Selasa, 28 September 2010

AKHIR SEBUAH CERITA (Part I)


Setelah hujan hilang "kaulah manusia-manusia yang menamakan dirimu sebutir pasir..."
Begitu kecil, tak pasti, hilang dalam isapan ombak, dan hembusan angin...
Tapi kau senantiasa berdiri menutur dan memberikan peribahasa pada muka bumi...
Jangan katakan kau tak berarti karena walau tanpa irama dan menggigil...
Kau adalah pralambang keabadian yang tak bosan berserapah pada diri...
Untuk tak menyerah dan menemukan mimpi yang kau kejar sampai waktu mati...

Pada dirimu dan diriku ada jiwa tanpa sayap yang menjadi tanggungan
Pada dirimu aku tak akan menitipkan lautan, biar saja hilang
Pada diriku sejumput pasir itu akan aku abaikan dalam angan
Pada yang Maha Menghancurkan saja kita titipkan semuanya, agar semua jejak kehancuran itu terhapus dalam satu kata "Musnah"

Akhir sebuah cerita...
Mungkin, saat ku tutup mataku dengan tanganku, kututup dan kubuka lagi...kututup dan kubuka lagi
Berharap, saat kubuka kudapat melihatmu lagi dirimu datang dan mengucapkan kata pemujaan lagi
Kubuka dan kututup lagi...kubuka dan tak pernah ada apa-apa selain jalan-jalan sepi
Kini aku semakin tak yakin kau akan hadir diujung jalan itu dengan senyumanmu setitik


Hidup ini sudah tanpa cerita...
Kita sudah sejati dalam apa yang sudah terlahir dan yang masih tersirat
Keparat apa yang menyudahi tidurmu, pagi apa yang kejam mengakhiri mimpimu
Sedang pada hatimu akan akan terlelap dan membagi bayangku-bayangmu

Seluruhnya tenggelam...kau menggetarkan semuanya dan pergi
Semuanya musnah...kau tunjukan keindahan dan kau sembunyikan lagi
Semuanya kabut...tak terbersit lagu yang lebih manis daripada madu
Semuanya hayat...samudra tanpa batas dalam dan luasnya pun hatiku

Sore ini kau berkata :

"Aku mohon kau mengerti perasaan itu hanya ada padamu...tak ada padaku"
"Menggumamlah tentang kerelaan,karena hatiku tak menyampaikan jawaban yang kau harapkan..."
"Kau memutuskan perasaanmu atas hatiku...aku pun berhak memutuskan apa yang diucapkan oleh hatiku..."
"Tataplah,lihatlah aku disini pun tak berdaya...dengan kehancuranmu..."
"Sadarilah kesalahan dan airmata tak pernah menyembuhkan hanya kepedihan semata

Sampai kapan kau akan meratapi, kata-kata itu tak kan pernah kau miliki
Jiwamu samudra tanpa batas dan aku hanya sebutir pasir belaka menghambur ditepi pantai sepi
Berfikirlah tentang jagad tempat kakimu melangkah yang masih sangat luas tanpa tepi..
Sedangkan aku hanya akan berpijak disini,khawatir,beku,sendiri dan sepi..."


------------------------------------BERSAMBUNG-------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALA ITU

Angin berdesir kala itu Aku tahu kau suka angin itu Semilir menerpa jilbab panjangmu itu Senyuman kecilmu tanda kau suka itu Aku ingin berta...