Dewa-dewa turun turut merestui haru/
Bunga bunga bintaro gugur dan mekar urun restu/
Maskumambang cinta tersemai dari air mata/
Hemm…inilah titi mangsa,musim kerinduan/
***
Macapat cinta pembangun jiwa-jiwa yang tertidur/
Tangis, tawa, dan gairah tetabuhanya/
Kami semutsemut kecil,mengerumuni manisnya keagunganmu/
Duh….Asmarandana triwikramakan kehausan kami akan welas asih darimu/
***
Sungguh mulia kau penitah/
Pendita berkacamata yang kami selalu berkaca/
Kesedihanmu sendiri,tersembunyi tertutup kaca/
Hingga hanya kearifan dan kebahagian yang kami baca/
***
Akan selalu kami kacakan kacau kami/
Hingga lelah dan lukamu hilang dibasuh dukalara kami/
Semesta senyap,semesta bersujud/
Menghatur dzikir, puaslah keterpisahnmu dg hujan do’a dari kami/
***
Mata –mata dandhanggula memilah-milah maya dan nyata/
Kala kau belai kami, airmata tak bermartabat mengucur deras/
Alam kami tak terjamah keindahan selain kehalusan pribadimu/
Pantaslah aku akan memanggilmu Maha Guru/
****
Kidung Kinanthi ayun-ayunku/
Aku diam tak mengalir karya, hanyut dalam keterpesonaan Sang Gusti/
Aku rusak, dan Kau gelung rusuh kami menjadi sukacita/
Sekar melati bertaburan, mengiring akhir macapat cintamu/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar