Jumat, 15 April 2011

“Betinaku, di Balik Lubang Pintu”

1301720818655464468

Ilustrasi By. Edi Siswoyo

Di sebuah pintu Mess, kunci surga menggantung.

KHUSUS WANITA pasal pertama dari undang-undang tertulis disetiap pintu masuk kamar mess yang menurutku artinya “Jangan Canggung…”, segera buka pintu betina-mu menunggumu, menunggu kau menungganginya. Pernahkah kalian kehilangan mimpi saat hampir-hampir saja kau ambil sebuah senyuman. Haru biru.

Debaran hatiku tersisa, “Ayooo…lakukan saja… zina’i malam saja dengan sepuntung rokok dan segelas bir…sebelum pagi menggilasmu dan mengakhiri deru mimpimu…” suara setan di berdenging di cuping kiriku.

Nafsumu terhambur malam ini,mengerumuni Pohon Secang bagai kupu-kupu riang perawan dimusim semi “berlalulah dari sini… basahi nafsumu dengan dzikir, bilas gairahmu dengan lantang istighfarmu…” suara Si Malaikat berbisik di cuping kananku.

Pertarungan antara nafsu dan imanku berakhir, saat suara jerit dan desahmu berbaur diantara gemerudug suara exhaust-fan diatas angin-angin pintu kamarmu, betina-ku mala mini kau bersamanya menganyam nafsu, menisik pengkhianatan.

Hai… Jalang…

Kian hari kian malang…

Dibalik kelambu itu aku pernah hilang…

Saling hitam dan saling hantam.Bayang…

Bayangku dan bayangmu betinaku.Malang…

***

Berpagutan diantara letih…

Aku laksana tinta dan kau ibarat kertas

Jika aku tak hitam dan kau tak putih

Kita sama-sama buta dalam coretan nafsu

***

Kebutaan pula yang mengantarku menemuimu

Karena bagi si buta hanya ada satu jalan

Yaitu jalan yang ia tahu sebelum nafsu membutakanya

Jalan yang selalu hitam…

Jalan yang selalu buram…

Malam ini tak akan kusisakan airmata, akan tercurah semuanya untuk betina dibalik lubang grendel pintu, sebelum aku pulang ke kos-kosan dan memulai hidup baru, biarlah ruangan ini kubakar dan hangus hingga dapat kulihat asap gairahnya mengepul dari tapal batas.

Esok jari-jariku akan tumbuh lagi dengan kuku-kuku yang pendek, rambutku yang plontos mulai bersemi sau senti demi satu senti, gigi taringku sudah semakin memendek, dua tanduku yang kemarin kupeng sekarang menyurut dan hilang menyusup ke dalam pori-pori kulit kepalaku. Dua kupingku sudah tak lancip lagi kuiris kuping iblisku keberikan untuk makanan anjing neraka.

Wahai betinaku, jika suatu saat kau ingin menemuiku lagi janganlah kau cari aku sebagai Vampire malam pengunduh gairah dan peminum darah, Jubahku yang kerahnya menghilangkan leherku sudah kusalin dengan gamis panjang, aku sudah mersakan mati dalam hidupku, dan kini aku dilahirkan kembali sebagi manusia baru perkenalkan namaku Said Miftahudin Ibnul Mustafa Al-Hadad.

Aku terbangun dibawah pohon rindang sebagai penggembala, dipadang rumput luas kehidupan kugembalakan hatiku sendiri, ku membaca kitab diriku kubaca sendiri diriku.

Oleh. Edi Siswoyo

Cengkareng, 02 April 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALA ITU

Angin berdesir kala itu Aku tahu kau suka angin itu Semilir menerpa jilbab panjangmu itu Senyuman kecilmu tanda kau suka itu Aku ingin berta...