dan mulailah menulis.

2. Kapal Pesiar


Dalam film titanic, salah satu adegan yang paling saya sukai adalah ketika si aktor dan aktris sedang beradegan di Buritan Kapal megah itu mengembangkan tangan bersama memandang jauh ke laut yang bak tanpa batas, Berdirilah disana gerakan kuas anda diatas kanvas, satukan angin buritan yang perawan, mata langit yang membentang dan debur samudra, mulailah melukiskan semuanya.

3. Pesawat Terbang


Tak sabar menunggu Montor Mabur mendarat ambilah pena dan diary anda, tuliskan seberapa tinggi keinginan anda untuk mencapai prioritas-prioritas yang sudah anda rencanakan, atau tuliskan persiapan anda seandainya usaha atau karir anda jatuh kebawah.

4. Pantai

Coba anda lihat ombak yang bergulung itu, butir-butir pasir putih yang menghambur tak terhingga di bibir pantai, gelora ombak dan gairah anda akan turut larut bersama gulungan ombak itu, dan rasakan beberapa resah anda tertiup angin pantai yang tak henti membelai anda. Salah satu fenomena yang paling favorit dipantai manapun ialah sunset dan sunrise dua kejadian ini sering diabadikan dalam tulisan, lukisan, bahkan lagu, SENJA.

5. Taman

Rindangnya pepohonan dan wangi aroma terapi gratis dari bunga-bungaan yang terbawa angin sampai ke hidung anda, atau riangnya anak-anak yang berlarian ditaman adalah obat mujarab untuk menyembuhkan kevakuman ide, kunjungilah taman umum didekat daerah anda lalu tuliskan atau lukiskan apa yang mata anda dapatkan.

6. Kamar Mandi & Toilet

Pernahkah anda menemukan kata terindah dari tempat sepele ini, anda pernah menemukan kata yang paling tepat untuk melukiskan kehancuran yang sedang anda rasakan kala anda duduk termenung di toilet, atau mendadak ribuan ide-ide liar masuk dalam taman otak anda menunggu untuk anda jinakan dan tentu sangat sangat seandainya dibiarkan dan hilang, itulah salah satu alasan kenapa saya selalu membawa sekedar handphone untuk menjinakan dan mengurung kata-kata liar yang saya dapatkan, beberapa puisi yang saya posting dikompasiana, blog, dan facebook Note serta rame komen saya tulis dikamar mandi, bahkan ide penulisan ini pun saya dapatkan dari kamar mandi (Buka Rahasia hehehe… )

7. Kamar

Bagi yang gila dengan kreatifitas kamar tidur pribadi kadang sering berubah fungsi bagi menjadi tempat rapat, galeri lukisan dengan media tembok, atau sekedar untuk menuliskan beberapa puisi atau artikel. Menulis, melukis, dan menciptakan lagu juga menjadi alternatif pengalihan bagi penderita insomnia seperti saya.

8. Kantor / Tempat Kerja


Dengan media computer/laptop kantor kita bisa mengisi waktu senggang dengan menulis, kalau computer / laptop kita terkoneksi gratis dengan internet fasilitas kantor, kita bisa langsung memposting artikel atau hasil karya tulis kita yang lain ke blog, ke facebook note, termasuk kompasiana. Kegiatan lain untuk menambah khazanah ilmu, dan wawasan kita adalah membaca buku, atau membaca tulisan-tulisan teman-teman blogger lainya.

9. Jalanan

Banyak musisi atau penulis besar Negeri ini yang mengawali karirnya dari jalanan, menyanyikan suara-suara jalanan, atau menulis cerita dinamika, dan problematika jalanan ibu kota, adalah nilai positif dari banyak cerita miring jalanan, banyak pula sineas yang mengangkat cerita jalanan dalam film layar lebar yang kebanyakan sukses. Inilah tempat inspiratif terakhir yang paling murah dan gampang ditemukan karena ada disetiap kota yang tak sama budaya dan dinamika-nya.

Jadi, untuk menemukan tempat yang sangat bisa menginspirasi anda dan memberikan banyak ide untuk karya-karya anda tidak diharuskan menempuh jarak yang jauh, dan biaya yang tidak sedikit, memaksimalkan ketenangan, kepandaian kita mengolah suasana hati, serta kejelian kita melihat dan memandang situasi atau sesuatu yang ada/terjadi disekitar kita, adalah kunci terciptanya karya yang bagus.

Dan, yang perlu diingat karya yang mempunyai jiwa/roh-lah yang selalu banyak mendapatkan apresiasi lebih itu tak selalu berasal dari tempat yang enak dan mewah, melainkan dari kesucian fikiran, ketenangan hati dan kenetralan fikiran kita dalam melihat sebuah peristiwa, atau perasaan, itulah nilai yang paling dasar dari sebuah karya.

Sampainya pesan yang tersirat dalam setiap Karya kita itulah yang utama.

Yang berasal dari hati akan sampai kehati, yang berasal dari jiwa akan sampai kejiwa pula.

Selasa, 29 Maret 2011

Ramalan Ki Dalang tentang Kalung Berinisial “D” ( ECR 2-#14 )

130139410474895678

Ki Dalang Ngeramal By. Aku sendiri, Model. Aku Sendiri

Kalung berinisial “D” yang tak sengaja dilihat Jeng Asih sedang ditimang-timang Kang Inin saat keduanya sama-sama bertemu dipasar, ternyata benar-benar menyita perhatian khalayak Rangkat, desas-desus yang berhembus kencang terbawa angin puyuh sampai mampir ke telinga Mommy Bu Kades yang terpaksa ikut pusing juga.

Tak terkecuali aku sebagai dalang yang sudah dari jauh-jauh hari memprediksi kekusutan ini, dan aku pun tahu satu manusia yang paling gelisah dari goro-goro ini tak lain dan tak bukan adalah Mas Hans temanku berbagi dingin dan hangat segelas kopi di Pos Ronda Rangkat.

Malam itu pisang goreng, martabak manis, dan segelas kopi yang repot-repot aku bawakan untuk Mas Hans bernasib malang, jangankan disentuh dilirik pun tidak, padahal Mas Hans yang aku tahu paling hobi banget sama yang namanya ngopi, “sabar mas…” kata-kata itu selalu keluar setiap Mas Hans lebih dulu nyruput kopi yang asapnya masih meriap-riap diatas gelas.

“Duuuhh…Katiwasaann… ini pasti gara-gara kalung berinisial “D” itu…” semenjak aku datang tadi senternya dibiarkan menyala liar, pandangan mata Mas Hans kosong menerawang ke awang-awang seperti berharap ada superman melintas, sambil memeluk kentongan.

“Maaf Mas Hans ini pasti masalah gonjang-ganjing kalung Kang Inin itu yah…? Tanyaku.

“Ya beginilah Ki…Seperti pantun yang Ki dalang ajarkan Bisa nggambang, nggak bisa nyuling : Bisa mandang, nggak bisa nyanding…. Padahal aku sudah berjanji sama Dorma habis lebaran jadi deh… tapi adaaaaaaaaa aja…heeeggghhh…” jawab Mas Hans dengan muka sendu sambil menghantam-hantam kentongan, aku dapat membaca rasa gregetan yang teramat sangat dan rasa sudah yang mendalam memikirkan kelanjutan kisahnya untuk membangun mahligai bersama Dorma.

***

“Gini loh Mas, ini ramalanku tentang kalung berinisial “D” yang dibeli Kang Inin…”

“Sekali waktu Kang Inin pernah ikut menemani Acik a.k.a Alva belajar nyinden, Nah disela-sela jam istirahat Kang Inin memintaku untuk menceritakan tentang Dewi yang paling cantik dalam kisah pewayangan…”

“Kemudian aku ceritakan tentang Dewi Roro Sembadra, kalau Dewi yang masih terhitung Mba Yu dari Balaram / Baladewa, dan Sri Kresna tokoh kartun kesayangan Kang Inin pula, merupakan salah satu contoh seorang puteri anggun, lembut, tenang, setia dan patuh pada suaminya, padahal Kang Inin tau kan Arjuna itu istrinya dimana-mana, disetiap pertapaan ia punya istri dan selingkuhan, tapi Dewi Sembadra tetap saja setia. Nah… Mas Hans sejak saat itulah Kang Inin memproklamirkan diri tertarik dengan Wayangku Dewi Subadra alias Dewi Sembadra, kesengseeeeem…. banget pokoknya apalagi pas aku tunjukin wayang Dewi Subadra, Waahhh…Kang Inin bertekad ingin mengalungkan sesuatu keleher Dewi Subadra yang jenjang itu…”

Mas Hans manggut-mangut “Mas Dalang ngga bohong kan…?berarti kalung itu bukan untuk Dorma dong Ki…eh…Mas Dalang…tapi untuk Wayang Ki Dalang Siapa tadi….Dewi Olla Ramlan yah Ki…?”

“Ko Olla Ramlan…Subadra Mas… Subadra…. ya bisa dipastikan bukan buat Dorma… bahkan menurut bola kristalku malah lebih parah… kalung itu konon mau dikasih ke Bu Kades “Mommy” De rangkat Mas Hans…?”

“Wah… Ki Dalang jangan nambah kusut ECR2… masa Kang Inin ada ehm…ehm…ehm… sama Bu Kades” Tanya Mas Hans dengan mata berbinar-binar rasa heran, penasaran, dan kebingungan ter-blender dikepalanya.

“Itu baru menurut bola kristalku… kalo menurut mimpiku… Mas Hans pengin tau ndak’?”

“pengin..pengin..pengin Ki….?” Mas mantuk-mantuk tiga kali, sambil melepaskan pelukanya dari kentongan.

“Di mimpiku semua wanita Rangkat yang namanya berawal huruf D aku lihat berbaris dan masing-masing mendapat satu kalung dari Kang Inin berhuruf “Deeeeeeeeeeeeee” semua”

“Waduuuhh…apalagi itu Ki…berarti Kang Inin itu ngragas* donk…? Coba Ki Dalang sekali pagi Pake Kristalnya untuk meramal masa depanku dengan Dorma…?” Rasa ketidakpuasan kini yang Mas Hans rasakan mendengar ramalanku yang membingungkan.

“Jangan-jangan ngawur…” Mas Hans berkasak-kusuk sendiri.

“Owalah…Mas Hans… sampean ga’ tau yah… sekarang rangkat mati lampu mana bisa Bola Kristalku hidup…Rangkat sedang ikut melaksanakan EARTH OUR 60+ jadi Pak Kades mengistruksikan untuk mematikan semua lampu… ”

“Lah…terus nasibku bagaimana Ki….?” Tanya Mas Hans sambil merengek-rengek seperti Bocah ingusan yang kena jitak Mommy saat Kopdar di Bandung.

“Gini loh Mas Hans… jangan pernah mempercayakan Nasib badan kita sendiri dengan ramalan dalam bentuk apapun, masa Mas Hans yang ngganteng ini mau jodoh dan nasibnya ditentukan oleh SMS, dan Kuasa Bola Kristal yang menyala dengan kekuatan listrik, atau mimpi ngawur dari seseorang yang jauh dari keimanan… ada qodho dan qodhar Mas…dan jodoh itu termasuk takdir Tuhan yang bisa dirubah sesuai niat dan usaha manusianya…jodoh memang di Tangan Tuhan tapi kalo Mas Hans tidak buru-buru mengambilnya bisa bener diambil orang lain termasuk Kang Inin, bahkan aku sendiri…kan Ki Dalang juga masih lajang toh hehehehehe…Kalau Mas Hans bersungguh-sungguh berkorban pasti nanti Dorma juga tahu kalo Mas Hans sangat he’eh padanya… ”

“Iya Ki….” Mas Hans mantuk-mantuk sambil menggapai pisang goring dan kopi yang sedari tadi di-anggurkanya.

“Ayoooo… Mas Hans Keliling…kalo Mas masih kurang yakin nanti kalo lewat lapangan, bareng-bareng kita bertanya : Pada rumput yang bergoyaaannggg….hehehe…

*nggragas : Rakus.

***********************************************

DESA RANGKAT menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda, datang, bergabung dan berinteraksilah bersama kami (Klik logo kami)


Meski Rindu, Musik Rindu

Meski rindu, musik rinduku masih ku rindu

Meski rindu, kisahku belantara tak berarti bagimu

Musik rindu, kidungku gelora samudera tak sampai ke hatimu

Masih kurindu, kidung belantara samudera, ia agung bagiku

***

Bayangkan wahai sahabat, semuanya…

Aku pencari satu nyawa yang menghidupi semua nyawa

Kini aku temukan rindu yang satu menyatu sama sekali

Kini aku mendapatkan keelokan yang diam sendiri disapih sepi sendiri

***

Meski aku tetap rindu… pikirkanlah kawan

Aku pernah terbang ketengah awan, dan aku merasa teramat tinggi

Aku pernah menyebrang laut luas, dan aku merasa teramat jauh

Tapi aku ingin berkata pada “tiada aku tinggi dan jauh selain kala bersamamu”

***

Terlalu sering kunyanyikan kerinduan nan agung

Terlalu sering pula kupetik dawai harpa surga

Terlalu sering pula telingaku dimanja kidung malaikat

Dengarkan ini : ternyata simfoni nan terindah itu terhatur tatkala daun gugur dan jatuh dirangkul bumi

***

Kawanku meski aku rindu akan musik rindu, kalian masih kurindu

Kaulah tetangga, pujaan sekaligus temanku, ada surgaku pada senyum kalian

Aku tak pernah menjamah setiap nafas kalian….

Tapi tak ada kerinduan agung lagi, setelah aku tahu jauh dipelupuk mata, kalian sedang menatapku.

***

Kalianlah kerinduan yang agung itu

Kalianlah musik rindu nan mulia itu

***

Masih sangat kurindu…

Balada Wayang Episode 9 : Dewa Ruci

Ngelmu iku… Kelakone kanti laku… Lekase klawan khas… Tegese khas nyantosani… Setyo budyo pangekese dur angkoro…

: “ mencari ilmu itu harus dengan usaha yang keras, mulainya dengan niat tekad yang kuat, Baiknya ilmu harus diamalkan, sulit mencarinya lebih sulit lagi mengamalkanya, sebab ilmu yang tidak diamalkan tidak lah berguna, dan kala waktuya ilmu bisa menyusahkan”.

“Jika ingin memberi ilmu berikanlah dengan ikhlas,karena sejatinya ilmu itu ialah ilmu Kang Piningit/Ilmu keTuhanan, memberikanmu harga menjadikanmu berbudi daya, yang menjadi tangan-tangan kuasa penghancur angkara….”

Demikianlah malam ini dengan disaksikan seluruh Kompasianer, warga Desa Rangkat, dan hadirin yang sudah gempal di lapangan Desa Rangkat. Aku akan mempersembahkan lakon wayang kulit klasik “DEWA RUCI” peristiwa spektakuler bertemunya bima dengan Tuhan, diabadikan dalam Serat Dewa Ruci oleh Yasadipura I, dan di Kompasiana aku abadikan dalam postingan Balada Wayang Episode 9 : DEWA RUCI.

***

Bumi gonjang-ganjing…. Inilah wayang tulis di Kompasiana kala detik-detik menegangang radiasi di fukushima.

Oooooo…… Al-ardhi wal gonjang-ganjing fi dunya wal akhirot, langit ON OFF, ON OFF,…. Kol jroning somay kadal kesit mirip nurdin… Oooo hong wilaheng…atos ndasmu gembus tahu…heeee….Ning..ning..ning..nong…nong…nong…

Durna did you know this guy? Ya cerita Wayangku kali ini berawal dari guru yang menurut Bagong majenun ini.

Kala muda ia bernama Bambang Kombayana, Resi yang selalu dianalogikan sebagai guru yang licik karena ia mengajar ilmu kepada Yudhistira, Bima, Arjuna dan dua adik kembarnya Nakula Sadewa untuk membalaskan dendamnya pada Prabu Drupada, Bapaknya Sri Kandi, Raja Negeri Pancala.

Kenapa harus ada dendam diantara kita, beginilah ceritanya….

Kala itu kesatria gagah Bambang Kombayana (Durna Muda), baru turun gunung datang ke Nuswantara dan ingin menemui teman seperguruanya Prabu Drupada di negeri pancala.

Sesampainya di pancala, karena merasa sudah terbiasa nongkrong di kantin sekolah dan sama2 murid Resi Baradwaja, Kombayana tak mengindahan aturan protokoler Negeri Pancala, langsung Hug n Kiss saja, Raja Drupada pun membiarkan saja polah Kombayana toh ia pun merasakan kerinduan yan sama.

Amma ba’du. Faya ayuhannas… Hulubalang Kerajaan yang sudah menampakan wajah tidak bersahabatnya dengan tingkah laku Kombayana, meminta pemimpin mereka Patih Gandama untuk memberi pelajaran.

Bumi bengkah… Patih Gandamana tidak mengindahkan perintah Rajanya untuk memberi perlakuan khusus pada tamu ini, dicengkiwingnya kuduk Kombayana diseret keluar dari kesatrian…”Hajar….sikaaaaaat…” Aji Pamungkas Blabakpangantolan dan Aji Notonegoro ehhh…Ajian Bandung Bondowoso yang dimiliki Gandamana membuat wajah kombayana yang tampan dan gagah ancur…cur…cur…persis seperti Dorna yang sekarang.

Sambil merangkak dan menyeret-nyeret badanya meninggalkan Pancala Dorna sesumbar “Awas entenana pembalasanku…” kelak akan dihabiskan Pancala sampai ke akar2nya.

Maka saat Resi Bisma mengangkat Resi Durna sebagai guru dan memberikan wakaf lapangan Sokalima untuk dijadikan Padepokan untuk mengajari cucu-cucunya yakni pandawa dan kurawa, disinilah kesempatan Dorna untuk membalaskan dendamnya dengan orang-orang Pancala.

Itulah akal bulus Dorma…ehh…maaf Dorna…

Begitulah belakangan bukan cuma Gareng yang tidak percaya dengan Dorna masyarakat pun jadi ikut ga percaya dengan guru majenun itu, sama persis seperti Rakyat mesir yang sudah tak percaya dengan kepemimpiman Husni Mubarak dan nekat kudeta, emper khalayak libya yang sudah ogah banget dengerin Presiden Ghadafi yang punya 20 Bodyguard dan perawat seksi pendampingnya.

***

Ke-majenunan-nya semakin terlihat dan membuat punokawan Petruk wa Bagong wa Gareng semakin ga percaya, manakala menyuruh Bima mencari Kayu Gung Susuheng Angin (Kayu Gung Sarang Angin),Yaelah yang bener aja Kang…Masa angin punya sarang kaya burung saja? Tanya bagong pada sulung ponokawan Gareng.

