Selasa, 29 Maret 2011

Macapat “Pocung”

1300853996824929828

Ilustrasi Macapat Punakawan By.

Marilah kita awali menyerap semua ilmu yang tersirat dan tersurat dengan satu kata IKHLAS, dari guru yang tak pernah kau ketahui dari mana datangnya, mungkin saja kau sudah menemukan guru kala kau sedang tak sengaja melihat keikhlasan dari tukang Parkir, atau kamulah pahlawan bagi anak-anakmu dan keluargamu yang selalu tersenyum dan girang tiap anda pulang kerja dengan membawakan martabak manis kesukaan keluarga anda, dan teriakan sukacita anakmulah yang menjadi semacam bintang tanda jasa kepahlawanan, ayooo…ambilah Ibrah dari semua kejadian apapun yang kau lalui dalam hidupmu.

Untuk menetralisir hal-hal&tingkah para penggede yang sampai siang ini masih sulit aku dan kalian cerna dalam nalar kita, kasuskasus hukum besar yang tak ada kelanjutan, Gayuslah, Centurylah, Susulah, bingung menyaksikan perang saudara di libya, ikut prihatin menyaksikan kelanjutan bocornya reaktor nuklir di Fukushima penderitaan babak baru setelah tsunami melanda Jepun, aku akan mendendangkan sebuah lagu klasik Macapat Pocung :

Ngelmu iku…

Kelakone kanti laku…

Lakune klawan khas…

Tegese khas nyantosani…

Setyo budyo pangekese dur angkoro…

: “ Ilmu nan tak tertulis itu, tanpa laku-laku, liku-liku teori,tapi lelakunya ialah berenang dalam samudra ilmu pengetahuan yang hayat dan mereguk habis semua lelaku itu sendiri”.

“Demikianlah lelaku ilmu tak tertulis, memberikanmu harga menjadikanmu berbudi daya, yang menjadi tangan-tangan kuasa penghancurnya angkara….”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALA ITU

Angin berdesir kala itu Aku tahu kau suka angin itu Semilir menerpa jilbab panjangmu itu Senyuman kecilmu tanda kau suka itu Aku ingin berta...