Padahal aku hanya ingin mengira-ngira
Kira -kira kera-kera itu kapan mati
Kira-kira kera-kera itu kapan pergi
Kali ini kita kira kera itu engkau, dia dan kita
Tapi kera itu dia…dia..dia…kata si afghan
Tapi kera itu siapa kau..kau..kau…
Engkau ahli puasa senen kemis & ahli tapa brata
Sedang daku ahli berserapah jiaaancuukk…
Masihkah tuan ingat saat langit hitam
Lalu tuan mengajariku cara berperang dan menangis
Bagaimana cara menghunus dan menracabala panahku
Atau saat kau bodohi kami, bahwa kami semua akan mati
Setetes kesumat, sepercik dendam, dan seriak ombak alasan
Mengantarkan guruku yang bujang ke pintu neraka
Wahai Maharesi putrasatria, masih menetes darahmu
Kuusap kau bagai mawar yang tak urung menguncup
Sesaat menjelang sandyakalamu
Bantalmu tak berenda emas, tilammu tak dipintal sutra
Bahwa kesatria hanya akan mati secara kesatria
Bukan sebagai Mahaguru, Maharesi, atau putra raja
Kira-kira, kera-kera, kekasih dan para kesatria
Akan mengitarimu, menyaksikan nafasmu terlepas bersama senyumu
Kami yang bodoh telah berhasil kau ajari cara untuk berperang dan menangis
Kami yang sekarang pintar memerangimu dan menangisimu
Perang besar, untuk jiwamu yang besar
Kini tinggal cangkang jasadmu
Tuntas pedang kami menghunus
Tatas panah kami menracabala tubuhmu
Kini banjir darahmu, bercampur dengan banjir airmataku
Pada Perang besar, pada jiwamu yang besar, aku berkaca
"Ba'da isya di akhir tahun 2012 adalah titik balik kehidupanku, tersingkapnya tabir semesta rahasia, aku yang selama ini terkungkum dalam gelap maju selangkah berbekal kekuatan hati, keteguhan fikiran, aku mantapkan langkah, aku hijrah"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KALA ITU
Angin berdesir kala itu Aku tahu kau suka angin itu Semilir menerpa jilbab panjangmu itu Senyuman kecilmu tanda kau suka itu Aku ingin berta...
-
Pertama kali saya ucapkan terima kasih pada orang yang pertama kali mengajaku sekedar mampir di desa yang saat itu saya masih sebut desa...
-
Entah ini entah itu aku tak tahu jitu, Itu suaramu atau pekik hatimu, Dimalam buta tanpa nama, Kasih dan kerinduanmu itu gaib, *** Aku...
-
Sinar atas permukaan hati Hu penghalau galau Lepaskan selimut Tanpa bulu, tanpa sayap, terbang *** Mata, rindumu lindap Penuhi sudut hatik...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar