Selasa, 29 Maret 2011

Ramalan Ki Dalang tentang Kalung Berinisial “D” ( ECR 2-#14 )

130139410474895678

Ki Dalang Ngeramal By. Aku sendiri, Model. Aku Sendiri

Kalung berinisial “D” yang tak sengaja dilihat Jeng Asih sedang ditimang-timang Kang Inin saat keduanya sama-sama bertemu dipasar, ternyata benar-benar menyita perhatian khalayak Rangkat, desas-desus yang berhembus kencang terbawa angin puyuh sampai mampir ke telinga Mommy Bu Kades yang terpaksa ikut pusing juga.

Tak terkecuali aku sebagai dalang yang sudah dari jauh-jauh hari memprediksi kekusutan ini, dan aku pun tahu satu manusia yang paling gelisah dari goro-goro ini tak lain dan tak bukan adalah Mas Hans temanku berbagi dingin dan hangat segelas kopi di Pos Ronda Rangkat.

Malam itu pisang goreng, martabak manis, dan segelas kopi yang repot-repot aku bawakan untuk Mas Hans bernasib malang, jangankan disentuh dilirik pun tidak, padahal Mas Hans yang aku tahu paling hobi banget sama yang namanya ngopi, “sabar mas…” kata-kata itu selalu keluar setiap Mas Hans lebih dulu nyruput kopi yang asapnya masih meriap-riap diatas gelas.

“Duuuhh…Katiwasaann… ini pasti gara-gara kalung berinisial “D” itu…” semenjak aku datang tadi senternya dibiarkan menyala liar, pandangan mata Mas Hans kosong menerawang ke awang-awang seperti berharap ada superman melintas, sambil memeluk kentongan.

“Maaf Mas Hans ini pasti masalah gonjang-ganjing kalung Kang Inin itu yah…? Tanyaku.

“Ya beginilah Ki…Seperti pantun yang Ki dalang ajarkan Bisa nggambang, nggak bisa nyuling : Bisa mandang, nggak bisa nyanding…. Padahal aku sudah berjanji sama Dorma habis lebaran jadi deh… tapi adaaaaaaaaa aja…heeeggghhh…” jawab Mas Hans dengan muka sendu sambil menghantam-hantam kentongan, aku dapat membaca rasa gregetan yang teramat sangat dan rasa sudah yang mendalam memikirkan kelanjutan kisahnya untuk membangun mahligai bersama Dorma.

***

“Gini loh Mas, ini ramalanku tentang kalung berinisial “D” yang dibeli Kang Inin…”

“Sekali waktu Kang Inin pernah ikut menemani Acik a.k.a Alva belajar nyinden, Nah disela-sela jam istirahat Kang Inin memintaku untuk menceritakan tentang Dewi yang paling cantik dalam kisah pewayangan…”

“Kemudian aku ceritakan tentang Dewi Roro Sembadra, kalau Dewi yang masih terhitung Mba Yu dari Balaram / Baladewa, dan Sri Kresna tokoh kartun kesayangan Kang Inin pula, merupakan salah satu contoh seorang puteri anggun, lembut, tenang, setia dan patuh pada suaminya, padahal Kang Inin tau kan Arjuna itu istrinya dimana-mana, disetiap pertapaan ia punya istri dan selingkuhan, tapi Dewi Sembadra tetap saja setia. Nah… Mas Hans sejak saat itulah Kang Inin memproklamirkan diri tertarik dengan Wayangku Dewi Subadra alias Dewi Sembadra, kesengseeeeem…. banget pokoknya apalagi pas aku tunjukin wayang Dewi Subadra, Waahhh…Kang Inin bertekad ingin mengalungkan sesuatu keleher Dewi Subadra yang jenjang itu…”

Mas Hans manggut-mangut “Mas Dalang ngga bohong kan…?berarti kalung itu bukan untuk Dorma dong Ki…eh…Mas Dalang…tapi untuk Wayang Ki Dalang Siapa tadi….Dewi Olla Ramlan yah Ki…?”

“Ko Olla Ramlan…Subadra Mas… Subadra…. ya bisa dipastikan bukan buat Dorma… bahkan menurut bola kristalku malah lebih parah… kalung itu konon mau dikasih ke Bu Kades “Mommy” De rangkat Mas Hans…?”

“Wah… Ki Dalang jangan nambah kusut ECR2… masa Kang Inin ada ehm…ehm…ehm… sama Bu Kades” Tanya Mas Hans dengan mata berbinar-binar rasa heran, penasaran, dan kebingungan ter-blender dikepalanya.

“Itu baru menurut bola kristalku… kalo menurut mimpiku… Mas Hans pengin tau ndak’?”

“pengin..pengin..pengin Ki….?” Mas mantuk-mantuk tiga kali, sambil melepaskan pelukanya dari kentongan.

“Di mimpiku semua wanita Rangkat yang namanya berawal huruf D aku lihat berbaris dan masing-masing mendapat satu kalung dari Kang Inin berhuruf “Deeeeeeeeeeeeee” semua”

“Waduuuhh…apalagi itu Ki…berarti Kang Inin itu ngragas* donk…? Coba Ki Dalang sekali pagi Pake Kristalnya untuk meramal masa depanku dengan Dorma…?” Rasa ketidakpuasan kini yang Mas Hans rasakan mendengar ramalanku yang membingungkan.

“Jangan-jangan ngawur…” Mas Hans berkasak-kusuk sendiri.

“Owalah…Mas Hans… sampean ga’ tau yah… sekarang rangkat mati lampu mana bisa Bola Kristalku hidup…Rangkat sedang ikut melaksanakan EARTH OUR 60+ jadi Pak Kades mengistruksikan untuk mematikan semua lampu… ”

“Lah…terus nasibku bagaimana Ki….?” Tanya Mas Hans sambil merengek-rengek seperti Bocah ingusan yang kena jitak Mommy saat Kopdar di Bandung.

“Gini loh Mas Hans… jangan pernah mempercayakan Nasib badan kita sendiri dengan ramalan dalam bentuk apapun, masa Mas Hans yang ngganteng ini mau jodoh dan nasibnya ditentukan oleh SMS, dan Kuasa Bola Kristal yang menyala dengan kekuatan listrik, atau mimpi ngawur dari seseorang yang jauh dari keimanan… ada qodho dan qodhar Mas…dan jodoh itu termasuk takdir Tuhan yang bisa dirubah sesuai niat dan usaha manusianya…jodoh memang di Tangan Tuhan tapi kalo Mas Hans tidak buru-buru mengambilnya bisa bener diambil orang lain termasuk Kang Inin, bahkan aku sendiri…kan Ki Dalang juga masih lajang toh hehehehehe…Kalau Mas Hans bersungguh-sungguh berkorban pasti nanti Dorma juga tahu kalo Mas Hans sangat he’eh padanya… ”

“Iya Ki….” Mas Hans mantuk-mantuk sambil menggapai pisang goring dan kopi yang sedari tadi di-anggurkanya.

“Ayoooo… Mas Hans Keliling…kalo Mas masih kurang yakin nanti kalo lewat lapangan, bareng-bareng kita bertanya : Pada rumput yang bergoyaaannggg….hehehe…

*nggragas : Rakus.

***********************************************

DESA RANGKAT menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda, datang, bergabung dan berinteraksilah bersama kami (Klik logo kami)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALA ITU

Angin berdesir kala itu Aku tahu kau suka angin itu Semilir menerpa jilbab panjangmu itu Senyuman kecilmu tanda kau suka itu Aku ingin berta...