Minggu, 26 Desember 2010

Balada Wayang Episode 4 : Ponokawan I


Ditulis oleh Edi Siswoyo
25 Desember 2010

Diunggah oleh Edi Siswoyo

"Al-Ardhi Gonjang-Ganjing, As-samawath kelap-kelop...sudah lalu perang berakhir, saudara serumpunkita yang sering iseng...kini iseng mencukur timnas kita 3 : 0 tanpa balas, bukan sekedar skor bal-balan, tapi...?"

Nah, tadinya tadi saya mau nulis tentang hasil pertandingan bal-bal-an antara Indonesia VS Malaysia, saya mau ulas tuntas tadinya, saya mau ungkapkan kekecewaan saya yang menggelora-gelora, mau nulis Jiancukk...,yang puuuaaanjang banget untuk pelempar mercon dan Tukang pencari kodok dengan sinar laser, kalo bisa semua tulisanya akan saya tulis jiancuk...jiancuk...jiancuk, lah wong kecewa plus anyel plus..plus...plus....

Tapi, setelah klepas-klepus sebatang rokok, dan menyeruput habis secangkir kopi, kemarahan dan kekesalan saya pun reda, dan saya urung menulis tentang Timnas kita yang keok.

Lebih baik nulis ini :

***
"Ponokawan"

It's all about Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong.

Bahwasanya kita adalah Petruk, kita adalah Gareng, dan Kita adalah Bagong.

Saat, kita menjadi manusia yang sangat relaks, santai menghadapi semua masalah, mengalir easy going saat itu pula Petruk ada dalam diri kita.

Dan, Gareng itu tak jauh-jauh ya..kita sendiri saat anda mulai menanyakan semuanya, memperkarakan banyak hal, dan tak mau latah dan searus dengan selera manusia kebanyakan, saat itu pula Gareng ada dalam diri kita.

Lalu, Bagong yang kita tau nyatane memang kita sendiri juga, kalau kita selalu membantah, selalu ngeyel, selalu menyangkali semuanya dengan kepolosan dan keluguan, saat itu pula anda sedang kepanjingan/dipencloki Bagong.

Petruk in Al-takkalam'ullughotil Arobiyah-nya is Fatruk yang artinya meninggalkan semuanya, menanggalkan keras kepala, dan ketakaburan, segalanya suk ping ri war ping nan alias mlebu kuping kiwo metu kuping kanan.

Bagong atau Bagho yang artinya demen mengeyel atau membantah, tapi yang harus diinget, Gareng selalu membantah dengan hati, hanya membantah pada sesuatu yang berdasar kebenaran, dengan keluguanya yang spontan, tak pernah Bagong asal membantah.

Gareng atau Ghoiron yang artinya berbeda, tak latah dan mengikuti arus umum, saat semuanya berkata A maka gareng akan berkata B, selalu bertanya, dan melihat semua hal-hal dari sudut pandang yang berbeda, tapi Gareng tak pernah bertanya semata-mata karena kecurigaan, tidak menanyakan sesuatu dengan Negatif thinking, Gareng bertanya dengan keluhuran budi,kesucian dan kebeningan hati, Gareng tak selalu sekedar menertawakan sesuatu, tanpa pertimbangan yang matang.

Sekali waktu Mas Awik Suharyanto teman SMA saya, pernah protes karena saya menuliskan Ponokawan, bukan Punokawan, ini yang saya sebut disalah kaprahkan Pono artinya menerangi/memahami, kawan ya kawan, ya kanca, ya rencang, Ponokawan artinya menerangi/memahami kita sebagai majikan.

Makanya jangan kaget, jika panjenengan kadang ke-Petrukan-, Ke-Gareng-epanjinganan, atau Ke-Bagong-an, saya fikir itu lebih baik daripada KeGayus-Gayusan .

Kita bukan sedang kepanjingan Ponokawan atau sedang dititisi Ponokawan, tapi memang naluri alamiah kejiwaan kita harus memilih untuk mendominankan Bagong, atau Petruk, atau Gareng, dalam keseharian kita, sedangkan Semar menjadi moderator atau remnya.

Memunculkan Bagong saat harus menjadi aktifis HAM, atau menjadi intelektual yang nyebelin, nganyeli seperti Gareng.

Atawa, memumbulkan/menonjolkan Petruk maka kamu akan jadi asosialis, Sabodo teuing, yang selalu gitu aja kok repot...

Moderasikan dirimu dengan Semar, Campurkan ramuan Pekerti Gareng, Petruk, dan Bagong dalam Gelas Semar, Semar filter moderasi munculnya sisi Ponokawan dalam dirimu...

Jadi, Semarkan dirimu...(*)

#Selamat malam, Dalang kenthir Edi Siswoyo tinggal di http://www.facebook.com/edi.siswoyo #

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALA ITU

Angin berdesir kala itu Aku tahu kau suka angin itu Semilir menerpa jilbab panjangmu itu Senyuman kecilmu tanda kau suka itu Aku ingin berta...