Rabu, 18 Mei 2011

Balas Budi Kresna Pada Drupadi

Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa tak mampu berbuat apa-apa, taruhan terakhir iaitu istri mereka sendiri Drupadi pun menuai kekalahan yang artinya mereka harus menyerahkan Drupadi pada pihak kurawa.

Duryudana tertawa terbahak-bahak suaranya sampai sundul terdengar hingga kahyangan. Dendam kesumat Duryudana dan saudara-saudaranya yang pernah merasa dipermalukan Drupadi pada saat upacara rajasuya terbalaskan hari itu.

Ketika itu Duryudana dan saudaranya terkesima dengan keindahan istana indraprastha milik puntadewa, hastina tak mempunyai aula semegah ini kolam air jernih yang terletak ditengahnya mereka fikir berkaca, jernih kolam itu seperti lukisan hidup, mereka terbuai dengan diorama bawah air yang seperti sungguhan, dan saat melangkah terceburlah duryudana dan saudara-saudaranya. Drupadi tertawa melihat kejadian itu.

Dan, sekaranglah saat yang tepat Duryudana meminta Drupadi membuka kain sari penutup pahanya, drupadi yang masih terisak memohon belas kasihan pada resi bisma agar kurawa tak melakukan hal itu, namun ini adalah hasil kesepakatan antara puntadewa atau yudistira pihak yang kalah harus menurut apapun konsekuensi permintaan dari pihak kurawa yang menang, resi bisma tak bisa berbuat apa-apa. Sang Bandar dadu licik sengkuni tertawa dan mencegah pihak pandawa saat akan melakukan perlawanan.

Semakin aneh saja permintaan duryudana, ia meminta drupadi menangggalkan kain sarinya, drupadi menolak dan memohon kepada kelima suaminya agar menyelamatkanya namun bima, arjuna, yudistira, nakula dan sadewa tak bisa berbuat apa-apa, kemudian drupadi menengadah memanjatkan do’a kelangit berpasrah pada apapun yang akan terjadi.

Dursasana, mulai menarik perlahan kain sari drupadi sambil tertawa terbahak lepas, begitu indah kemenangan setelah membuat saudara pandawa mereka jatuh miskin dan harta terakhir mereka, yaitu istri tercintanya kini telah menjadi milik kurawa.

Keajaiban terjadi saat kain sari penutup perut dan sebagian tubuh drupadi tak kunjung habis ditarik, semakin kuat dursasana menarik semakin kain itu bertambah panjang sampai dursasana terjatuh lemas, kelelahan.

Ilustrasi Drupadi Vastharan/wikipedia

Ilustrasi Drupadi Vastharan/wikipedia

Do’a drupadi terkabulkan dengan bantuan Sri Kresna kain sari itu bertambah panjang dan tak habis-habis, ini adalah bentuk balas budi Kresna, karena pada saat upacara rajasuya, kresna yang mendapat penghina bertubi-tubi dari sisupala dan akhirnya berduel dan kepala sisupala terpenggal dan mati oleh Cakra Sudarsana milik kresna, tangan kresna terluka pada saat mencabut cakranya dan saat itulah drupadi memberikan pertolongan dengan menyobek kain sarinya untuk membalut tangan Kresna yang bersimbah darah.

Tipu muslihat sengkuni yang mengerti betul yudistira tak mungkin menolak permintaan permainan dadu dari pihak pandawa dengan alasan untuk mempererat tali persaudaraan antara pandawa dan kurawa, dimanfaatkan untuk menjarah habis harta benda dan kehormatan pandawa, yudistira yang berhati bersih tak bisa menolak apalagi dia amat menyukai permainan dadu, selain istananya menjadi milik kurawa, yudistira dan saudara-saudaranya diasingkan kehutan selama 12 tahun, dan dihukum menyamar selama satu tahun, seandainya penyamaran mereka terbongkar maka hukumanya harus diulang lagi.

Kalau saja Yudistira dan saudara-saudaranya mengikuti saran Bang Haji Rhoma Irama, mungkin akhirnya tak seperti itu :

“Judiiii….. (judiiiii…) ngeeeeekk… menjanjikan kemenangan…”

“Judiiii….. (judiiiii…) ngeeeeekk… menjanjikan kekayaan…”

Bohong… kalaupun kau menang itu awal dari kekalahan

Bohong… kalaupun kau kaya itu awal dari kemiskinan

Judiiiii… teeerrrrrrrlaluuuuuuuuu….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALA ITU

Angin berdesir kala itu Aku tahu kau suka angin itu Semilir menerpa jilbab panjangmu itu Senyuman kecilmu tanda kau suka itu Aku ingin berta...