Selasa, 28 September 2010

PERPISAHAN


Perpisahan adalah pralambang kehidupan
Tuturan sunah qodho dan qodhar
Masa Perpisahan adalah penghargaan dari masa pertemuan
Tuntunan bahwa masa pertemuan yang tak berarti, jadi sangat berarti

Aku seperti berdiri di depan kaca jendela
Melaluinya aku melihat kebenaran yang indah
tetapi aku dibatasinya pula

Gelombang laut sama dengan gelombang perasaanku
Debur laut sama dengan gemuruh di dadaku
Desir angin laut tak beda dengan bisikan gundahku
Lengkaplah semua deritaku
Bak pusaka yang menghujam dan meniadakanku

Perpisahan memberikan keputus-asaan
Semuanya menjadi tanggungan tanpa kata dalam tangisan
Sedangkan ragaku terbawa arus samudra
Namun jiwaku tetap menyair dan berfatwa pada pantai hatinya

Sekarang kau dan aku benar-benar terpilah-pilah dan memisah-misah
Karena derita laut untukku dan dukalara pantai itu untukmu saja
Penderitaanku hanyut bersama gelombangnya
Dan kesepianmu menghambur bersama pasirnya

Aku serigala yang suaranya hilang digulung malam
Bak Debu liar yang mengharap kemuliaan
Malam didahan dan dedaunan, siang mengalun acak tak tentu arah
Segala ungkapan keputusasaan terucap
Saat angin perpisahan itu membadai diatas hati kita

Tapi sekarang saatnya bangun
Karena rasa cinta itupun pralambang dari diriku
Saatnya mengusap air mata
Karena kebesaranmu adalah landasan hatiku

Kita tak akan bisa menghalangi matahari yang sedang menyingsing sesuai kodrat-Nya
Apa yang kita satukan akan menyatu dan terpisah jua karena-Nya
Entah akan berbuah apa tapi, benih cinta yang kita tak akan tumbuh selainya
Walaupun mati kita menyatu dalam kesatuan lahan cinta yang sama

Aku pun akan hadir disitu
Karena kau dan aku adalah hasrat yang membara, mengembara dalam dalam kabut
Aku jadi kabut kaupun sama kita akan saling mencari dan lahir dalam mimpi baru

Karena sesungguhnya kita tidak jauh terpisah
Kau berada ditangan Tuhan yang sebelah kanan
dan aku berada ditangan-Nya yang sebelah kiri
Rembulan tak lebih bercahaya daripada kita saat pertemuan nanti


Wahai kau orang asing yang lewat didepan pintu hatiku
Kau dan aku adalah hakikat dan pralambang dariku
Kau yang menggetarkan bibir hayatku yang bisu
Hingga satu kata cinta itu hadir dalam kelu
Selanjutnya kita saling menyabda dalam segala beku

Saling hanyut bertahun-tahun
Mendenyutkan kenangan masa lalu dan mendambakan masa depan
Karena perpisahan telah membenamkan kita dalam ajal
Dan esok kita akan memburu kelahiran kita dalam pertemuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALA ITU

Angin berdesir kala itu Aku tahu kau suka angin itu Semilir menerpa jilbab panjangmu itu Senyuman kecilmu tanda kau suka itu Aku ingin berta...