Tak merah ia menyalang
Pendar binarnya
Pendar binarnya
Menatap muka semesta itu mata
Muka semesta malu merunduk
Mata berkaca-kaca
Mata berkaca-kaca
Aku dan semesta
Berkaca pada mata
Mata itu tak merah
Mata itu tak marah
Ih ngeri aku
Runcing kata dalam tatapnya
Jadi tumbak ujam hati
Mata itu dan nyalangnya
Aku dan semesta
Memejam mata
Tak mampu berkaca
Tak mampu berkata
Mata
Mata
Maaf aku tak tahu
Aku yang selalu menagih kata
Padahal sebelum mulutmu mengucap kata
Matamu sudah membicarakan semua
Maafkan aku kekasih
Sampai kau pergi, aku hanya tertunduk
Tak mampu lagi kutatap matamu
Matamu abadi dilangit
Mungkin kau dari surga sana sedang menatapku penuh kecewa(*)
dedicated for : Pemilik sepasang mata indah yang kini abadi menatap syurga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar