Senin, 20 Desember 2010

7 Hari 7 Mimpi_Mimpi IV : Perang besar

Padahal aku hanya ingin mengira-ngira
Kira -kira kera-kera itu kapan mati
Kira-kira kera-kera itu kapan pergi
Kali ini kita kira kera itu engkau, dia dan kita

Tapi kera itu dia…dia..dia…kata si afghan
Tapi kera itu siapa kau..kau..kau…
Engkau ahli puasa senen kemis & ahli tapa brata
Sedang daku ahli berserapah jiaaancuukk…

Masihkah tuan ingat saat langit hitam
Lalu tuan mengajariku cara berperang dan menangis
Bagaimana cara menghunus dan menracabala panahku
Atau saat kau bodohi kami, bahwa kami semua akan mati

Setetes kesumat, sepercik dendam, dan seriak ombak alasan
Mengantarkan guruku yang bujang ke pintu neraka
Wahai Maharesi putrasatria, masih menetes darahmu
Kuusap kau bagai mawar yang tak urung menguncup

Sesaat menjelang sandyakalamu
Bantalmu tak berenda emas, tilammu tak dipintal sutra
Bahwa kesatria hanya akan mati secara kesatria
Bukan sebagai Mahaguru, Maharesi, atau putra raja

Kira-kira, kera-kera, kekasih dan para kesatria
Akan mengitarimu, menyaksikan nafasmu terlepas bersama senyumu
Kami yang bodoh telah berhasil kau ajari cara untuk berperang dan menangis
Kami yang sekarang pintar memerangimu dan menangisimu

Perang besar, untuk jiwamu yang besar
Kini tinggal cangkang jasadmu
Tuntas pedang kami menghunus
Tatas panah kami menracabala tubuhmu
Kini banjir darahmu, bercampur dengan banjir airmataku

Pada Perang besar, pada jiwamu yang besar, aku berkaca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALA ITU

Angin berdesir kala itu Aku tahu kau suka angin itu Semilir menerpa jilbab panjangmu itu Senyuman kecilmu tanda kau suka itu Aku ingin berta...