Gareng yang sudah di BBM dan dikirimi inbox oleh cangik dan limbuk ponokawan yang mengabdi ke Kurawa, bahwa itu Cuma akal-akalan Duryodana untuk mencelakai Bima agar kekuatan Pandawa pada perang Barathayuda nanti berkurang karena minus bima, meski sekutu Korawa sudah banyak tapi toh disbanding dengan satu wrekudara tiga pleton pasukan sekutu tak ada apa2nya.

Kayu gung susuheng angin. Menurut Dorna adanya di Gunung Candramuka yang super duper angker’e, karena menurut isu yang beredar disitu bersemayam dua saudara kembar Raksasa Rukmaka dan Rukmakala.

Tanpa sepengetahuan Bima Ponokawan mengikutimya meski hanya sampai dilereng Gunung penuh hantu, benarlah dua Raksasa tanpa pamit langsung membombardir Bima dengan serangan ganas.

Petruk, Bagong, Gareng ternganga-nganga pas melihat Ndoro mereka keluar dari hutan dengan selamat dan cengar-cengir.

“Hwaaaaaaa…..Hemmmmmmm….taaarraaaaaaaaaaa….” Bima kegirangan.

“Hwaaaa…Hmmmm….aku diberi cincin dan lihatlah Rambutku digelung Minangkara…” lanjut Bima.

Sementara ponokawan terheran-heran kini gentian pihak Kurawa yang marah-marah, karena mengira Bima sudah tewas mana ada yang sanggup mengalahkan dua raksasa kembar tersebut. Balik menyalahkan Durna.

“Waaaa…BullShiit kau Durna…berarti benar berita yang simpang siur selama ini kamu itu Guru majenun (Gila)” Duryudana mbengak-mbengok sambil mengacung-acungkan jarinya kemuka Gurunya sendiri.

“Weeeee…Oelah..lah…le tole… Sabar anak mas Duryudana mungkin dua Raksasa bukan tandingan Bima, tapi nanti aku akan suruh si guuooblokk..itu untuk mencebur ke segoro kidul…pasti dia mati…”

Pelukan Durna mengakhiri pasowan yang penuh kemarahan dari pihak kurawa itu.

***

“Haaaaa…..Hemmmm… Bopo Durna would you see this one cincin dan gelunganku…ganteng towh…haaa..hmmm..aku tak mendapatkan Kayu gung susuheng angin… tapi rambutku yang kemarin gondrong Kaya Krisyanto Vokalis eks. Jamrud sekarang tergelung rapi Haaaaa…Hmmmmm….dan Guru tahukah kamu maksud gelunganku ini..?”

“Welah…dalah…gembor monyor-monyor priiittt…gantil buntute pesawat herkules…aku ikut seneng ngger wong Bagus…Wong waluyo… Suwarganya guru itu kalo muridnya pikantuk anugrah…, tentulah aku tahu emang aku Guru Goblookk…aku tau gelungmu itu disebut gelung minangkara rendah didepan dan tinggi dibelakang itu artinya kamu Bima adalah orang yang menempatkan kebodohanya didepan dan kepintaranmu tersembunyi dibelakang, ya towh….bener apa ndak…?

“Haaaa…Hmmm….iya bener Guru…Maafkan akuuuhhh…” Bima terdiam.

“Tapi Ngger…Cah Bagus Wong Waluyo jati… apa yang kamu dapatkan belum sempurna sebelum kamu nyemplung ke Segoro kidul untuk mengambil tirtapewitra…Tirta. Air Kehidupan Ngger…” sambung Durna.

***

Tangis Kunti Pecah “Haduuuhhh…Jangan anaku kamu ditipu Durna majenun…majenun…Guru atau dosen mana yang ngasih tugas njegur kelaut selatan… makanya dari dulu aku sudah bilang mending kalian berguru ke Ibu Kembang atau Pak Wijaya Kusumah… yang Guru sekaligus kompasianer itu lhooo…aduuuuhhh..katiwasan…” sesaat kemudian tubuh Ibu Kunti, The Mother Of Pandawa member ambruk ke tanah.Pingsan

“Dulu Bunda selalu bilang bukankah murid harus patuh dengan gurunya tanpa menaruh curigation dengan guru apalagi alasan pribadi…!! Kalau Teacher Durna Menipu biarlah Karmanya untuk dia…” Bima menoleh dan bersalaman dengan kresna penasihat pandawa, dan adik-adiknya.

“Biarlah…kita turut do’a dan restu untukmu saja rayi…yen wis dadi tetegeng atimu, anggonmu lelaku extreme-diving ke segoro kidul…” ucap kresna sambil mengusap rambut Bima.

Sanak handai taulan Pandawa Yudistira, Arjuna, Nakula dan Sadewa saling berangkulan, tangis mereka pecah, hilang dihisab angin yang menderu kencang saat bima meninggalkan Amerta, “kesedihan adalah nyanyianku, petir menyambar adalah cahayaku, kilat-kilat adalah musikku, inilah aku jiwa yang berpasrah, pelukan terakhir kalian adalah madu kala dahagaku, do’a kalian adalah puji2an pengantarku meraih kesempurnaan” Lantunan sajak Bima samar-samar hilang dari gapura istana, saudara-saudara menatap. Pilu

Sindenku yang baru Acik Mukhtar sampai kacau balau saat mendandhanggulakan sajak kepergian kesatria Amerta, menyusuri tanah lapang kurukhsetra, entah karena ikut larut sedih atau kepedesan…

Ana atur segah tantinolih…sotoku baru dimakaann…, lankung adreng prapteng kuruksetra, marga geng kambah lampahe mendoanku…., glising lampahira sru, gapura geng munggul kaeksi…cabenya jangan dihabisin, puncak mutyar muncar, saking adoh ngenguwung, lir kumebyarin baskoro…kuahnya kurang banyak, kuneng wau kang lagya neng margi, wuwusen ing ngastino…ga ada tukang soto…. :)

Menjelang nyemplung Bima dihadang benda melintang mengahalangi jalanya…

“Weeehhhh… Jancuuukk…siapa ini yang menghalangi jalanku…Minggir…” namun percuma jangankan terangkat bergeser pun tidak benda itu walaupun sudah sekuat tenaga.

“Geser saja sendiri…aku Hanuman Kakangmu, sama-sama titisan Dewa Bayu…kau punya pancanaka aku juga punya nihhh..lebih bersih malah…Makanya janganlah kamu bertindak angkuh berjalan diatas Bumi-Nya, langit Allah berlapis Tujuh kamu baru bisa melihat satu lapis saja sombong…”lanjut hanuman

Setiap kresna memutihkan hatinya Hanuman pasti akan muncul Hanoman, karena itulah hanuman diberi tugas untuk mencegah Bima.

“Waaahhh…ternyata kamu kakang hanuman…aku sudah tekad bulat, apapun yang orang katakan tentang Durna, Durna itu tetap Guruku kalau dia menipu biarlah dosanya ditanggung sendiri” jawab Bima.

Aji Mundri yang dimiliki hanuman membuat Bima tidak dapat mengangkat ekor Hanuman, Aji yang sama yang dipakai pada saat memindahkan Gunung Slamet dan Merapi untuk membendung Samudra Ayodya dan Alengka, Hanuman menjelaskan bahwa tekad saja tidak cukup untuk nyemplung kelaut, Kemudian Hanuman mengajak Bima bertarung, Bagaimana bisa menang mengangkat ekor Hanoman saja Bima tidak sanggup. Sejatinya karena kesombongan dan keangkuhan Bimalah buntut Munyuk Putih itu tak bisa terangkat, perkelahian pun terjadi tapi berakhir seri.

Eeeeee…Begegek Ugek-Ugek Sak Dulito…Hemel-Hemel…. Hentikan Hanoman Biarkan Bima Njegur Man Hanoman…” Ki Janggan Asmarasanta atau Semar datang melerai, dengan saksinya Bima Akhirnya nyemplung ke dalam palung laut selatan.

Dipalung laut selatan Bima bertemu Naga Raksasa, dililitnya Bima dalam keadaan hampir pingsan antara hidup dan mati. Bima ingat akan kuku pancanaka-nya, terkoyaklah moncong si Naga lenyap dan diiringi munculnya sosok Bima yang gedenya hanya sekepal tangan Bima, Bima bantet meminta Bima masuk kedalam telinganya.


Bima :”Waaaaaaa….ditengah samudera ada anak kecil, menyerupai aku….meminta aku masuk ketelingamu mana bisa?kamu itu siapa?”

“Aku Dewa Ruci, Bimaaaaa… jangankan kamu seorang…seluruh alam, jagad raya semesta ini bisa aku muat kedalam perutku… Karena akulah dirimu, Kenalilah dirimu maka kau akan ketemu siapa aku…” ucap si tubuh kecil mirip Bima

Dewa Ruci : “Bratasena kamu masuk kedalam samudra ada keperluan apa?”

Bima :”Aku mencari tirtapewitra…?”

Dewa Ruci : “Bratasena…tirtapewitra itu air suci adanya didalam hatimu sendiri.. Hatimu yang selama ini kotor penuh hawa nafsu, dan kesombongan membuat kau jauh dari Aku Tuhanmu, Sekarang hatimu sudah bersih inilah wujud air suci itu “Aku Tuhanmu” sedangkan Aku yang sebenarnya adalah dirimu sendiri, siapa yang mengenal dirinya maka akan mengenal Tuhan-nya..”

