Sabtu, 12 Februari 2011

Jendral Spiderman dan Jendral Soedirman

12974969641891280234

Jenderal Spiderman dan Jenderal Soedirman

Jendral Spiderman dan Jendral Soedirman (Refleksi Kepahlawan Nasional)

Huuuhh….Akhir pekan datang juga, masa rehat datang setelah dari hari senin sampai jum’at berjibaku dengan hitungan - hitungan tambah kurang, saldo, laba dan rugi, memasalkan satu dan dua angka dibelakang koma, nominal yang membuat otak kita berada dialur cepat, membuat saraf-saraf yang melingkup otak kita bagai jaring-jaring kaku, dan menegang.

Tempat yang bisa melemaskan urat sarafku biar rada kendor adalah toko buku, bukan sekedar untuk melihat kasir dan pramuniaganya yang bening-bening, tapi untuk membeli beberapa buku untuk menambah khazanah pengetahuan, sekaligus menambah koleksi perpustakaan pribadi yang tidak pernah penuh-penuh dari dulu karena selalu minus dipinjam dan tidak dikembalikan dan jadi merasa termiliki oleh si peminjam, “belum ada waktu…”, “Nanti yah…”, “Buat aku aja yah…”, alasan yang selalu kujawab “Ya wis arep kepriben maning…?” (Baca : Ya sudah mau bagaiman lagi…?)

Sampai disebuah mall dibilangan Jakarta Barat, sebelum menuju ketempat tujuan (Toko Buku) aku mampir di gerai mainan anak-anak yang lumayan gede, macam-macam mainan dijual disitu dari mulai satu set boneka perang rambo dengan tentara vietnam, sampai alat-alat perang yang mirip banget dengan aslinya, satu yang menarik perhatianku adalah boneka-boneka superhero (Pahlawan) fiksi ala barat lengkap dari mulai X-Men, Spiderman, Hulk, Iron Man, Terminator, (Mengerikan sebagian mukanya tercabik dan nampak wujud aslinya bongkahan besi silver padat yang matanya menyala merah), serta beberapa tokoh Monster yang diangkat dari film-film barat, seperti manusia serigala, vampire, dan masih banyak lagi.

Sejurus kemudian anak muda berambut mohawk disisir menjura keatas lancip diujungnya percis bentuk atap Rumah Gadang khas Minang , berkilau disisi-sisinya terkena satu persen sinar lampu downlight toko, sembilan puluh sembilan persen sinarnya mencorong jatuh kebawah mengenai menerangi seisi pajangan dan kaca etalase toko, “mau cari apa mas…ada yang bisa dibantu?” sapaan shopkeepper biasanya dibarengi dengan senyuman sepuluh senti bonus pertama yang diterima dan diharapkan calon pembeli adalah pelayanan yang asyik.

“Kalau satu set boneka adegan perang jawa ada ga mas…?” padahal aku sudah tau jawabanya pasti tidak ada, kali saja bisa pesan disini (Inden).

“Perang Jawa…?baru denger mas….?kalo perangnya Si Rambo ada mas lengkap…?” sedikit bingung dan mengalihkan perhatianku pada adegan boneka sylvester stalone, yang sedang memberondong pasukan sepuluh vietnam.

“Perang jawa biasa disebut Perang Diponegoro berlangsung dari 1825 - 1830, antara pasukan Jenderal Decook dan milisi rakyat pribumi yang dipimpin Pangeran diponegoro, itu nyata lho mas bukan perang Si Rambo yang fiksi…” Jawabku meyakinkan Si Shopkeeper bahwa aku tidak tertarik dengan penawaranya.

“Ohh…Maaf kita ga ada mas…yang lain aja mas… ini yang terbaru boneka Spiderman yang terbaru…kualitas exsport, Limited edition lho mas…” si rambut atap rumah gadang tak patah arang mencoba menawarkan opsi lain untuku.

“Sebenarnya saya nyari boneka superhero lokal mas…kaya Pangeran diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, dan berhubung saya Ngapakers (orang ngapak) saya nyari Pahlawan asal Desa Bodas Karangjati, Purbalingga yaitu Jenderl Anumerta TNI SoedirmanMeski aku yakin Gerai ini pun tidak menjual boneka Almarhum Panglima & Jenderal Besar itu.

Jenderal Soedirman Gambar Dijupuk Saka gambaronline.com

Jenderal Soedirman Gambar Dijupuk Saka gambaronline.com

***

Jangan bingung kalau anak-anak sekarang lebih mengenal dan akrab dengan superhero fiktif dari barat seperti spiderman, karena pengetahuan tentang spiderman lebih dulu masuk ke memory otaknya ketimbang dengan real superhero dari negeri sendiri.

12974955531619767056

Bocah Spiderman Pict. from My Edited Album

Diposter, di toko mainan, dimedia, yang paling sering sering muncul dan dipajang di etalase toko adalah pahlawan-pahlawan dari dunia barat.

Padahal Sang Jenderal dengan kopiah dan blangkon manual khas Banyumasan, tongkat, dan jas kebesaranya, dengan menaiki kuda hitam, atau Pangeran Diponegoro yang sedang pontang-panting diatas kudanya sambil mengacung-acungkan keris, aku fikir sangat bagus dan betapa gagah seandainya dibonekakan dan diperkenalkan kepada memory mentah anak-anak kita.

Pangeran Diponegoro Pict. Taked from history1978.com

Pangeran Diponegoro Pict. Taked from history1978.com

Tapi, pahlawan fiksi Barat bercawat merah, bertuliskan huruf S, atau manusia kelelawar (Batman), dan Manusia laba-laba (Spiderman), lebih dominan menguasai fikiran anak-anak, anak-anak kita lebih tertarik menurutkan dan mempelajari bioghrapy Peter Parker tokoh yang berada dibalik kostum Sipderman.

Bahkan disisi yang lain, boneka Barbie amat diminati, boneka barbie Princes Jasmine, padahal pahlawan-pahlawan wanita kita dari aceh tak kalah cantik Cut Nyak Dien, RA Kartini dan Cut Meutia, akan lebih cantik apabila di bonekakan, agar anak-anak kita tahu betapa wanita-wanita indonesia sangat kuat, tak kebal menyerah melawan penjajah.

Anak-anak kita semakin terlena dengan tokoh-tokoh pahlawan dan cerita kepahlawan fiksi ala barat. Alih-alih pemerintah memberikan solusi atau perubahan dari hal yang terkecil dulu, setidaknya memberi kemudahan untuk mendapatkan buku-buku Bioghrapy para Pahlawan Nasional, malah anak-anak kita dipaksa mempelajari buku-buku cetak tentang Pak Beye yang lagi belajar berkemah dan bermain gitar.

Miris, kita tidak pernah dijajah lagi sampai sekarang, kecuali dalam bentuk lain, dan kita memang tidak pernah dijajah kecuali kita berperang selama tiga setengah abad dengan belanda, disambung dengan si cebol jepang, dan kalau bukan karena jenderal-jenderal, dan pahlawan yang gagah berani, manalah kita bisa mengusir Londo dan si sipit jepang, dan dengan bangga memproklamirkan kemmerdekaan kita.

Oleh karenanya kitalah sebagai orang tua dan bukan hanya pendidik yang bertanggung jawab menjaga apa yang sudah mereka (Pejuang) lakukan untuk kita. Memperkenalkan mereka lebih dini kepada anak-anak kita adalah bnetuk usaha kecil untuk menghormati para pejuang yang sudah gugur, sebelum anak-anak kita kadung mengidolakan Batman, Superman, Spiderman, dan melupakan pahlawan kita yang gagah berani.(*)

Sekian, Selamat berlibur, mampir kerumahku yah : facebook-ku atau ke blog-ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALA ITU

Angin berdesir kala itu Aku tahu kau suka angin itu Semilir menerpa jilbab panjangmu itu Senyuman kecilmu tanda kau suka itu Aku ingin berta...