Rabu, 09 Maret 2011

Oh… Mahiya

12991077261793953274
Create with sotoshop by. Edi Siswoyo

Kecantikan seperti apa nian yang kau sembunyikan, tersamarkan dibalik badai, engkau hakikat lain yang lebih agung dari sesuatu yang agung. Badai hati itu…

Apakah ada saat-saat yang lebih menyengsarakan lagi…? selain pekikan rasa sakit sarat kasih karena hantaman rindu. Tangisan seperti apa lagi yang menggundahgulanakan…? itukah airmata yang tercurah untukmu dirimu itu, kekasihku. Ataukah segala musabab ini kaulah penyebabnya, kekasihku pengukir jiwaku.

Apalagi yang hendak cinta ambil dariku….?

***

Dentam-dentum itu jeritan suara perubahan musim, sya..la…la… awan akan beriring - iring berbalik membawa kau kesaihku…kekasihku…, kecupan kecil saja dibibir zaman, dua hati kita bertemu pada saat dunia semakin gelap, lalu kenapa aku dan dirimu tetap besumpah diatas Al-kitab cinta? apakah ini kesejatian hati… kekasih apakah ini kesejatian..?

Kuas-kuas ini tak runcing lagi, kuhanya bisa melukis kekasihku menjadi bayangan, terbang hilang jadi kenangan, berbuat sesuatu pun percuma karena hanya tinggal lara usai hujan pelangi jingga tak membelah hatiku yang sudah kadung mendung, hitam, suram dan bisu. Tak kah mau bidadari syurgaku terbang sedikit rendah, semakin hilang kini kau samar dicekam satu lapis langit, semakin kau jauh semakin detak desir gelora hatiku tergulung ombak rindu.

Oh Mahiya… malam nanti kau hadir dalam mimpi berjuta merpati, dalam rasa kau menghidupkanku dalam mimpi itu, dalam percumbuan madu-madu cinta mengalir mendesir menggantikan merah darah kita, sinar-sinar gairah kuning putih berpendar dari masing-masing tubuh yang sedang dititisi dua dewa-dewi cinta, menerangi mega-mega nan malu menunjukan kemuliaan warnanya.

Oh…Mahiya, Dua merpati terbang kian rendah hinggap di pundakmu dan pundaku, masing-masingnya membisikan kalau kita berdua dalam kegilaan yang sama “Katakanlah Cinta… Aku cinta padamu…”. Aku sukacitakan ketiadataraan saat dua hati saling bertemu, dua pecinta saling berpeluk, dan dua gairah saling memagut, menghentikan putaran waktu, menghilangkan rindu yang merusuhi hati Sang Pecinta.

Oh…Mahiya, katakan cinta itu sekali lagi, lalu kita akan terbang bersama-sama menuju hakikatku dan hakikatmu yang tertingga, gairah-gairah cinta yang melupakan dan dengas-dengus desah nafas cinta menghilang selamanya dalam keabadian, janganlah pernah terjaga kecuali jengkal-jengkal hatiku dan hatimu.

Gumpalan benih-benih penyakit rindu telah tercerabut dari setiap titik dimana ia menempel, pemtemuan dalam mimpi itu adalah perjumpaan semu, tapi bagiku jika kau Mahiyaku…Oh Mahiya… gadis berjuta ungkapan kerinduan bintang, aku selalu menunggumu, memeluk dan menciumku dalam perjumpaan yang sejati.

Hari berjuta mimpi, suatu saat nafas-nafas cinta akan terhenti dan janganlah terlupa untuk selalu menari diantara waktu sebelum Dia mengambil kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALA ITU

Angin berdesir kala itu Aku tahu kau suka angin itu Semilir menerpa jilbab panjangmu itu Senyuman kecilmu tanda kau suka itu Aku ingin berta...