Bima : Waaaaaa… aku bingung….?Bagaimana jelasnya?

Dewa Ruci : Peristiwa pergulatanmu dengan Nagaraja, dan kuku pancanakamu mengenainya lalu lenyap itu sebagai pertanda kalau kau Bima sudah mampu mengendalikan bahkan melenyapkan nafsumu, dan jiwamu bangkit dari ragamu yang fana ibarat kau mati didalam hidupmu, sekarang nafsumu sudah pupus setelah kau ditepis ombak, digulung Naga, kamu merasa apa tidak…?

Bima akhirnya sadar bahwa ia sedang berhadapan dengan Dewa Ruci (Tuhan), dengan kekuatan dan izin sang Maha Kuasa-lah sehingga Bima benar-benar merasakan Nikmat tak terhingga, kesejahteraan tanpa batas, Ketentraman tanpa ujung.

Bima : Duuuhhh…Tuhanku..jelaskan jalan menuju kesempurnaan dan kebahagiaan hidup, Manakah jalan itu?

Dewa Ruci : Iya Senaaa… akan kuturuti masuklah kedalam Tubuh-Ku… Jika kau sudah madep, mateg, mantep semoga kau akan menemukan Kesempurnaan.

Inilah yang dalam pelajaran Tassawuf Jawa “Curiga manjing warangka,warangka manjing curiga” artinya curiga/keris bersatupadu dengan sarungnya, sarungnya bersatu padu dengan keris, tafsirnya sifat keTuhanan (Sifatullah) bersatu padu dengan manusia, dan manusia bersatupadu dengan sifat keTuhanan.

Akhirnya Bima masuk kedalam Wadah Raga Dewa Ruci, wadah raga yang bisa diartikan Rahim tempat Bayi yang masih suci, jadilah Bratasena ya werkudara suci lahir bathin, kesucian dirinya membuat ia dekat nyaris bersentuhan dengan Tuhan Yang Maha Suci, Jauh tanpa hilang dari penglihatan-Nya, Seketika ketentraman dan kesejukan membalur jiwa raganya. Kenikmatan sejati yang didambakan setiap makhluk-Nya.

Bima : Puasnya hatiku Duhh…Tuhan…Rasanya inilah tempat luas yang tak memberiku batas, inilah anggur kebahagian, dan inilah kesempurnaan saripati hidup, nyawa, bumi dan langit, tentram aku Oh Tuhan tiada kesedihan.

Dewa Ruci : Bratasena kamu sudah sanggup menyingkap mihrab, tabir yang selama ini menghalangi hatimu untuk mendekati Tuhan-mu Yang Maha Esa, Bratasena jangan kaget tunggal-tunggal cahaya beraneka warna-warni itu sebagai tanda kamu sudah diijabahi Tuhan bisa mengendalikan nafsu duniawimu, melalui laku, Cipta, Rasa, Raga, karsa dan jiwa, Saling asah, asih, asuh, tekad yang kuatmu lebur dalam Sepi ing, pamrih rame ing gawe,memayu hayuning bawono.

Bima : waaaaaa…. Bahagianya hatiku…Jika begitu ijinkanlah aku tinggal disini selamanya.

Dewa Ruci : Jangan Anak-Ku….ini belum saatnya…ketahuilah yang pertama masih ada tugas yang belum kau selesaikan, kedua ibarat orang makan kamu sekarang hanya mencicipi saja, esok jika tiba waktunya kamu akan mendapatkan ketentraman yang kekal, yang lebih dari pada ini…Sekarang Anak-Ku

keluarlah….

Keluarlah Bratasena dari Raga Dewa Ruci (Sifat Tuhan), seiring keluarnya Bima lenyaplah sifat ke-Tuhanan Dewa Ruci, masuk menyatu kedalam Raga Werkudara Ya Bratasena Ya Bimasena Ya Bima Suci. Kuatnya tekad Bima dalam mencari ilmu sampai mendapat ilmu kesempurnaan hidup, pencapaian seorang hamba dalam ma’rifat tertinggi penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selesailah Semedinya.

Demikianlah cerita wayang saya pada kesempatan ini,masih banyak lagi makna, ibrah dan contoh teladan tentang ilmu kehidupan yang terkandung dari Lakon “Dewa Ruci/Bima Suci” yang belum sempat saya sampaikan di episode kali ini. akhirul kalam, wabillahi taufiq wal’hidayah wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat Berlibur…, Yang mau kirim es cendol silahkan Rumahku “Dalang Kenthir” Disini Mampir ya…!!!

Tidur dulu ngantuk….!!!! :)

Tumpeng Setinggi Gunung di Samping Sumur Tirtamerta ECR2 #5

Malam itu cuma ada suara jangkrik, krak… krik… krak… krik… tak ada suara binatang malam lain pokoknya, biasanya kan ada suara codotlah, kodoklah, atau bunyi kucing betina yang berteriak-teriak dikejar-kejar si pejantan yang sudah ON… J.

“Sudahlah suara jangkrik sudah memberi hiasan kecil di wajah kedamaian Desa Rangkat… mungkin belalang dan yang lainya sedang sakit gigi, jadi enggan urun suaranya untuk memperindah malam Rangkat yang sudah indah dan mendamaikan…”

Yang bikin heran lagi ya ampun bulan ko kelihatan deket banget, sangking deketnya sampai motif lubang-lubang kawah dipermukaanya terlihat jelas banget… seperti danau yang airnya berkilau kuning rasanya ingin aku nyemplung dan berenang dipermukaan danau nan kuning kilaunya. Aku berdecak kagum dan reflex berujar. ”wah superrrr…?”, ini pasti kalo Kang Hikmat CS, iseng-iseng metik krambil alias buah nyiurnya Mas Hans bisa salah petik, mau metik kelapa malah keliru metik bulan.

Kang Doel Sumbang pun buru-buru merevisi lagunya “If Moon Can Speak” menjadi “Ternyata Bulan Tak Bisa Ngomong”, dia tak ber-kalau-kalau terus tentang rembulan yang bisa ngomong, soalnya rembulan yang mengangkangi Gunung Nini di daerah Pangalengan Bandung ternyata tak menyahut waktu ia ajak ngomong, dan Mommy kecewa berat karena dia tau ternyata lirik lagu kesukaanya ternyata kias belaka.

Klik..klik… “eta namina supermoon kang…” Hapeku berbunyi nada SMS dari Kang Inin seperti tahu tentang perihal apa yang sedang membuatku heran.

Sudah separuh desa aku kelilingi, dan inilah yang paling berbahaya, bukan maling barang-barang, tapi rumah para janda kembang rangkatlah, yang papan-papanya kerap bolong, mereka yang mengendap-ngendap diyakini tidak mau maling tapi tau sendirilah….

Dan rumah Mba Kembang inilah yang jadi Target Operation-ku, rumah janda Mas Erwin demikianlah amanat Pak Kades Yayok dan Sesepuh Desa Rangkat Pak Astoko untuk lebih ekstra diperhatikan, karena menurut laporan banyak orang tak dikenal mengendap-endap ga tau mau ngapain….

Dibawah lampu neon 10 watt diberanda rumah yang nampak ON OFF ON OFF…sinar kuning semu merahnya tak begitu kentara karena dikerubungi pasukan laron, berkejaran ia bergembira dalam tipuan cahaya, capung-capung malam tak mau kalah ikut menyerobot menyelinap dibalik ribuan laron yang sedang berebut cahaya boughtlamp di rumah Mba Kembang.

Sangking banyaknya laron sosok Kembang yang sedang duduk manis menyulam kaki sambil ber-es-em-es-an, begitu manisnya ia kala tersenyum kecil dan kemudian menutup bibirnya yang sedang memekarkan senyuman dengan tangan kirinya, duuuhh… manis manja, mungkin segelas teh manis, dan sepiring pisang goreng tepung yang sedari tadi menemani Kembang pun akan terasa tawar karena sari manisnya sudah hilang menguap dan malu karena ia tak lebih manis dari Kembang, kalau-kalu aku diberi kesempatan untuk nyruput dan ngeplok teh manis dan pisang gorengnya, yakin pasti tawar rasanya.

Inilah pertama kalinya aku melihat Kembang Janda fenomenal dari Mas Erwin, melalui BIR (Badan Intelegent Rangkat) aku mendapatkan rekaman obrolanku dengan kembang untuk pertama kalinya, inilah obrolanya, Lets CEKIDOT…!!!!

Aku Jadi MAS DALANG, KEMBANG tetap menjadi KEMBANG.

MAS DALANG : Misiiiiiii….numpang lewat…?Mikuuuummmm :)

KEMBANG : wlkmslm….. :):)

MAS DALANG :Hehhehehe…oleh senyum kembang..jadi berkembang-kembang :):)

KEMBANG :hehehe…

MAS DALANG :blm tdur pow mba…?:)

KEMBANG :belum mas… lembur….

MAS DALANG : lembuuurrr…kerjaan npo mba…? :):) mba besok aku bikin tasyakuran…utk mnsyukuri chat perdana kita hehehehe

KEMBANG :hehehehehe… tumpengnya yang tinggi y? lembur arsip mas… hehehe

MAS DALANG : Aku jadi terpikir tentang sebuah judul?

KEMBANG : apa tuh?

MAS DALANG : Tumpeng Tinggi di samping sumur rangkat..untuk ECR2&EKT lucu kyanya kalo aku bikin..:):)

KEMBANG :wehehehehe… boleh tuh… ceritanya ttg apa n siapa mas?

MAS DALANG :Tunggu jus por a waile…nanti aku posting… :):)

KEMBANG :waaahhhh.. kreatippp jempoll

MAS DALANG :tntng prtmuanku dg kembang…klo dcrtain disini g seru donkk…

KEMBANG : wokeeeyyyyy, ditunggu….

MAS DALANG :siiiiippp..baiklah utk mnmani dirimu yg sdng mngarsip..akanku temani dg tembang2 klasik pocuunnggg…just for you jreeeeennggg…

KEMBANG : :D:D menyimaaaakkkk, sambil ngarsippp

MAS DALANG :Ralat dandhanggula kesukaanmu saja…kali ini gitarny kupetik bak kecapi sunda… ting denting…dentong…tingg…tiiing…

***

jago kluruk rame kapiarsi….

lawa kalong luru padhelikan…

Jrih kawanen ing semune

Wetan bang sulakipun

***

Mertandhani yen wis bangun enjing

Rembulan urus gumlewang sakuloning gunung

Ing padesan wiwit obah

Lanang wadon pan samya anyambut kardi

***

Netepi kuwajiban

KEMBANG : seneng banget aq… hehehe tembang itu ada di cerpennya sapa gitu, aq lupa, ahmad tohari bukan ya?

MAS DALANG : ORANG-ORANG PROYEK

KEMBANG :woooooo, iya…. yg tiga orang dialognya, trs salah satu nembang ini

MAS DALANG :Kokok si ayam jantan kian ramai bersahutan, Kalong-kalong tersesat dibenserang lantrah terbang ketempat ia bersembunyi, seakan takut ia bertatap dengan siang yg berbinar-binar, ialah pipi langit timur nampak merah merona, itulah pagi yang bak perawan sudah muncultersenyum,bulan beringsut menguncupdibalik gunung, Pedesaan mulai bergoyah.hidup,berbaris laki2 dn prmpuan bersiap untuk bekerja, menepati syahadatnya pada kewajiban. lama nulis tafsirnya.hehehehe

KEMBANG :diposting dong mas…. :):)

MAS DALALNG :isin ahhh..posting macapat truussss… :):)

KEMBANG : yaaaaa, mas kan agen pelestarian macapat hehehehe

MAS DALANG :ya mba daku dan teman sudah lelah dn ampir ptus asa…sampai2 asmarandhana aku rekam bikin rock… :):) biar mereka mencarin tau apa itu asmarandhana?

KEMBANG : saluuut… aq dulu waktu kecil tiap mau tidur sll ditembangin sm mbah kakung lamaaaa banget udh hampir lupa… kuliah ambil matakuliah minor bahasa Jawa, majorku bhs Ind, jd nembang2 lg sm teman2 n dosen.. eeh, ketemu mas edi jg jago macapat, seneng banget..

MAS DALANG : inilah yang dinamakan berjodoh, kasarnya pacaran, tapi hayatnya spt inilah orng2 yg pny ksukaan yg sama sling bertmu itulah jodoh,apalagi kalo sampai kawin menghasilkan karya bersama dan dimunculkan itu berrti kawin dn melahirkan anak…dan itulah yg aku temukan dirangkat adanya satu visi saja yaitu kedamaian mba…angkara, benci, fitnah hanya ornamen yg dimain2kan olh smua anggota smta2 utk mnambh indah hiasan perdamaian… dn mba tau kn Negeri kita mmng kurang komposisi itu..sdh tak ada lgi satu visi…untuk satu tujuan bersama :):)

MAS DALANG : Chat ini aku posting mba..sekalian mpsting…dandanggulanya…)

KEMBANG : siiiiiip…..

Itulah tadi ulasan obrolan singkatku dengan Kembang, aku seneng banget, senengnya segunung gedenya jadi untuk mensyukuri kebahagian yang aku rasakan, makanya aku adakan syukuran ditanah lapang disamping sumur tirtamerta, dengan tumpeng yang tinggi banget, segunung tingginya sekalian syukuran kontraku untuk Live mendalang di RangkatTV diperpanjang. Ammmiiiiiiiiiiinnnnnnnnnn….!!!!

SEKIAN

************************************************************************************************

DESA RANGKAT menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda, datang, bergabung dan berinteraksilah bersama kami (Klik logo kami)

Tumpeng Setinggi Gunung di Samping Sumur Tirtamerta ECR2 #5

Malam itu cuma ada suara jangkrik, krak… krik… krak… krik… tak ada suara binatang malam lain pokoknya, biasanya kan ada suara codotlah, kodoklah, atau bunyi kucing betina yang berteriak-teriak dikejar-kejar si pejantan yang sudah ON… J.

“Sudahlah suara jangkrik sudah memberi hiasan kecil di wajah kedamaian Desa Rangkat… mungkin belalang dan yang lainya sedang sakit gigi, jadi enggan urun suaranya untuk memperindah malam Rangkat yang sudah indah dan mendamaikan…”

Yang bikin heran lagi ya ampun bulan ko kelihatan deket banget, sangking deketnya sampai motif lubang-lubang kawah dipermukaanya terlihat jelas banget… seperti danau yang airnya berkilau kuning rasanya ingin aku nyemplung dan berenang dipermukaan danau nan kuning kilaunya. Aku berdecak kagum dan reflex berujar. ”wah superrrr…?”, ini pasti kalo Kang Hikmat CS, iseng-iseng metik krambil alias buah nyiurnya Mas Hans bisa salah petik, mau metik kelapa malah keliru metik bulan.

Kang Doel Sumbang pun buru-buru merevisi lagunya “If Moon Can Speak” menjadi “Ternyata Bulan Tak Bisa Ngomong”, dia tak ber-kalau-kalau terus tentang rembulan yang bisa ngomong, soalnya rembulan yang mengangkangi Gunung Nini di daerah Pangalengan Bandung ternyata tak menyahut waktu ia ajak ngomong, dan Mommy kecewa berat karena dia tau ternyata lirik lagu kesukaanya ternyata kias belaka.

Klik..klik… “eta namina supermoon kang…” Hapeku berbunyi nada SMS dari Kang Inin seperti tahu tentang perihal apa yang sedang membuatku heran.

Sudah separuh desa aku kelilingi, dan inilah yang paling berbahaya, bukan maling barang-barang, tapi rumah para janda kembang rangkatlah, yang papan-papanya kerap bolong, mereka yang mengendap-ngendap diyakini tidak mau maling tapi tau sendirilah….

Dan rumah Mba Kembang inilah yang jadi Target Operation-ku, rumah janda Mas Erwin demikianlah amanat Pak Kades Yayok dan Sesepuh Desa Rangkat Pak Astoko untuk lebih ekstra diperhatikan, karena menurut laporan banyak orang tak dikenal mengendap-endap ga tau mau ngapain….

Dibawah lampu neon 10 watt diberanda rumah yang nampak ON OFF ON OFF…sinar kuning semu merahnya tak begitu kentara karena dikerubungi pasukan laron, berkejaran ia bergembira dalam tipuan cahaya, capung-capung malam tak mau kalah ikut menyerobot menyelinap dibalik ribuan laron yang sedang berebut cahaya boughtlamp di rumah Mba Kembang.

Sangking banyaknya laron sosok Kembang yang sedang duduk manis menyulam kaki sambil ber-es-em-es-an, begitu manisnya ia kala tersenyum kecil dan kemudian menutup bibirnya yang sedang memekarkan senyuman dengan tangan kirinya, duuuhh… manis manja, mungkin segelas teh manis, dan sepiring pisang goreng tepung yang sedari tadi menemani Kembang pun akan terasa tawar karena sari manisnya sudah hilang menguap dan malu karena ia tak lebih manis dari Kembang, kalau-kalu aku diberi kesempatan untuk nyruput dan ngeplok teh manis dan pisang gorengnya, yakin pasti tawar rasanya.

Inilah pertama kalinya aku melihat Kembang Janda fenomenal dari Mas Erwin, melalui BIR (Badan Intelegent Rangkat) aku mendapatkan rekaman obrolanku dengan kembang untuk pertama kalinya, inilah obrolanya, Lets CEKIDOT…!!!!

Aku Jadi MAS DALANG, KEMBANG tetap menjadi KEMBANG.

MAS DALANG : Misiiiiiii….numpang lewat…?Mikuuuummmm :)

KEMBANG : wlkmslm….. :):)

MAS DALANG :Hehhehehe…oleh senyum kembang..jadi berkembang-kembang :):)

KEMBANG :hehehe…

MAS DALANG :blm tdur pow mba…?:)

KEMBANG :belum mas… lembur….

MAS DALANG : lembuuurrr…kerjaan npo mba…? :):) mba besok aku bikin tasyakuran…utk mnsyukuri chat perdana kita hehehehe

KEMBANG :hehehehehe… tumpengnya yang tinggi y? lembur arsip mas… hehehe

MAS DALANG : Aku jadi terpikir tentang sebuah judul?

KEMBANG : apa tuh?

MAS DALANG : Tumpeng Tinggi di samping sumur rangkat..untuk ECR2&EKT lucu kyanya kalo aku bikin..:):)

KEMBANG :wehehehehe… boleh tuh… ceritanya ttg apa n siapa mas?

MAS DALANG :Tunggu jus por a waile…nanti aku posting… :):)

KEMBANG :waaahhhh.. kreatippp jempoll

MAS DALANG :tntng prtmuanku dg kembang…klo dcrtain disini g seru donkk…

KEMBANG : wokeeeyyyyy, ditunggu….

MAS DALANG :siiiiippp..baiklah utk mnmani dirimu yg sdng mngarsip..akanku temani dg tembang2 klasik pocuunnggg…just for you jreeeeennggg…

KEMBANG : :D:D menyimaaaakkkk, sambil ngarsippp

MAS DALANG :Ralat dandhanggula kesukaanmu saja…kali ini gitarny kupetik bak kecapi sunda… ting denting…dentong…tingg…tiiing…

***

jago kluruk rame kapiarsi….

lawa kalong luru padhelikan…

Jrih kawanen ing semune

Wetan bang sulakipun

***

Mertandhani yen wis bangun enjing

Rembulan urus gumlewang sakuloning gunung

Ing padesan wiwit obah

Lanang wadon pan samya anyambut kardi

***

Netepi kuwajiban

KEMBANG : seneng banget aq… hehehe tembang itu ada di cerpennya sapa gitu, aq lupa, ahmad tohari bukan ya?

MAS DALANG : ORANG-ORANG PROYEK

KEMBANG :woooooo, iya…. yg tiga orang dialognya, trs salah satu nembang ini

MAS DALANG :Kokok si ayam jantan kian ramai bersahutan, Kalong-kalong tersesat dibenserang lantrah terbang ketempat ia bersembunyi, seakan takut ia bertatap dengan siang yg berbinar-binar, ialah pipi langit timur nampak merah merona, itulah pagi yang bak perawan sudah muncultersenyum,bulan beringsut menguncupdibalik gunung, Pedesaan mulai bergoyah.hidup,berbaris laki2 dn prmpuan bersiap untuk bekerja, menepati syahadatnya pada kewajiban. lama nulis tafsirnya.hehehehe

KEMBANG :diposting dong mas…. :):)

MAS DALALNG :isin ahhh..posting macapat truussss… :):)

KEMBANG : yaaaaa, mas kan agen pelestarian macapat hehehehe

MAS DALANG :ya mba daku dan teman sudah lelah dn ampir ptus asa…sampai2 asmarandhana aku rekam bikin rock… :):) biar mereka mencarin tau apa itu asmarandhana?

KEMBANG : saluuut… aq dulu waktu kecil tiap mau tidur sll ditembangin sm mbah kakung lamaaaa banget udh hampir lupa… kuliah ambil matakuliah minor bahasa Jawa, majorku bhs Ind, jd nembang2 lg sm teman2 n dosen.. eeh, ketemu mas edi jg jago macapat, seneng banget..

MAS DALANG : inilah yang dinamakan berjodoh, kasarnya pacaran, tapi hayatnya spt inilah orng2 yg pny ksukaan yg sama sling bertmu itulah jodoh,apalagi kalo sampai kawin menghasilkan karya bersama dan dimunculkan itu berrti kawin dn melahirkan anak…dan itulah yg aku temukan dirangkat adanya satu visi saja yaitu kedamaian mba…angkara, benci, fitnah hanya ornamen yg dimain2kan olh smua anggota smta2 utk mnambh indah hiasan perdamaian… dn mba tau kn Negeri kita mmng kurang komposisi itu..sdh tak ada lgi satu visi…untuk satu tujuan bersama :):)

MAS DALANG : Chat ini aku posting mba..sekalian mpsting…dandanggulanya…)

KEMBANG : siiiiiip…..

Itulah tadi ulasan obrolan singkatku dengan Kembang, aku seneng banget, senengnya segunung gedenya jadi untuk mensyukuri kebahagian yang aku rasakan, makanya aku adakan syukuran ditanah lapang disamping sumur tirtamerta, dengan tumpeng yang tinggi banget, segunung tingginya sekalian syukuran kontraku untuk Live mendalang di RangkatTV diperpanjang. Ammmiiiiiiiiiiinnnnnnnnnn….!!!!

SEKIAN

************************************************************************************************

DESA RANGKAT menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda, datang, bergabung dan berinteraksilah bersama kami (Klik logo kami)

Elegi Gue’: Gue Kotor… Najis… #Eps. 1

1300958207927677825

Elegi Gue Photoshoped By. Me


Gue kotor… Najis…

Ingatan gue tentang kejadian di Januari Tahun lalu belum lekang, gue ini memang orang hina, orang buangan… hingga untuk menyentuh dan menggendong anak gue sendiri pun ibu luh tak mengizinkan.

“Pergiiiii… kamu pereeekk…” hardik Ibu luh sambil membanting mainan yang gue akan berikan untuk Randiatta Fauzan putra gue.

Siapa yang mau bertanggung dengan nasib seperti gue, tapi sehina apapun gue secara biologis guelah Ibu Atta yang asli. Kesalahan ya kesalahan, sudah gue reguk habis semua anggur karma dari pohon dosa gue, gue berjalan dibumi-Nya dengan bayang-bayang dosa serta dakwa seribu rasa bersalah akan tingkah gue dulu, awan-awan pun bak menuding gue dengan telunjuk bengisnya.

Terserahlah kalian mau menilai gue sebagai ibu yang tak bertanggung jawab, aku memang bersalah kala itu mendustai dan melukai suami gue, tak pantas sebagai seorang ibu, yang paling fatal noda itu aaarrgghhh….

Ibu luh sudah kadung benci siapapun pasti tak mau menerima maaf gue. Istri dan mertua setabah apa yang bisa menerima sekedar ucapan maaf gue. Setelah semua kebiadaban yang gue lakuin.

Atta, yang masih tertidur pulas tak sempat kubawa, lagipun gue jatuh tersungkur darah segar mengucur-ngucur dari celah luka dikepala gue, sembah dan mohon gue terbalas dengan hantaman pemukul kasti..

Gue sudah tak ingat lagi apa yang terjadi setelah itu, saat gue sadar kepala gue sudah dibebat kencang, begitu sakit hingga untuk membuka mat ague pun sulit sekali.

Dengan mata terpejam gue berteriak-teriak memanggil nama anak gue “Atta…Atta…Atta…”. Gilakah aku…?

Apa yang sudah gue lakukan..? gue hancur terbenam dalam lumpur penyesalan tak terhitung dalamnya kala gue terbenam, kemana gue akan menyembunyikan rasa malu, penyesalan, dan amarah pada diri gue sendiri, gue kotor…najis…

Menyakitkan sekali menuai buah angkara dari pohon dosa yang gue tanam sendiri. Gue sendiri bahkan benci menatap kacaunya gue, rasanya ingin gue hancurin semua kaca yang mengacakan kacau gue, “gue benciii…benciii…benciii…”.

Sudah kering pula air mata gue, apalagi… gue manusia yang benar-benar laknat, sejuta serapah kebusukan akan gue terima karena memang seperti itulah gue kini.

***

Inilah kekotoran gue… ini dosa itu…

Inilah kekotoran gue… ini dosa itu…, kata maaf dari gue yang rasa sesalnya tak dapat terbayar andai pun dimaafkan, maaf suami gue, mertua gue, dan my beloved son Randiatta Fauzan.

______________________________________________________________________________

Malam itu seperti biasa, setelah menidurkan Atta, gue pun terbaring disamping putra gue yang pulas dan wajah gagahnya terlihat berkilau-kilau terkena bilah-bilah sinar rembulan yang masuk dari lubang angin-angin kamar gue.

Pintu kamar gue terdengar diketok, gue buka lalu tanpa ba bi bu gue melakukan semuanya, peluh menetes dan gue habiskan malam dengan mengecap madu-madu dari kelopak-kelopak bunga gairah, tak bosan-bosanya kami selalu menemukan surga semu setiap waktu sepanjang malam. Serbuk sari itu jatuh dipermukaan putik-putik nafsu gue kemudian menghilangkan gue dari dunia nyata ke alam kenikmatan maya tiada tara.

Tercebur dalam kemilau kilaunya danau nafsu membuat gue lupa kalau gue masih punya suami, dan malam berikutnya gue benar-benar lupa kalau malam itu suami gue pulang dari Negeri rantau.

“Bajingaaaaaaaaaan….”

Setelah teriakan itu suamiku merangsek dan meraih lelaki setengah telanjang yang belum usai melahap habis dari rasa terperanjaknya, sulaman hantaman dan pukulan tergulung dengan jerit gue dan pekik “ampuuunn…ammpuuunn…”.

Percuma leraianku terbalas dengan tamparan dipipiku serta umpatan “Jalaaanngg…”

Suara botol pecah, dan ambruknya ayah, bapak dari suami gue sekaligus ayah mertua gue, mengakhiri pergelutan di dini hari itu, ibu menghambur menyongsong ayah yang sudah terkapar dan tak berdaya di lantai kamar gue.

<<

Macapat “Pocung”

1300853996824929828

Ilustrasi Macapat Punakawan By.

Marilah kita awali menyerap semua ilmu yang tersirat dan tersurat dengan satu kata IKHLAS, dari guru yang tak pernah kau ketahui dari mana datangnya, mungkin saja kau sudah menemukan guru kala kau sedang tak sengaja melihat keikhlasan dari tukang Parkir, atau kamulah pahlawan bagi anak-anakmu dan keluargamu yang selalu tersenyum dan girang tiap anda pulang kerja dengan membawakan martabak manis kesukaan keluarga anda, dan teriakan sukacita anakmulah yang menjadi semacam bintang tanda jasa kepahlawanan, ayooo…ambilah Ibrah dari semua kejadian apapun yang kau lalui dalam hidupmu.

Untuk menetralisir hal-hal&tingkah para penggede yang sampai siang ini masih sulit aku dan kalian cerna dalam nalar kita, kasuskasus hukum besar yang tak ada kelanjutan, Gayuslah, Centurylah, Susulah, bingung menyaksikan perang saudara di libya, ikut prihatin menyaksikan kelanjutan bocornya reaktor nuklir di Fukushima penderitaan babak baru setelah tsunami melanda Jepun, aku akan mendendangkan sebuah lagu klasik Macapat Pocung :

Ngelmu iku…

Kelakone kanti laku…

Lakune klawan khas…

Tegese khas nyantosani…

Setyo budyo pangekese dur angkoro…

: “ Ilmu nan tak tertulis itu, tanpa laku-laku, liku-liku teori,tapi lelakunya ialah berenang dalam samudra ilmu pengetahuan yang hayat dan mereguk habis semua lelaku itu sendiri”.

“Demikianlah lelaku ilmu tak tertulis, memberikanmu harga menjadikanmu berbudi daya, yang menjadi tangan-tangan kuasa penghancurnya angkara….”

Sabtu, 26 Maret 2011

Coret-coretanku






Inilah Diorama Peristiwa pergelutan Bima dengan Naga Raksasa dalam lakon klasik Pewayangan "DEWA RUCI" yang iseng-iseng saya lukiskan, Buntut naga saya buat mirip monas yang diselimuti asap polusi, bukan itu saja konon 2099 diprediksikan Jakarta bakal tenggelam mungkin monas akan bernasib seperti itu, puncaknya akan tenggelam oleh air, kalau rakya Jakarta tak segera sadar dengan lingkunganya.

Minggu, 20 Maret 2011

"Macapat Cinta”

"Macapat Cinta”


Dewa-dewa turun turut merestui haru/

Bunga bunga bintaro gugur dan mekar urun restu/

Maskumambang cinta tersemai dari air mata/

Hemm…inilah titi mangsa,musim kerinduan/

***

Macapat cinta pembangun jiwa-jiwa yang tertidur/

Tangis, tawa, dan gairah tetabuhanya/

Kami semutsemut kecil,mengerumuni manisnya keagunganmu/

Duh….Asmarandana triwikramakan kehausan kami akan welas asih darimu/

***

Sungguh mulia kau penitah/

Pendita berkacamata yang kami selalu berkaca/

Kesedihanmu sendiri,tersembunyi tertutup kaca/

Hingga hanya kearifan dan kebahagian yang kami baca/

***

Akan selalu kami kacakan kacau kami/

Hingga lelah dan lukamu hilang dibasuh dukalara kami/

Semesta senyap,semesta bersujud/

Menghatur dzikir, puaslah keterpisahnmu dg hujan do’a dari kami/

***

Mata –mata dandhanggula memilah-milah maya dan nyata/

Kala kau belai kami, airmata tak bermartabat mengucur deras/

Alam kami tak terjamah keindahan selain kehalusan pribadimu/

Pantaslah aku akan memanggilmu Maha Guru/

****

Kidung Kinanthi ayun-ayunku/

Aku diam tak mengalir karya, hanyut dalam keterpesonaan Sang Gusti/

Aku rusak, dan Kau gelung rusuh kami menjadi sukacita/

Sekar melati bertaburan, mengiring akhir macapat cintamu/

Balada Wayang Eps. 8 : Petruk Dadi Ratu #KATAR 16

Ilustrted from mbah google

Ilustrted from mbah google

Bissmillahirrohmaanirrohiim…

Blangkon kesayangan sudah kulilit rapi memahkotai kepalaku (lebih suka blangkon yg manual), aku lebih suka membuat sendiri bentuk blangkon dengan melilitkan kain batik berukuran 60 x 60 cm, jadinya menurutku lebih keren, dan bisa disesuaikan dengan cuaca, kalo lagi panas bisa aku buka aku sangkutkan diantara pundak bahu dan pundaku bisa untuk mengelap keringat hehehee…

Kali ini batik mega mendung khas cirebon aku pakai untuk blangkon meniru lilitan udeng-udeng Sunan Kali jaga, dengan ujung piramida runcing terbalik di keningku. Setelah berdo’a dan kubenamkan jauh kedua tanganku mengusap mukaku. Kulihat sinden-sinden sudah bersanggul cantik, batang tusuk konde warna gold-nya kelap-kelip terkena sinar lampu, bibir merahnya pun sama, sebuah senyum terkibar, menyambut aku naik pentas, dengan iringan sholawat Ayun-ayun Badan aku naik menuju podium tempatku bersembunyi, menyulih suarakan wayang-wayangku.

Aku usap kedebong pisang yang melintang menutupi pandanganku, masih basah dan airnya masih menetes, ini pasti dari kebon pisang Kang Inin di Majalengka.

Malam ini untuk menyambut Pemilihan Ketua KATAR (Karang Taruna) Desa Rangkat, aku akan membawakan lakon “PETRUK DADI RATU”.

***

Setelah koor pesinden berhenti kini tinggal aku memainkan dua gunungan (buat yg belum tau gunungan biasanya ukiran kulit berbentuk kerucut lancip bergambar sapi, macan, rumah joglo dijaga buto dan hutan lebat), setelah salah satunya tertancap, aku mulai mendandhanggulakan synopsis cerita yang akan aku bawakan.

“OOooo…Al-Ardi Wal Gonjang,langit kelap-kelop…Bawono petheng dedhet, lir kadyo pethenging atineng manungso, Sewu Raton jumedol…sinareng tumukuleng tinanduran manungso witeng dunyo…waoh-wohane yaiku pahala lan doso… ”

Kocap Kacarita….Kitab Jamus Kalimasada, kitab rahasia turun temurun Klan Resi Satrukem yang kini disimpan oleh generasi ke tujuh yaitu Raja Negeri NKRA (Negeri Kesatuan Republik Amerta) Prabu Yudhistira, Raiiiiiibbb….tanpo krono….

Punokawan Gareng malah nyangkani ada orang deket Prabu Yudhistira yang jadi informan untuk Wikileaks, dan bakal dimuat di surat kabar seperti berita tentang Pak SBY, yang dimuat oleh Koran sahabat Aussi-nya. Nde Age’ & Sydney Morning Herald’.

Bagong memilih untuk tidak menanggapi hasil penafsiran saudaranya, dia malah menyuruh Acik Mukhtar salah satu dari empat calon Ketua Karang Taruna Desa Rangkat yang sengaja dihadirkan olek Pak Kades.

“emmm…anu sms’in Pak Dalang, tanya Jamus Kalimasada itu apa?”suruh Bagong sambil nyamber setumpuk lemper buatan Bu Kades Mommy.

Acik mantuk-mantuk aja sambil nyomot hidungnya dengan tissue, dan jari-jarinya langsung kletak-kletuk menekan-nekan huruf per huruf, nada ting…tong… berbunyi menandakan SMS terkirim ke Si Dalang yang semakin melantur sampai ke Aussie.

O, Gancanging carito kadyo wong kang munggel kawi… (Ringkas cerita)

Bagong dan Acik saling toosss…mengadu telapak tangan seraya cekikikan, lalu mengepalkan tangan mereka dan mengayunkanya kebawah “Yess…berhasiilll…” Koor kemenangan dari Bagong dan Acik. Karena berhasil membuat Si Dalang meringkas ceritanya bak memangkas Gunung Kawi menjadi dua bagian.

***

Ke Panggung lagi.

“Ya inilah Negeri Demokrasi…dan saya pun harus berdemokrasi, tentang tafsir Jamus Kalimasada…”

Bagi para Negawaran Jamus kalimasada adalah lima sila pancasila.

Bagi kaum muslim Kalimasada berarti Kalimat Syahadat.

Bagi Dr.Kuntar Wiryamartana SJ, menyebut kali khalimashodda, kemudian dipilahnya menjadi Kali-Maha-Usaddha, yang bermakna “obat mujarab Dewi Kali”.

Tapi menurut Gareng sejatinya kalimasada hanyalah kertas kosong yang diperebutkan seperti dalam film kung fu panda. Tapi, hanya oleh dan dengan Manungso bagus waluyo jati, lan lantiping pramono jati itulah kertas itu nampak tak kosong.

Sunan Kalijogo yang sedang babat alas Glagahwangi tanpa sengaja menemukan pertapaan Prabu Yudhistira.

Pinareng Sembadaheng Gusti, terbacalah lima butir kalimasada dengan bantuan Sunan Kalijaga, karena tak akan masuk surga Para Pandawa bila Jamus Kalimasada belum terbaca, isinya kurang lebih seperti ini :

1. Siapa ingin kaya, banyak-banyaklah beramal.

2. Siapa ingin pandai, banyak-banyaklah mengajar.

3. Siapa ingin dikasihi, tumpah ruahkanlah kasihmu ke sesama.

4. Siapa ingin bahagia, bahagiakanlah sebanyak-banyaknya orang.

5. Siapa ingin sempurna, sempurnakanlah kematian sahabatmu.

Setelah pembacaan itu, dituntunlah Prabu Yudhistira menuju Kahyangan.

***

Mas Erwin a.k.a Bocah Ingusan bin ESp24 yang tadi terkantuk-kantuk sekarang memaksakan untuk melek mengucekngucek matanya mengikuti Mas Rey, Hm Zwan dan Acik yang sudah mantukmantuk duluan, sambil nyruput kopinya yang sudah tak hangat lagi Mas Erwin pun berseloroh “Ooohh…iya…begitu to…”

Seyogyanya setiap Calon Ketua RemajaRemaji Desa Rangkat ini akan didampingi masing-masing satu punokawan sebagai motivator mereka karena telah sukses memotivatori orang-orang hebat yaitu seluruh titisan wisnu dari Ajuna Sasrabahu, Prabu Rama Wijaya, hingga Sri Kresna.

Gareng nampak seperti orang linglung, mulutnya tak berhenti mengunyah lemper tolahtoleh tapi tak nampak sosok adiknya Petruk mendampingi Zwan salah satu kandidat ketua KATAR.

Belum selesai rasa penasaranya di pakeliran sana sedang heboh Kahyangan yang dilabrak Prabu Tongtongsot Welgeduwelbeh melabrak para dewa yang sedang asyik tertidur untuk lomba engklek.

“Kakang Narada… Kalian sebagai petinggi jangan cuma bisa tudangtuding…sementara kalian membiarkan rakyat kalian di bumi menderita….” Petruk dalam wujud Ratu Welgeduwelbeh menitah Batara Narada penasihat Hyang Pramesthi Batara Guru yang sudah kocarkacir meninggalkan Kahyangan Jonggring Saloko.

Gareng, tak pernah salah menerka siapa sosok nan Gagah, tinggi rambutnya hitam bak ruh gulita malam keluar dari mahkotanya, gerak mimik petruk belum hilang dari wajah gagah itu.

Lurah Janggan Asmarasanta alias semar pun sefaham dengan Nala Gareng, kitab kecil jamus kalimasada disimpan di atas mahkotanya Petruk yang sudah manglih rupo dalam bentuk raga Raja penuh wibawa.

Sejurus kemudian Di kerajaanya Loji Tenggara Raja Welgeduwelbeh sedang ongkangongkang kaki di taman kaputren menyaksikan gerak gemulai tarian istri-istri Prabu Jayasentiko, Raja Loji Tenggara yang dilengserkan.

“Silahkan pilih untuk jadi selirmu Sinuwuuun… prameswariprameswariku (Permaisuri2ku)….” pinta jayasentiko pada Ratu Petruk Welgeduwelbeh.

Alihalih memilih salah satu selirnya yang cantikcantik dan masih ranum, retnowulan, retnosari, retnoningsih, retnoningrum malah dibuat kecewa karena Sang Ratu lebih memilih jumenak sari abdi kaputren yang sosok gempalnya samarsamar dibalik asap pembakaran sampah kaputren menjadi permaisurinya.

“Aku bisa beristrikan dua puluh orang cantik seperti kalian… tapi inilah yang tak biasa pemimpin selalu memandang rendah kaum alit, padahal kemuliaan itu justru ada pada sosok Jumenak…bukan pada kecantikan…”papar sang ratu.

***

Ditengah kemeriahan pesta di kaputren Loji Tenggara, datanglah Baladewa Ya Balarama… berteriakteriak.

Elah.dalah….Gembor monyormonyor emprit gantil buntute i-pad…Heeiiii…Heeeiiii…Baladewa ngapain kamu berteriakteriak dari dulu kamu memang bermulut besar…” Hardik Prabu Tongtongsot Ya Ratu Belgeduwelbeh.

Baladewa hendak membalas dendam karena beraniberaninya Raja Tongtongsot mebuka aib keluarga dinasty kuru yaitu Pandawa dan Kurawa. Serta membuat Ngasoring Kesatrian (Kalahnya para kesatria) Pandawa dan Kurawa Arjuna, Bima, Yudisthira, Duryudana, dibuat terkapar tak berdaya, apalagi Rayi (Adik) kesayanganya kresna pun dibuat babak belur.

“Heh…ikan bawal punya bang jali, Lo Jual Gue Beli” Baladewa menirukan gaya jawara betawi saat akan memulai pertarungan.

“Eh tong…Bawal bukan sembarang bawal, bawal si jali dituker marmut , Eh tong…jangan Cuma ngomong jual…jual…, Lo Jual beli ane ga takut…” Petruk Belgeduwelbeh tak mau kalah membalas pantun.

“Jual beli Ndassmu itu…!!!!Kamu mau berantem apa mau jual beli Heiii Balaram…”Hardik Sang Ratu.

Gareng yang selalu suka mendapat hiburan gratis dari adiknya Cuma cengengesan dan tostosa dengan Mas Erwin dan Rey yang sudah terkantukkantuk.

Dengan hempasan aura kalimasada yang diceketem ditangan Ratu Tongtongsot Belgeduwelbeh, Baladewa ambruk dan lunglai tak berdaya.

***

Setelah menyalami Pak Kades Yayok, Ki Lurah Janggan Asmarasanta Ya Semar Ya Betara Ismaya, Naik ke Pakeliran.

“Aeh…aeh…aeh…Blegedug ugeg-ugeg mbel-mbel sak dulito.. Ngger putraku kantong bolong…wis toh sadar balik…balik…Romo tan samar neng sliramu kuwi anake…nde husband of Dewi Ambarwati rite…?ora usah nuruti nafsumu, sembrono dur angkoro… ucap Romo Semar.

Seketika tanganya menggapai kening Ratu Tongtongsot sejurus kemudian lunglai, bersujud dan menangis memeluk kaki romonya.

“La’opo mbang…Bambang pecruk panyukilan putraku, ko koe tumindak lelagon olo kaya gini…?” Tanya Ki Semar.

Penguasa selalu melupakan kita Ayah, kesusahan mereka menjadi kesusahan kami, tapi kita dipaksa tersenyum padahal kesedihan sedang bersinar temara dirasa kita, Jari telunjuk mereka bak jari penyihir ajaib, yang dengan sekali tunjuk memperlakukan kita seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, tanpa berfkir, kita sakit atau tidak, atau kita suka atau tidak melaksanakan titah mereka, sedangkan mereka berlehaleha menikmati segala kemudahan tanpa tahu bahwa ada orang kecil, Abdi seperti kita yang tersakiti. Amanat suci kalimasada tidak mereka jaga dengan baik sehingga menimbulkan pertumpahan darah.

Jamus Kalimasada sejatinya dicuri Dewi Mustakaweni Putri kerajaan Imantaka yang menyamar menjadi werkudoro, terjadilah kemelut perebutan Jamus Kalimasada antara Amerta dan Imantaka. Sementara kemelut sedang berlangsung Petruk mengambil Jamus Kalimasada dan menyimpanya, namun karena keisenganya Kalimasada dimanfaatkan untuk menaklukan Loji Tenggara, dan menjadi narendra (Raja) baru yang nyleneh tak mengikuti aturan dan pakem seorang sinuwun.

Jikalau Petruk seorang ulama, tentu ialah pengamal dan penerap sifatullah (Sifat Allah) dan Nur Muhammad SAW, dalam kalimasada/Kalimat Syahadat. Yang tak tentu semua orang muslim biasa bisa.

Jikalau Petruk seorang Negarawan tentu dialah orang yang benar-benar melangkah dengan pedoaman, penghayatan dan pengamalan Pancasila yang benar, yang selama ini ditinggalkan oleh jiwa penyelenggara Negara penguasa, pemimpin bahkan Warga Negara.

Jikalau Petruk seorang penganut tasawuf sejati dia telah menemukan Tuhan karena dia telahn mengamalkan dengan penuh apa yang tersirat dalam serat Lima butir ayat-ayat kalimasada, yang sudah dibuang jauh oleh penganut faham ke-Tuhanan Yang Maha Esa.

Petruk hanya memungut kebaikan dengan kepolosan dan rasa bosanya karena muak dengan para pemimpin yang hanya rebut, kisruh, dan hanya mengurusi kepentingan golonganya sendiri, kepedulian kepada rakyat kecil hanya sebagai modal untuk melukis kemuliaan dan kewibaan yang sebenarnya tidak ada, Amanat rakyat yang utama dilalaikan dan dibiarkan menjadi mainan untuk hitung-hitungan angka keberhasilan.

Setelah semuanya selesai kembalilah Sang Ratu Ntong Ntong Shot..!!!(dipilah ngawur dalam bhasa sunda&inggris ; Jangan..jangan…ditembak/jgn dlawan), Welgeduwelbeh dalam wujud Asli Pria jangkung bermuka ancur, hidung pinokio,berperut buncit, hitam legam, inilah kesejatian.

Semoga calon Karang Taruna Desa Rangkat yang terpilih nanti bisa mengemban amanat MudaMudi RemajaRemaji Rangkat.

SEKIAN….SELAMAT BERLIBUR…..!!!!

Pak Dalang Mau Tidur duluuuuu….Ngantuk berat semalam suntuk mendalang…

Yang Mau Kirim Cendol dan Pisang Goreng silahkan kirim kesini ya : “SAKAREPE LARAS GROUP” Pimp. Ki Dalang Aku Sendiri

KALA ITU

Angin berdesir kala itu Aku tahu kau suka angin itu Semilir menerpa jilbab panjangmu itu Senyuman kecilmu tanda kau suka itu Aku ingin berta...